Setibanya di rumah ibunya, Thien malah mendapati barang-barangnya sudah dikemas dikardus-kardus dan Ibu memerintahkannya untuk tinggal di rumah Muey sekarang. Thien menolak, tidur semalam di sana saja sudah cukup buruk.
"Ibu tidak akan memberimu warisan sepeser pun. Rumah yang kau tinggali dan mobil yang kau kendarai adalah milik ibu dan ibu akan mengambil semuanya kembali." Ancam Ibu.
Kaget, Thien langsung berpaling ke Rit dan mencoba meminta bantuannya. Tapi bahkan sebelum Rit sempat bicara, Ibu mengancam akan memecat Rit sebagai anak jika dia berani memihak Thien.
Rit sontak berubah haluan dan menyatakan setuju sama Ibu dan memerintahkan Rit untuk menuruti perintah Ibu. Thien mencoba berpaling ke kakak iparnya, tapi tentu saja dia ngikut suaminya.
Ibu puas. "Tidak ada seorangpun yang membantumu. Cepetan pergi dan belajarlah melakukah pekerjaan rumah tangga juga, jangan cuma jadi beban untuk mereka."
Jadilah Thien terpaksa kembali ke rumah Muey, tapi tidak masalah, toh ini cuma untuk sementara waktu. Tapi tiba-tiba mau membuka lemari, Muey sontak panik berusaha mencegahnya.
Tapi Thien malah tetap membukanya dan BRUK! Tertimpa banyak sekali barang-barangnya Muey yang dijejalkan di sana. Maaf, soalnya tadi Muey dikasih tahu dadakan kalau Thien akan tinggal di sini, makanya dia tidak sempat menata semua barangnya.
Tapi tiba-tiba Muey melotot panik melihat dalemannya tersampir di bajunya Thien. Thien jadi takut melihat pelototan ketakutan Muey, ada apa? Dia mau melirik tapi Muey panik melarangnya melirik.
Thien jadi tambah takut mengira ada kecoak di bahunya dan langsung heboh jejeritan sambil mengayunkan tangannya kesana-kemari, membuat Muey jadi tidak bisa mengambil dalemannya... hingga akhirnya daleman itu berakhir di tangan Thien. Muey jadi malu.
Pondet baru pulang tapi malah mendapati ada surat cerai di atas mejanya. Yada juga sudah mengemasi barang-barangnya. Pondet sontak murka dan langsung mendatangi apartemennya Yada dan merobek-robek surat cerai itu. Dia tidak akan menceraikan Yada dan membiarkannya berbahagia!
Dia langsung menyeret Yada untuk pulang bersamanya. Yada berusaha melawan dan menelepon polisi tapi Pondet dengan cepat merebut ponselnya dan menghancurkannya.
Dia lalu mengambil baju-baju dan segala aksesorisnya Yada lalu membakar semuanya dan mengancam akan membakarnya kalau dia berani memikirkan perceraian lagi.
Thien dan Muey pulang ke rumah Thien di Bangkok. Setelah melepaskan peliharaan masing-masing, Muey tiba-tiba memandang Thien, tapi Thien mengabaikannya dan langsung masuk kamar.
Tapi sepertinya ada yang ketinggalan, Thien pun mau keluar kamar saat tiba-tiba saja Muey membuka pintunya dan jadilah Thien kejedot pintu. Aduh, maaf, nggak sengaja, sakit yah?
"Kau mau apa?"
"Aku melihatmu membawa barang-barang ke kamarmu."
"Terus?"
"Terus... aku... aku..."
"Kau ingin tidur sekamar denganku?"
"Aku hanya melakukan apa yang disuruh Bibi Jee. Bibi Jee bilang bahwa kita sudah menikah sekarang, kan? Jadi kita..."
"Kau tidur di kamarmu sendiri. Tidak nyaman tidur sekamar. Kita sekarang di Bangkok, bukan di Phuket. Jadi berhentilah berakting."
Thien langsung mendorong Muey keluar kamarnya. Tapi Muey masih cemas. Bagaimana kalau orang itu memata-matai mereka di rumah ini?
"Muey, orang itu manusia dan bukan tokek. Mereka tidak bisa merangkak di dinding dan memat-matai kita." Dingin Thien lalu menutup pintunya.
Thien menaruh Snow, kucing peliharaannya, di meja taman sambil melanjutkan pekerjaannya. Tiba-tiba dia melihat Muey sedang mengejar-ngejar Oyuot gara-gara tuh anjing mencuri kertasnya.
Thien langsung sinis membanding-bandingkan Oyuot yang nakal dan Snow yang selalu tenang, dan menyuruh Muey untuk memberikan Oyuot buat diadopsi orang lain saja.
"Kejam!" Bisik Muey.
"Kau bilang apa? Aku dengar barusan!"
"Aku tidak bilang apa-apa kok."
Tapi tiba-tiba Snow melarikan diri dikejar-kejar Oyuot. Thien dan Muey sontak panik berusaha mengejar mereka sampai keluar rumah. Tapi Muey malah melihat ada mobil melaju cepat ke arah Snow dan Oyuot.
Muey langsung lari semakin kencang, berusaha menyelamatkan Snow. Thien pun langsung mengejar mereka. Muey berhasil mengambil Snow bersamaan dengan Thien yang mengambil Oyuot dan mobil itu semakin mendekat.
Muey sontak menjerit ketakutan, Thien refleks berguling ke depan, menggunakan dirinya untuk melindungi Muey dari tabrakan... tapi syukurlah si supir berhasil mengerem tepat waktu. Fiuh! Syukurlah. Si supir langsung keluar dengan panik, takut mereka terluka.
"Kami baik-baik saja. Maaf. Adikku memang ceroboh."
Muey hampir menangis gara-gara kejadian barusan. Thien tampak benar-benar cemas dan lega saat melihatnya baik-baik saja. Dia lalu menukar peliharaan mereka dan mengajak Muey pulang.
Kebaikan Thien barusan membuat Muey semakin kagum pada Thien. "Bagiku, di balik kekejaman P'Thien, ada kebaikan yang tersembunyi. Seperti misalnya Oyuot yang tidak pernah P'Thien sukai sejak hari pertama."
Flashback.
Dulu Oyuot adalah anjing liar yang sering dikasih makan sama Muey. Suatu hari setelah memberi dia makan, Muey langsung mengejar Thien. Tapi Oyuot juga langsung mengejarnya dan langsung menggelandot ke Thien.
Thien jadi kesal dan langsung mengomeli Muey, memerintahkan Muey untuk mengurus anjing itu. Muey memberitahu Oyuot untuk tidak mengikutinya, lalu bergegas menyusul Thien.
Tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba ada sebuah mobil melanju kencang dan menabrak Oyuot. Thien yang tadinya kesal sama anjing itu, seketika berubah cemas dan bergegas menolongnya.
Mereka langsung membawanya ke klinik hewan dan setia menungguinya sampai dia selesai diobati. Muey langsung minta izin Thien untuk memeliharanya. Thien menolak, takut anjing ini akan memakan Snow. Muey pantang menyerah dan terus berusaha membujuknya, Oyuot pun berusaha membujuk Thien dengan kakinya. Tapi keputusan Thien sudah bulat.
Namun beberapa hari kemudian, Thien tiba-tiba pulang dengan membawa Oyuot yang sekarang sudah sehat kembali. Muey bahagia banget menyambutnya. Thien langsung pergi setelah itu, pura-pura cuek.
"P'Thien, terima kasih banyak!"
"Aku membawanya pulang buat jaga rumah, bukan untukmu!"
Muey jelas tak percaya. "Aku tidak tahu mengapa aku menyukaimu (Oyuot) sejak pertama kali bertemu. Mungkin karena kau dan aku sama. Pada akhirnya, kita sama-sama tertarik pada orang baik. Orang baikku adalah Bibi Jee (Ibunya Thien). Sedangkan orang baikmu adalah P'Thien."
Flashback end.
"Kebahagiaan dalam mencintai seseorang adalah melihat sisi baik mereka. Biarpun orang lain tidak bisa melihat kebaikan mereka."
Bersambung ke episode 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam