Sinopsis Prophecy of Love Episode 3 - 6

Dan benar saja, setibanya di jembatan itu, mereka melihat Ibunya Lyla sudah mau melompat ke sungai. Untunglah Thee berhasil menangkapnya tepat waktu. Tapi Bibi terus melawan hingga membuat Thee hampir ikut terjatuh.


Rose sontak menangkapnya dan mereka pun saling bahu-membahu menarik Bibi hingga mereka saling menindih satu sama lain. Tapi Bibi pantang menyerah dan masih mau melompat lagi.


Syukurlah Lyla akhirnya datang dan menangkap Ibu sebelum ia melompat lagi. Tapi Ibu terus berusaha melawan, bertekad mau mati saja, dia sudah menghancurkan hidup Lyla.

"Maafkan aku! Maaf, aku tidak bermaksud bicara kasar pada Ibu. Aku masih ingin memiliki ayah dan ibu."

"Tapi kau lebih memilih reputasi palsumu!"

Rose meyakinkan Bibi bahwa Lyla memilih Bibi. Jika tidak, Lyla pasti tidak akan datang kemari. Lyla meyakinkan Ibu bahwa dia sudah tidak peduli lagi dengan apapun yang digosipkan orang tentangnya.

Dia bahkan tanpa ragu mengumumkan pada para pejalan kaki yang memotreti mereka bahwa wanita ini adalah ibunya. Seorang ibu yang memiliki putri jahat dan tidak berbakti seperti dirinya.


Dulu dia berusaha keras untuk meningkatkan reputasinya, dia bekerja keras untuk menghasilkan banyak uang untuk keluarga mereka. Dia ingin membuat orang-orang yang menghina keluarga mereka jadi iri pada mereka.

Dia yang salah karena jadi terlalu tergila-gila pada hal itu hingga dia berpikir kalau dia terlahir dari keluarga bangsawan. Karena itulah dia tidak berani pulang dan tidak berani menemui Ibu.

Dia takut orang-orang akan mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Sekarang dia terkenal dan memiliki segala hal yang dia inginkan. Tapi dia tidak punya siapapun di sisinya. Dan sekarang saat dia jatuh, semua orang membulinya dan merendahkannya.

"Tolong maafkan aku, Bu. Maaf karena aku menjadi putri yang buruk. Tolong maafkan aku, Bu. Aku akan kembali menjadi Bualan Kaenkham, putri Ibu yang sebelumnya. Maafkan aku, Bu. Aku tidak punya siapapun selain Ibu." Lyla pun langsung bersujud di bawah kaki Ibu dengan penuh penyesalan.

Hati Ibu pun luluh dan langsung memeluk putrinya itu. "Baik kau Buala atau Lyla, kau akan selalu menjadi putriku. Tapi kau juga punya ayah. Ayahmu sakit parah. Pulanglah dan jenguk dia untuk yang terakhir kalinya."

"Ayo kita pulang bersama, Bu." Lyla langsung membantu Ibu berdiri dan memeluknya dengan penuh haru.


Tapi Ti mendadak panik saat melihat orang-orang yang mulai mengalihkan perhatian ke Thee. Sebaiknya mereka pergi sekarang. Tapi saat Thee mau membawa Rose pergi, mereka baru menyadari tangan Rose berdarah gara-gara insiden tadi.


Paul dan Kratai baru tiba di rumah sakit saat mereka baru keluar dari UGD. Paul langsung kesal sama Thee karena membuat Rose terluka padahal dia sudah mempercayakan Rose pada Thee.

Rose meyakinkan Paul kalau ini cuma kecelakaan dan cuma luka kecil kok. Dia tetap bisa bekerja seperti biasanya. Paul mau ngomong tapi bibirnya yang kena tonjok Kratai tadi, mendadak sakit lagi. Rose penasaran dia kenapa?

