Sinopsis Prophecy of Love Episode 2 - 4

Di lokasi syuting, Rin mendatangi Thee dan memberitahu bahwa Rose sudah pergi ke luar negeri. Apa yang sebenarnya terjadi semalam? Apa Rose memberikan ramalan buruk untuk Thee lagi, makanya Thee mendatangi rumahnya Rose? Tapi Rin tak percaya dengan berita itu. Tidak mungkin Thee pelakunya.


"Pria sepertiku tidak akan mengorbankan masa depanku hanya karena ramalan nggak jelas dari seorang peramal palsu. Atau mungkin kau percaya (ramalannya)?"

Rin mengklaim kalau dia tidak percaya. "Apa yang dia katakan terlalu sama rata."

"Bagaimana kau tahu kalau dia pergi ke luar negeri?"

Rin canggung mengklaim kalau dia tadi beli bunga, terus pegawai toko yang bilang padanya. Thee agak aneh mendengarnya tapi dia diam saja. Rin pun buru-buru menghindar dengan alasan mau siap-siap.

Ti mengingatkan Thee untuk berhenti memedulikan masalah Rose. Mau dia ke luar kota kek, ke luar negeri kek, itu bukan urusan Thee. Mending Thee fokus kerja saja dan jangan biarkan dirinya masuk berita lagi. Ti capek membela Thee terus.


Saat Rin menanyakan baju untuk adegannya yang berikutnya, Lyla muncul membawakan baju untuknya. Tapi Rin langsung sinis melihat baju itu dan ceplas-ceplos menyindir Lyla yang tidak becus memilihkan baju berkerah tinggi yang tidak sesuai dengan dandanannya.

Katanya Lyla lulusan luar negeri dan sudah bertahun-tahun bekerja di Hollywood. Semua itu cuma omong kosong kan?

"Blus ini punya resleting panjang di belakang. Jangan asal menilai sebelum melihatnya. Kalau kau bukan seorang superstar, aku mungkin akan berpikir kau adalah preman kampung."

Rin hampir saja mau menyerangnya kalau saja Thee tidak sigap mencegahnya dan buru-buru menariknya pergi, lebih baik Rin latihan saja bersamanya.


Seorang staf heran dengan kedua wanita itu. Kenapa Rin selalu menarget Lyla, apa mereka pernah punya konflik sebelumnya?

"Dia cuma aktris utama yang rumit."

Tiba-tiba Lyla ditelepon seseorang dan pembicaraan mereka terdengar mencurigakan. Mungkin dia sedang mencari seseorang dan kontan panik saat mendengar berita dari orang seberang.

"Cepat temukan! Jika tidak, bisa terjadi masalah besar!"


Rin kesal, kenapa harus Lyla yang jadi stylist-nya? Tuh orang jelas cuma ingin cari masalah dengannya. Thee heran mendengarnya, kenapa Lyla ingin cari masalah dengan Rin? Apa mereka berdua saling mengenal sebelumnya?

Rin canggung menyangkal, mengklaim kalau dia pertama kali bertemu Lyla di lokasi syuting. Hmm, bohong banget.


Tiba-tiba ada seorang bibi berpakaian kumuh yang memanggil-manggil nama Buala. Dia mencoba menanyakan anaknya yang bernama Buala pada Rin dan Thee, katanya anaknya bekerja di sini. Tapi Thee dan Rin sama sekali tidak kenal dengan siapapun yang bernama Buala. Para staf yang lain juga tidak ada yang kenal.

Tapi anehnya... Lyla tampak langsung panik bukan main saat melihat si bibi itu hingga dia langsung kabur. Bahkan saking buru-burunya, dia sampai tidak lihat jalan dan tak sengaja menabrak Kratai yang baru datang.

Hanya Rin seorang yang memperhatikan keanehan Lyla itu dan jelas saja dia jadi curiga. Dia mencoba menanyakan pendapat Thee tentang keanehan Lyla itu, tapi Thee sudah menghilang.


Thee ternyata dipanggil Chang yang datang untuk memberitahu Thee tentang hasil tes sidik jari di rumahnya Rose. Tapi sidik jari itu bukan sidik jarinya Auay. Lebih anehnya lagi, sidik jari si pelaku sama sekali tidak ada dalam database mereka. Yang itu artinya, si pelaku tidak pernah punya catatan kriminal atau setidaknya tidak pernah tertangkap.


Pada saat yang bersamaan, Paul juga baru saja mendapat informasi itu dari polisi. Kalau begitu, bisa disimpulkan kalau si penjahat itu memang hanya ingin menarget Rose.

Kalau bukan Thee dan juga bukan Auay yang merupakan anak buahnya Wuttikorn, berarti kemungkinan pelakunya adalah Rin, Lyla, Khun Ying... dan Thanaphol, suaminya Pat sekaligus kakak iparnya Paul.

