Sinopsis Prophecy of Love Episode 2 - 7

Di luar, Pat mendapati suaminya baru keluar dari toilet. Err... Phol tampak aneh dan gugup entah karena apa. Tapi Pat tidak memperhatikannya saking hebohnya mau memberitahunya tentang kejadian barusan.


Pada saat yang bersamaan, Khun Ying dan suaminya juga baru keluar dari hotel itu. Anak buahnya baru menyusul tak lama kemudian dengan agak terengah-engah.

Entah dia dari mana, tapi dia pakai baju serba hitam dan topi hitam seperti si yang dipakai si pelaku.  Lyla juga tampak terburu-buru pergi dari hotel itu entah karena apa. (Hmm, semua orang mencurigakan)


Wuttikorn berkata kalau dia datang kemari untuk makan malam dan Auay hanya menjemputnya seperti biasanya. Dan dia minta maaf pada Rose jika anak buahnya ini menakutinya.

Auay bahkan menawari polisi untuk mengecek latar belakang senjatanya ini, jelas dia percaya diri karena dia punya segala dokumen resmi tentang kepemilikan senjatanya ini.

"Kau datang untuk menjemput Tuan Wuttikorn, lalu kenapa kau muncul di depan kamarnya Rose?" Curiga Paul.

Auay santai mengklaim kalau dia hanya tersesat. Dia salah lantai. Begitu dia sadar kalau dia salah kamar, dia bergegas balik. Mana mungkin dia penjahatnya, dia bahkan tidak tahu kalau Rose tinggal di sini.

Kemarin dia memang mendatangi tokonya Rose, tapi pegawainya Rose bilang kalau Rose pergi ke luar negeri. Rose percaya, Kheng memang sudah memberitahunya tentang kedatangan Auay kemarin.


Thee tidak percaya sedikitpun, jelas-jelas semua ini rencana Auay. Tidak mungkin segalanya serba kebetulan. Auay sinis memperingatkan Thee untuk jaga bicaranya atau dia akan menuntut Thee. Dan bagaimana dengan Thee sendiri, dari mana dia tahu Rose tinggal di sini? Tidak mungkin kebetulan kan?

"Aku yang memberitahunya." Aku Kratai. "Aku tahu karena aku mengikuti Khun Patsita untuk membuka kamarnya Khun Rose. Karena Khun Patsita menginginkan kamar ini untuk tamunya."

Chang mengaku kalau Kratai disuruh Thee untuk meneleponnya bahwa Rose berada dalam bahaya. Maknaya dia bergegas membawa pasukan polisinya kemari. Kalau Thee ingin menyakiti Rose, kenapa juga dia menelepon polisi?

Auay sinis mendengarnya. "Kalau polisi memihak temannya seperti ini, aku pasti akan bermasalah."

Wuttikorn dengan tenang meminta mereka semua untuk melihat masalah ini dari kedua sisi secara adil. Chang meyakinkan bahwa dia akan menangani kasus ini secara adil, mereka pasti akan menemukan siapa yang salah dan siapa yang benar.


Tak lama kemudian, semua orang berkumpul melihat rekaman CCTV. Dari situ mereka melihat Auay masuk lift dan Thee melihatnya. Pada saat yang bersamaan, Rose terlihat masuk ke kamar dengan diikuti si penjahat.

Dari sini jelas bukan Auay atau Thee penjahatnya. Auay memang ada di depan kamarnya, tapi dia tidak masuk. Thee-lah yang masuk. Lalu tak lama kemudian, si penjahat terlihat kabur dan bertubrukan dengan Auay yang berjalan di depan kamarnya.

Si penjahat terlihat kabur lewat tangga darurat, tapi dia tidak terlihat di lantai bawah. Jadi kemungkinan dia melarikan diri lewat lantai lain. Sayangnya, si penjahat tetap tidak kelihatan di mana-mana setelah itu.


Auay puas banget, tapi dia pura-pura pasang wajah melas. Sayang sekali mereka tidak bisa menemukan penjahat yang menyakiti Rose. Siapa yah pelakunya?

Thee kesal. Tapi tak ada yang bisa dilakukannya. Chang lalu membawa Thee dan Kratai pergi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Tepat setelah para polisi pergi, Pat baru tiba bersama Phol.


Pat sontak ngamuk-ngamuk memarahi Paul karena membiarkan masalah ini terjadi di hotel mereka. Kalau sampau para reporter dan tamu-tamu hotel mereka tahu, bisa tamat riwayat mereka.

"Kalau kau komplain hanya untuk menyelamatkan mukamu, mending kau komplain saja di rumah." Kesal Paul.

Pat jadi kesal dan hampir saja menyerang Paul kalau saja Phol tidak cepat menariknya. Phol berusaha meyakinkan Pat bahwa tak ada seorangpun yang menginginkan ini terjadi.

Tapi Pat masa bodoh dan terus saja mengamuk sambil melepaskan dirinya dengan kasar hingga dia tak sengaja menyenggol lengan Phol. Hmm, sepertinya dia menyenggol terlalu keras sampai Phol tampak agak kesakitan.

Paul dengan kesal meyakinkan Pat kalau dia pasti akan melindungi kepentingan hotel mereka dan dia pasti akan menangkap penjahatnya. Tapi sekarang ini mereka masih harus menunggu penyelidikan polisi. Paul dengan senang hati menawarkan bantuannya jika mereka butuh bantuan apapun.


Ran hendak kembali ke kamar hotelnya saat tiba-tiba saja dia mendengar suara Kratai yang membicarakan tentang Auay. Ran sontak panik menyembunyikan dirinya di balik tembok dengan ketakutan.

Kratai sungguh tidak menyangka Auay kembali setelah 5 tahun menghilang dan sekarang dia jadi lebih jahat. Kratai yakin Auay-lah yang melakukan segala hal buruk itu pada Rose.

"Terima kasih masih mengingatku. Kau tambah cantik sekarang." Sinis Auay yang mendadak muncul dan langsung mendekati Kratai.

Thee sontak panik menarik Kratai mundur dan melindunginya. "Jangan sentuh dia! Jika tidak, tidak akan kubiarkan kau hidup!"

"Kenapa? Dendam? Takut kau tidak bisa melindungi siapapun?" Ejek Auay.

Thee refleks mau menyerangnya, tapi Chang dan Kratai cepat-cepat menahannya. Thee dengan geram bersumpah akan menyeretnya ke dalam penjara.
Auay tidak takut sedikitpun, dia tidak melakukan kesalahan apapun kok. "Jika aku memang salah, kau mungkin sudah menyeretku ke penjara sejak lama."

"Kau dan aku tidak bisa hidup di dunia yang sama!" Kesal Thee lalu pergi.

Auay pun pergi sambil ngakak puas. Untungnya dia tidak melihat Ran yang benar-benar ketakutan karenanya.


Paul menyarankan Rose untuk memeriksakan lehernya ke dokter. Tapi Rose mau pulang ke rumah dulu, baru nanti periksa ke dokter. Paul tidak setuju, terlalu berbahaya jika dia pulang ke rumah.

Tapi Rose tidak enak merepotkan Paul terus. Lagipula sekarang ini bukan cuma dia seorang yang berada dalam bahaya. Paul, para staf hotel dan para tamu hotelnya juga berada dalam bahaya.

"Tapi di rumah kau cuma tinggal bersama pembantu. Itu terlalu berbahaya daripada di sini. Jangan pedulikan P'Pat."

"Aku akan tinggal semalam di sini. Aku berencana mau mengunjungi Ibu di Perancis besok dan istirahat di sana untuk sementara waktu."

"Kau pikir dia tidak akan bisa membunuhmu jika kau melarikan diri ke Perancis?" Thee mendadak muncul di belakangnya.

Paul kesal. "Kenapa kau kembali?"

"Aku mau buat kesepakatan dengan Rosita."

"Apa?"

"Aku punya tempat yang jauh lebih aman untukmu. Lebih baik daripada rumahmu dan tempat ini."

"Di mana?"

"Bersamaku."

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments