Sinopsis Prophecy of Love Episode 3 - 4

Tak lama kemudian, Lyla membawa Rose ke lokasi pemotretan. Rose minta maaf karena tidak sopan, tapi butiknya Lyla bagus banget. Makanya dia melihat-lihat. Lyla tidak mempermasalahkannya, Rose pasti bosan menunggu lama. Jadi lebih baik Rose di sini saja dan melihatnya bekerja. Pasti akan lebih menyenangkan.


Rose canggung mendengarnya. Tapi tak ada yang bisa dia lakukan sekarang. Tepat saat itu juga, Lyla mendapat pesan singkat dari seseorang: Menghilang lagi. Lyla lalu mengetik beberapa kombinasi angka dan huruf lalu menelepon seseorang.


Rose berusaha mengintipnya, tapi Lyla dengan cepat menyembunyikan layar HP-nya dan menyilahkan Rose duduk. Tapi kemudian, Lyla menaruh tas dan HP-nya di mejanya Rose sebelum kemudian mengecek baju-bajunya. Kesempatan banget. Rose langsung memanfaatkan saat itu untuk mengotak-atik HP-nya Lyla tapi dia tidak tahu password-nya.

Pegawainya Lyla tiba-tiba mengaku ada satu baju yang lupa dia bawa dari rumahnya Lyla. Lyla jadi kesal. Si pegawai menawarkan diri untuk mengambil baju itu. Tapi Lyla menolak dengan ketus dan akhirnya terpaksa dia harus meninggalkan lokasi sebentar untuk mengambil bajunya.


Rose jadi punya banyak kesempatan untuk mencobai berbagai kombinasi password. Tiba-tiba dia ingat dengan kombinasi angka dan huruf yang diketik Lyla lagi dan mencobanya.

Dan ternyata benar. HP itu akhirnya terbuka juga. Rose langsung melihat-lihat isi galerinya tapi tidak mendapati ada yang aneh. Dan pesan yang ada cuma dari seseorang yang mengabarkan bahwa Ibu menghilang lagi.


Rumahnya Lyla sepertinya dekat karena dia kembali dengan cepat, Rose pun buru-buru menutup HP itu sebelum ketahuan. Masalah baju selesai, sekarang malah modelnya yang belum datang. Lyla jadi kesal. Tapi kemudian dia melihat Rose dan langsung mendatanginya. Rose langsung tegang. Ketahuan kah?


Usai fan meeting, Thee melihat Rin hendak pergi dan ditelepon seseorang yang sepertinya mencurigakan. Tapi Thee tidak terlalu memikirkannya. Apalagi Rose menelepon saat itu dan to the point minta pertolongan. Thee sontak bergegas pergi, apa yang terjadi?

"Khun Lyla menyuruhku jadi model untuk koleksi terbarunya, menggantikan modelnya yang mengalami kecelakaan." ujar Rose yang saat itu sudah didandani.

Thee lega sekaligus geli mendengarnya. Masalahnya, Rose tidak menemukan bukti apapun tadi. Jadi bisakah Thee membantunya.

"Kupikir terjadi sesuatu yang buruk padamu. Selalu saja membuatku khawatir." Gerutu Thee.

"Hah? Kau bilang apa?"

"Tidak ada. Apa yang harus kulakukan?"

"Dengar baik-baik."


Tak lama kemudian, Rose memulai pemotretannya tapi dia kaku banget. Dia rasa lebih baik dia merangkai bunga saja, dia takut akan merusak brand-nya Lyla.

Lyla meyakinkan bahwa itu tidak akan terjadi. Rose cantik dan sangat cocok dengan tema koleksi terbarunya, yaitu bunga. Baiklah, Rose akhirnya setuju melanjutkan pemotretannya. Tapi tepat saat itu juga, Lyla dipanggil pegawainya. Lyla pun bergegas mau kembali ke rumahnya.


Rose diam-diam merebok hiasan bajunya biar dia ada alasan menyusul Lyla dan mencoba membujuk Lyla untuk mengundangnya ke rumahnya. Lyla tampak agak ragu tapi untunglah dia tidak curiga apapun dan akhirnya menyilahkan Rose masuk... tanpa menyadari Rose sebenarnya sedang menyelundupkan Thee.
Karena tadi Lyla menolak pegawainya yang ingin mengambil baju ke rumahnya, Rose menyimpulkan kalau Lyla tidak mau ada orang masuk rumahnya. Karena itulah Rose yakin bukti itu pasti bisa mereka temukan di rumahnya.


Mumpung Lyla sibuk membenahi baju yang robek itu, Thee menyelinap masuk ke kamarnya Lyla. Tidak ada yang aneh juga di antara barang-barangnya Lyla. Tapi saat dia membuka laptopnya, dia mendapati ada satu folder yang judulnya cuma R... Rosita?

Tapi saat Thee membuka file foto-fotonya, dia malah bingung mendapati itu ternyata foto-fotonya Lyla bersama Rin yang tampak sangat akrab. Err... atau lebih tepatnya, tampak mesra.

Jadi R itu Rin? Jelas Rin sudah berbohong padanya. Tapi kemudian ada beberapa foto misterius. Rin tampak mesra bersama seorang pria. Sayangnya pria itu hanya kelihatan punggungnya. Siapa pria ini?


Rose mengomentari interior rumah Lyla yang bagus. Di mana dia mendapatkan interior designer? Lyla menyangkal, dia mendesain rumahnya sendiri dan menyewa beberapa tukang untuk membantunya.

"Oh, aku lupa kalau kau seorang creative artist."

Ucapannya itu kontan membuat Lyla teringat akan ramalannya Rose. "Kau pernah meramalku, kau mungkin tahu aku dengan baik. Kalau begitu, kau mungkin tahu kalau aku tidak punya banyak teman. Bisakah kita berteman?"

Tentu saja. Rose setuju. Tepat saat itu juga, Lyla ditelepon seseorang yang menyuruhnya segera kembali ke lokasi pemotretan. Berhubung bajunya juga sudah selesai dijahit, Lyla langsung mengajak Rose kembali bekerja sekarang.

"Sedangkan kita berdua, kita bisa lanjut setelah pekerjaan selesai."


Rose iyain ajalah. Tapi Lyla tiba-tiba mau ke kamar untuk mengambil barang. Rose sontak panik berteriak memanggilnya, Thee langsung panik. Tapi untunglah Rose berhasil menjauhkannya dari kamar dengan pura-pura minta dianterin ke kamar mandi.

Dia bahkan meminta Lyla untuk tetap di luar kamar mandi dan menemaninya dengan alasan siapa tahu dia butuh sesuatu, perutnya sakit banget soalnya. Dia juga tidak tahu cara menggunakan toiletnya. Dia sudah merusak gaunnya Lyla, dia tidak mau merusak toiletnya Lyla.

Lyla bingung mendengarnya. Tapi untunglah dia tidak curiga apapun. Tepat setelah Rose masuk toilet, Lyla ditelepon sama Ti yang berusaha membantu Thee untuk menyita waktunya Lyla.

Masih ada kesempatan, Thee sekarang mengecek tasnya Lyla dan mendapati passport yang identitasnya sudah tergunting itu. Potongan-potongannya ternyata masih belum terbuang dan Thee langsung berusaha menyatukan potongan-potongan itu.

Mumpung Lyla sibuk dengan teleponnya, Rose mengendap keluar dan naik ke kamarnya Lyla. Thee langsung menunjukkan penemuannya. Passport itu atas nama Buala Kaenkham.

Thee langsung ingat sama si bibi yang mencari anaknya yang bernama Buala. Jangan-jangan... Buala adalah Lyla?


Tiba-tiba terdengar suara Lyla memanggil-manggil Rose. OMG! Mereka bakaln ketahuan kah? Mereka langsung bersembunyi di kamar mandi. Rose terpaksa harus keluar dengan alasan mencari tisu toilet, yang di bawah habis, perutnya sakit banget. Makanya dia mencari kamar mandi lain.

Maaf dia tidak bilang-bilang. Tadi dia lihat Lyla lagi bicara di telepon dan dia tidak ingin menganggu. Lyla agak aneh mendengarnya, tapi untungnya dia tidak curiga.

Rose buru-buru mengajaknya balik kerja. Tapi Lyla masih mau mengambil barangnya yang berada di dekat kamar mandi dan sekilas melihat bayangan dari celah bawah pintu.

 

Untungnya dia tidak terlalu memikirkannya. Tapi Thee malah ceroboh dan hampir saja menjatuhkan gantungan baju. Lyla mendengarnya dan jelas langsung curiga.

Rose panik, berusaha meyakinkan Lyla kalau dia tidak mendengar apapun. Tapi Lyla yakin dengan pendengarannya dan langsung membuka pintu kamar mandi.

Thee bersembunyi di belakang pintu sehingga Lyla tidak melihatnya dan untungnya tepat saat itu juga, pegawainya Lyla muncul mengabarkan kedatangan si bibi yang mengaku sebagai ibunya Lyla.


Lyla jadi panik dan bergegas pergi. Rose pun langsung menyusulnya. Rose meyakinkan si pegawai untuk menyusul Lyla duluan saja. Si pegawai mempercayainya dan langsung menyerahkan kunci rumah ke Rose. Thee lega dan bisa keluar dengan aman.

"Hampir saja ketahuan. Bisa tidak kau lebih berhati-hati?" Omel Rose.

"Itu cuma kecelakaan. Aku sudah membantumu."

Ti yang baru saja melihat Lyla keluar, langsung menelepon Thee dan menyuruhnya untuk segera keluar dari rumah itu sekarang juga. Bisa tidak sih Thee berhenti mencampuri hal-hal yang bukan urusannya? Apa coba manfaat yang dia dapatkan dari kepo?

"Ada. Sekarang ini Khun Lyla ternyata tidak seperti yang kita pikirkan. Dia menyamar dan berbohong pada semua orang. Jika dia bisa melakukan ini, ada kemungkinan dia adalah pembunuh bermuka dua."


Memikirkan Lyla yang pergi dengan begitu terburu-buru, Rose yakin pasti terjadi sesuatu yang penting. Mungkin si bibi itu ada hubungannya dengan rahasianya. Rose langsung pergi menyusul Lyla. Thee pun bergegas pergi menyusul Rose dan mengabaikan Ti yang frustasi.

Bersambung ke part 5

Post a Comment

0 Comments