Paul tetap keukeuh akan kecurigaannya terhadap Thee. Itu sama sekali tidak membuktikan kalau Thee dan si pelakunya bukan satu tim. Memang benar Thee tidak pernah melakukan hal buruk pada Rose selama ini, tapi mungkin saja dia ingin melakukannya sekarang. Makanya dia ngotot mengkambinghitamkan Auay.

"Tapi jika Theerut mengenal pelakunya, kenapa juga dia menghalangi si pelaku. Jika dia diam saja, aku pasti sudah mati. Lagipula, jika dia benar-benar ingin aku mati, dia tidak perlu repot-repot datang ke rumahku."


Thee ngotot tak percaya kalau Auay tidak bersalah. Tapi Chang mulai ragu dengan tuduhan Thee. Kenapa pula Auay ingin membunuh Rose?

"Dia anak buah seorang politikus terkenal. Mungkin ayahnya memerintahkannya melakukan itu. Karena setelah hari itu, Rosita tidak lagi meramal untuk siapapun, kan?"

"Atau mungkin dia melihat rahasia penting seseorang? Makanya ada orang yang ingin membungkamnya."

 

Ti mendadak muncul dengan panik. Para reporter datang mencari Thee. Gawat! Kratai langsung membantu Thee melarikan diri lewat jalan belakang hotel. Dia meyakinkan bahwa para reporter tidak akan bisa menyusul karena hanya orang-orang dalam yang mengetahui jalan belakang ini.

Thee kesal. Bahkan polisi saja sudah bilang kalau dia tidak bersalah, kenapa juga para reporter masuk membuntutinya untuk wawancara? Chang yakin mereka cuma ingin memancing emosi Thee biar Thee memukul mereka, jadi mereka bisa punya berita untuk dirilis.


Ti menyusul tak lama kemudian dengan membawa mobil. Tapi tiba-tiba saja Lyla muncul dan minta tumpangan dengan alasan mobilnya mogok. Hah? Katanya cuma orang dalam yang tahu jalan belakang ini? Semua orang jelas bingung sampai-sampai mereka tidak bisa berkata-kata.

Lyla tampak panik dan terburu-buru banget sampai-sampai dia menganggap diamnya mereka sebagai persetujuan dan langsung masuk mobilnya Thee. Yang lain jadi panik menyadari jalan belakang ini tidak aman, takut ada reporter menyusul dan bergegas melarikan diri.


Mereka tidak sadar Rin menyaksikan segalanya sambil menelepon seseorang. Dia mengerti kenapa Thee melarikan diri. Yang tidak dia mengerti adalah sikap Lyla yang sangat aneh.


Lyla baru bisa bernapas lega setibanya kembali ke butiknya. Tapi yang tak disangkanya, pegawainya menemukan sebuah passport saat bersih-bersih. Dia pikir mungkin ini passport temannya Lyla, makanya dia tidak berani membuangnya.

Lyla sontak panik dan buru-buru mengusir si pegawai. Err... apa itu passport-nya Lyla? Tapi fotonya beda. Lyla panik banget gara-gara passport itu dan langsung mengguntingnya dengan penuh amarah... sama persis seperti ramalannya Rose.

Flashback.
 

Dalam ramalannya yang lain, Rose memberitahu bahwa dia juga melihat seorang wanita tua yang sepertinya miskin, mengejar-ngejar Lyla. Lyla terlihat ketakutan terhadap wanita tua itu. Tapi kemudian Lyla memberinya uang.

Rose meyakinkan Lyla bahwa ramalannya tentang Lyla sama sekali tidak ada sesuatu yang serius. Tapi Lyla tak percaya. Kalau memang tidak ada sesuatu yang serius, lalu kenapa Rose tampak sangat shock setelah meramal? Dan Rose langsung terdiam, menolak menjawab.

Flasback end.

Lyla jadi makin panik saat teringat ramalan Rose di panggung, bahwa seseorang dari gender yang sama dengannya, akan membawa masalah besar baginya.


Saat Rin hendak pulang, dia mendapati si bibi yang mencari anaknya tadi masih menunggu di depan hotel. Asistennya memberitahu bahwa bibi itu sangat yakin putrinya bekerja di sini, tapi tidak ada satupun di antara staf mereka yang bernama Buala. Bibi itu bilang bahwa putrinya bukan toko jahit.

Semua informasi itu sontak menarik perhatian Rin... hingga dia menghubungkannya dengan keanehan sikap Lyla yang bertepatan dengan kedatangan bibi tadi. Jangan-jangan...

Maka Rin pun langsung mendekati bibi itu dan memberitahu bahwa dia mungkin tahu tentang putrinya bibi.

Bersambung ke part 5

Post a Comment

0 Comments