Sinopsis Prophecy of Love Episode 2 - 6

Masih belum mengetahui apa yang barusan terjadi, Paul dan Rose hendak kembali ke kamar hotel dengan sembunyi-sembunyi lewat jalan belakang. Tepat saat Rose hendak masuk lift, Pat mendadak muncul.


Tapi dia belum sempat melihat Rose. Rose pun bergegas bersembunyi dan Paul bergegas membawa Pat menjauh. Tapi kemudian muncul masalah baru, Lyla juga mendadak muncul dan jelas saja keduanya kaget melihat satu sama lain.

Rose jadi gugup, apalagi ekspresi Lyla tampak mencurigakan dan langsung menyinggung kebohongannya. Katanya Rose ke luar negeri. Seharian ini dia mencari Rose. Rose cuma bisa terdiam gugup.

Lyla tampak semakin mencurigakan saat seseorang meneleponnya saat itu. Lyla memberitahu orang di seberang bahwa dia sudah menemukan 'dia' (wanita).

"Sudah seperti ini, akan kutangani sendiri." Ujar Lyla. Hmm, mencurigakan.

Lyla lalu tanya apakah Rose tinggal di hotel ini? Rose berbohong kalau dia hanya mengunjungi temannya. Tapi Lyla malah tambah getol menanyakan temannya Rose menginap di lantai berapa.

Untungnya lift terbuka saat itu. Rose pun langsung lari dan Lyla tak sempat mengejarnya gara-gara terdesak oleh para tamu lain yang masuk ke dalam lift. Rose langsung lari lewat tangga darurat.


Thee baru tiba di hotel dan hendak ke toilet saat tiba-tiba saja dia melihat Auay hendak masuk liift sambil bicara di telepon dengan seseorang yang memberitahunya tentang kamar nomor 804. Thee jelas heran dan curiga. Sedang apa Auay di sini?


Pat ngotot ke Paul mau membooking kamar itu untuk tamu VIP suaminya. Dia bahkan mengaku kalau dia sudah tahu tamunya Paul itu Rose. Dia tahu karena dia punya hak untuk tahu karena dia adalah pemilik hotel ini.

Paul jelas kesal mendengarnya dan mengingatkan Pat bahwa aturan tetaplah aturan. Menjadi pemilik hotel ini bukan berarti dia bisa mengusir tamu seenak hatinya. Mereka tetap harus mengikuti aturan dan sopan santun seperti orang lain.


Pada saat yang bersamaan, Kratai juga memberitahu Thee tentang keberadaan Rose di sini. Dia tinggal di kamar 804. OMG! Itu kamar yang sedang dituju Auay.

Thee jadi cemas dan bergegas naik ke sana. Kratai pun langsung menghubungi Chang. Tapi tepat saat dia hendak masuk lift sambil memberitahu Chang bahwa Thee sedang dalam perjalanan ke kamarnya Rose, Paul mendadak muncul dari lift dan mendengar ucapannya barusan.

"Apa kau agennya Theerut?!" Kesal Paul.


Mengira keadaan aman, Rose pun masuk ke kamarnya tanpa menyadari ada orang yang bergerak cepat menahan pintunya sebelum menutup dan menyelinap masuk diam-diam dan menahan pintunya dengan slot pintu agar tidak terkunci.

Dia langsung mematikan lampunya lalu mencekik Rose sekuat tenaga. Rose berusaha mengambil vas dengan susah payah, tenaganya semakin melemah. Tapi untungnya dia berhasil mengambil vas itu dan langsung melemparnya ke si penyerang.

 

Err... tapi sepertinya si penyerang itu bukan Auay. Dia malah tampak mondar-mandir di depan kamarnya Rose. Thee baru tiba saat itu dan langsung menonjoknya dan memitingnya, mengira dia mau membunuh Rose.

Auay berusaha membela diri dan meyakinkan kalau dia tidak melakukan apapun. Tapi Thee tak percaya dan langsung memitingnya makin keras. Tapi tiba-tiba terdengar suara jeritan dari dalam kamarnya Rose saat si penyerang berhasil menangkapnya lagi. Thee cemas dan bergegas mencari kamarnya Rose.


Pandangan Rose mulai semakin mengabur dan lemah. Tapi untunglah Thee mendadak muncul dan langsung menyerang si penjahat. Kedua orang itu sontak bertarung dengan sengit.

Si penjahat tiba-tiba mengambil pisau. Thee berhasil menghindari sabetan pisaunya dan menghantamkan tangan si penjahat ke tembok. Si penjahat langsung mengeluarkan pistol, untungnya Thee bergerak cepat menendang tangan si penjahat dan bergegas membawa Rose bersembunyi di balik tembok.

 

Si penjahat hampir mau menembak lagi. Tapi dia sadar keadaan sudah tidak aman lagi, maka dia pun bergegas lari berteapatan dengan Auay yang lewat dan sontak mereka bertubrukan.

Auay jadi terjatuh gara-gara itu dan si penjahat bergegas kabur ke arah lain saat dia melihat Paul dan Kratai datang. Paul bergegas masuk dan jelas saja dia jadi mencurigai Thee saat mendapati Thee tampak memeluk Rose. Tapi Rose meyakinkan Paul kalau Thee-lah yang menolongnya. 

 

Polisi datang tak lama kemudian dan Rose menceritakan kronologi kejadiannya. Sayangnya dia tidak melihat wajah si pelaku.

Dia cuma melihat orang itu pakai topi, sarung tangan dan masker hitam. Orang itu mematikan lampunya sebelum kemudian menyerangnya dengan menggunakan tali dari belakang.

Dia berusaha menyerang orang itu dengan vas bunga tapi orang itu berhasil menangkapnya lagi. Untunglah saat dia mengira dia hampir, Thee tiba-tiba datang menolongnya.

Kratai meyakinkan bahwa Thee tidak pernah bermaksud menyakiti Rose. Thee datang kemari hanya untuk membawakan ponselnya yang ketinggalan. Dia melihat ada orang yang menyakiti Rose, makanya Thee menolongnya.


"Penjahatnya bukan aku, tapi dia!" Tuduh Thee sambil menunjukkan Auay.

"Sebentar, kenapa Khun Auaychai terlibat dalam masalah ini?" Rose bingung.

"Waktu aku berpapasan dengannya di lobi, aku mendengarnya bicara di telepon dengan seseorang dan dia memberitahu orang itu tentang nomor kamarnya Rosita. Waktu aku menyusulnya, aku melihatnya berjalan di lorong kamarnya Rosita."

Auay sinis mendengarnya. Dia cuma berjalan dan lewat di depan kamar ini, apa itu kejahatan? Paul dan Kratai bisa jadi saksinya kalau dia tidak masuk kamarnya Rose, dia hanya lewat.

Paul dan Kratai membenarkan. Tapi Thee ngotot tak mempercayainya. Biarpun Auay ada di luar, si penjahat yang berada di dalam kamar tadi pastilah orangnya Auay. Dia pasti menyuruh anak buahnya untuk membunuh Rose.

"Kalau kau menuduh orang lain, kau harus punya bukti! Hanya karena kau sering bermain dalam drama suspense dan mengira dirimu polisi, makanya kau pikir kau bisa menghubung-hubungkan segalanya?"

Thee sontak terpancing emosi dan hampir saja mau menyerangnya kalau saja para polisi tidak segera menahannya. Kalau Auay benar-benar tidak m enarget Rose, lalu kenapa Auay bawa senjata?

"Memiliki senjata apakah itu berarti dia penjahat?" Tanya Wuttikorn yang baru datang dan langsung membela anak angkatnya itu.

Bersambung ke part 7

Post a Comment

0 Comments