"Cuma kecelakaan kecil. Ada beberapa orang yang sebaiknya kita jauhi karena mereka cuma bawa sial saja." Sindir Paul sambil melirik Kratai dan Thee.

"Jaga omonganmu! Pacarmu yang mengambil resiko pergi sendiri. Baguslah aku pergi bersamanya. Jika tidak, pacarmu mungkin sudah tertabrak mobil di jembatan kayak pisang geprek."

"Kalau aku jadi pisang geprek, kau mungkin sudah terjatuh dan tenggelam di sungai."

Mereka hampir saja mau tengkar lagi kalau saja Lyla tidak segera menengahi mereka dan menyatakan dirinyalah yang bersalah. Karena itulah, Lyla minta maaf pada mereka semua.


Rose tidak mempermasalahkannya, yang penting Ibunya Lyla sudah aman sekarang. Chang baru datang saat itu. Dia tahu gara-gara melihat fotonya Thee yang disebar di internet. Apa yang terjadi? Apa mereka lagi syuting lakorn?

"Tidak." Sangkal Ti.

"Singkatnya begini. Aku dan Rosita membantu Ibunya Khun Lyla."

"Membantu Ibunya khun Lyla?" Semua orang kompak kaget mendengarnya. Chang bingung, bukankah mereka bilang kalau Lyla adalah...

"Kalian pikir aku penjahatnya?! Terserahlah! Akan kuceritakan kebenarannya, tentang kenapa aku terus menerus mencari Khun Rose."


Mereka pun duduk bersama sembari mendengarkan pengakuan Lyla. Nama aslinya adalah Buala Kaenkham. Dia lahir dan tumbuh di Khon Kaen. Orang tuanya adalah petani.

7 tahun yang lalu, dia pergi ke Bangkok untuk mencari pekerjaan dan mendapatkan pekerjaan di pabrik tekstil. Dia bekerja di sana sekitar satu tahun sebelum kemudian dia mendapatkan pekerjaan baru di Korea sebagai pembantu.

Dia bekerja di sana selama beberapa waktu lalu menikah dengan seorang pria tua yang kejam dan selalu memukulinya. Dia ingin bercerai, tapi dia tidak punya siapapun di sana.

Tapi keberuntungan masih berpihak padanya. Pria itu kena serangan jantung dan meninggal dunia. Lalu dia menggunakan warisan pria itu untuk oplas. Dia lalu kembali ke Thailand, mengganti namanya, menyewa seseorang untuk membuatkannya sertifikat dan ijazah palsu. Dia menggunakan pengetahuannya tentang kain untuk memulai brand Lyla.


"Tapi kenapa kau harus berbohong bahwa kau seorang konglomerat lulusan luar negeri? Latar belakangmu tidak begitu buruk, kau layak mendapatkan penghargaan sebagai seorang pejuang."

"Karena orang-orang jaman sekarang selalu menilai orang lain dari penampilan, status keluarga dan latar belakang leluhur mereka."

Jika Lyla berkata bahwa dia seorang designer yang dulunya cuma seorang karyawan pabrik dan lulusan SMA yang tidak pernah studi desain, orang-orang pasti akan meremehkannya bahkan sebelum mereka melihat karya-karyanya.

Tapi begitu dia menciptakan profil baru, orang-orang mempercayainya dengan mudah. Selama bertahun-tahun, orang-orang benar-benar percaya bahwa dia adalah Lyla, tapi sekarang segalanya hancur.

 
"Mengakulah sejujurnya, kau berpikir kalau Khun Rosita mengetahui semua rahasiamu saat dia meramalmu di acara pembukaan mall. Makanya kau menyewa orang untuk membunuhnya di rumahnya. Dan begitu dia pindah ke hotel, kau menyewa orang untuk membunuhnya lagi."

Lyla menyangkal. "Waktu aku mendengar berita tentang Khun Rose, aku juga mencemaskannya."

Tapi kalau begitu, kenapa Lyla kembali ke hotel pada malam Rose diserang dan waktu mereka bertemu di lift, Lyla juga menelepon seseorang dan memberitahu orang itu bahwa dia sudah menemukannya dan akan menanganinya sendiri.

Lyla menjelaskan bahwa yang bicara di telepon dengannya waktu itu adalah sepupunya dan yang mereka bicarakan adalah ibunya. Waktu itu dia panik saat melihat ibunya mendadak datang ke lokasi syuting yang berada di hotel.


Makanya dia melarikan diri sore harinya, dia menumpang mobilnya Thee waktu itu. Tapi sepupunya bilang kalau Ibu menolak pergi, makanya Lyla kembali ke hotel malam harinya untuk mencari ibunya.

Dia memberi Ibu uang dan menyuruh Ibu menunggunya di jalan belakang sementara dia mengambil mobil. Dan saat itulah dia tidak sengaja bertemu Rose di lift.


Kalau begitu, Chang menduga bahwa Lyla hanya mengirim ancaman pada Rose dan menyewa seseorang untuk melempar batu ke tokonya Rose dan membuntuti Rose.

Lyla menyangkal, dia malah kaget mendengar hal-hal seperti itu terjadi pada Rose. Dia bersumpah bahwa dia tidak pernah punya pikiran buruk terhadap Rose.

"Tapi si pelempar batu mengenakan jaket yang sama persis dengan yang kukenakan waktu syuting lakorn. Dan kau adalah penata gaya di lakorn itu."

"Aku benar-benar tidak tahu tentang itu. Mungkin itu cuma kebetulan karena jaket itu bukan dari brand-ku. Dan lagi, aku tidak selalu memegang semua baju untuk drama itu. Jadi siapapun bisa memakainya. Dan alasanku ingin dekat denganmu adalah karena aku ingin menjadi temanmu. Aku berani bersumpah, tidak masalah kalau kau ingin aku menyentuh mawar lagi."

Chang rasa itu tidak perlu. Polisi setempat pasti akan bisa menemukan pelakunya. Lyla bersedia bekerja sama sepenuhnya. Tapi dia perhatikan... sepertinya Rose dan Thee tampak sangat dekat dan akrab belakangan ini.


Lyla rasa Thee juga patut dicurigai, mungkin saja dia yang menyerang Rose. Rose mengaku kalau dia memang tidak mempercayai Thee 100%, Lyla melihat mereka bersama itu cuma kebetulan saja.

"Benar, aku cuma mengikuti situasi. Bersamanya rasanya seperti membawa bom waktu, aku tidak tahu kapan akan meledak."

Paul jadi kesal dan hampir saja mau membahas masalah Thee yang membawa Rose tinggal di rumahnya, tapi Ti buru-buru menyela sebelum dia sempat mengucap apapun. Berhubung masalahnya sudah clear, jadi lebih baik mereka semua berpisah dan pulang. Ayo pergi!


Rose pun pergi bersama Paul. Tapi di tengah jalan, tiba-tiba dia menyadari ada mobil yang membuntuti mereka. Auay-lah yang membuntuti mereka itu. Tapi... err, sepertinya dia memang kurang pintar, dia bahkan tidak sadar dirinya sudah ketahuan dan terus membuntuti mereka sampai Paul berhenti di pom bensin terdekat.

Dia melihat Rose keluar ke toilet sementara Paul menunggu di mobil. Dan dia terus membuntuti mereka sampai mereka kembali ke hotel. Auay langsung menelepon bosnya dan dengan memberitahu bosnya bahwa Rose kembali ke hotel.

Dia sinis berpikir kalau Rose itu bodoh karena kembali ke tempat yang paling berbahaya. Tapi sedetik kemudian dia mendadak bungkam dengan shock saat melihat yang keluar dari mobilnya Paul bukan Rose, melainkan Kratai yang menyamar jadi Rose. Wkwkwk! Auay kesal menyadari dirinya sudah dibodohi.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments