Singh lagi-lagi berusaha menjual Nat ke Sia Ha. Nat berusaha melawannya, tapi apalah dayanya melawan Singh yang jelas lebih kuat darinya. Singh yang kesal, hampir saja mau menamparnya.
Tapi untunglah Bpenneung muncul tepat waktu dan menangkap tangannya. Singh sontak cuit di hadapan Sia Ha cs dan berusaha menyangkal perbuatannya pada Nat, tapi Sia Ha tak percaya.
Singh to the point memberitahukan tujuannya, tapi Sia Ha berkata kalau dia sudah menyuruh Cuchai menghentikan bisnis menyewa anak kecil untuk mengemis itu. Itu cuma bisnis murahan dan kasihan anak-anak.
Singh sontak protes tak senang, apa yang harus dia lakukan untuk mendapatkan uang kalau bisnis itu dihentikan?
"Kau ingin uang? Kalau begitu bawa putrimu padaku. Maka akan kuberikan berapapun yang kau mau."
Singh bingung, Sia Ha mau putrinya yang mana? Sia Ha mengklaim yang bicaranya manis. Baiklah, Singh langsung setuju dengan senang hati.
Saat Oil pulang, dia mendapati ada mobil mewah terparkir di depan rumah. Sia Ha cs ada di sana, mengklaim kalau mereka datang cuma untuk mengantarkan Nat pulang, tadi dia melihat Nat dipukuli kakeknya.
Melihat Nat kontan mengingatkan Sia Ha akan masa mudanya sendiri yang penuh penderitaan dan selalu dihina orang. Pernah suatu hari, dia dan Cuchai tertangkap basah mencuri.
Polisi dan korban pencurian sontak menghina dan mengutuk mereka habis-habisan. Dan itu kontan membuat kebencian Sia Ha semakin mendarah daging, membuatnya semakin bertekad untuk menjadi orang yang berkuasa.
Dan sekarang dia benar-benar berhasil menguasai polisi dan para politikus. Tak lama kemudian, dia tiba di hotel dan mendapati para kroninya, termasuk Direk, sudah menunggunya.
Malam harinya, Thuan mengantarkan Suam pulang. Suam bertanya-tanya apa kira-kira yang akan dilakukan Rut selanjutnya.
"Kaulah yang harusnya lebih mengenal Khun Rut daripada aku. Sepertinya kau sangat mengkhawatirkannya. Kau sudah jatuh cinta padanya, yah?"
"Cinta palsu yang akan kadaluarsa dalam waktu 2 minggu?"
"Bagaimana kalau dia tidak mau bercerai?"
"Aku tidak cocok untuknya, Paman."
"Masalah cocok-cocokan itu tidak bisa diukur dari status atau latar belakang keluarga. Orang yang ingin bersama, harus saling mencintai dan menghormati satu sama lain. Apa kau mencintai Khun Rut, Suam?"
Suam ragu, dia masih berat memikirkan Neung yang dia pikir masih mencintai Rut. Tepat saat dia masuk, dia malah melihat Rut hendak keluar. Dia mau ke mana tengah malam begini?
Rut mengklaim ada urusan. Tapi sebelum pergi, dia sengaja memberitahu Suam secara spesifik tentang rencananya, bahwa dia akan pergi ke rumah mendiang ayahnya, tempat mayat Bee ditemukan. Begitu Rut pergi, Suam buru-buru menelepon Thuan untuk mengabarkan hal itu.
Tanpa curiga apapun, Thuan pun bergegas menyusul Rut ke rumah itu. Dia mengendap masuk secara diam-diam saat tiba-tiba saja Rut muncul memergokinya.
"Kenapa kau membuntutiku?" Tuntut Rut.
Keesokan harinya, Damkerng dan Songkram heran melihat Padet dan Suam sama-sama termenung sedih. Suk sontak mengalihkan perhatian kedua pria itu kembali ke kasus mereka.
Songkram melapor bahwa dia sudah berusaha mendapatkan informasi sampai ke dark web. Dark web itu tempatnya segala macam bisnis ilegal. Seperti: Menjual senjata, obat-obatan terlarang, perdagangan manusia dan ada juga dark film.
Dark film itu video hiburan dengan cara menyiksa dan membunuh manusia. Ada beberapa orang merekam wanita yang disiksa sampai mati di salah satu video dan membandingkannya dengan wajah wanita yang pernah bekerja di barnya Sia Ha.
Suk shock mendengar ada hal-hal semacam itu di dunia ini. Jadi maksudnya, Sia Ha juga terlibat dalam pembuatan dark film itu?
"Mungkin. Aku sedang berusaha meretas informasi dan menyelidikinya."
Tapi penyiksaan di dalam video ini kelihatan nyata banget. Jika video ini beneran, berarti Sia Ha sialan itu benar-benar bukan manusia.
Tiba-tiba Padet beranjak pergi, dia mau balik ke kantor polisinya. Suam langsung minta nebeng. Jadilah mereka pergi berboncengan... tepat saat Neung tak sengaja lewat sana dan jelas shock melihat kedua orang itu berboncengan keluar dari dalam motel.
Padet menurunkan Suam di kantor polisi, tapi dia terlalu ragu untuk menemui Rut, dia mau pergi menemui ibunya saja. Tapi dia penasaran, bagaimana kabar Rut?
"Bukankah kau tinggal serumah dengannya?"
"Iya sih. Tapi aku belum melihatnya sejak dia mengetahui pamannya adalah orangnya Sia Ha."
"Beri dia waktu. Berarti, terakhir kali kau melihat Deputi adalah... pada malam itu, kan?" (waktu mereka melihat Neung dan Rut berpelukan)
Benar. Tapi Suam juga mencemaskan Padet. Apa Padet baik-baik saja? Padet mengklaim dia baik-baik saja, tapi wajahnya terlihat sedih.
"Lalu apa yang harus kulakukan selanjutnya? Khun Neung adalah temanku. Jika dia benar-benar mencintai Khun Rut, maka aku akan mundur."
"Apa kau tidak akan sedih?"
"Bagi wanita sepertiku, persahabatan itu jauh lebih penting. Lalu bagaimana denganmu? Aku tahu bagaimana perasaanmu terhadap Khun Neung."
Di kantin, Letnan dan Sersan heran melihat Rut yang cuma berdiri menatap tembok seolah jiwanya melayang meninggalkan raganya entah ke mana dan entah karena apa. Tiba-tiba Padet muncul dan menabok punggung Rut keras-keras.
Tapi dia menyangkal menabok Rut dan mengklaim kalau dia cuma membersihkan jaketnya Rut, kotor di bagian punggungnya. Maaf kalau terlalu keras. Dia lalu pergi begitu saja dengan tampang tanpa dosa.
Suam mendapati para tetangganya sedang ngerumpi di warung dan mendiskusikan tiket lotre. Tapi mereka malah memberitahu bahwa di rumahnya ada sebuah mobil mewah dan tiba-tiba dia mendapat telepon yang kontan membuatnya cemas hingga dia bergegas lari ke rumah Ibu.
Setibanya di sana, dia mendapati Cuchai yang tengah mengantarkan hadiah-hadiah untuk Nat dan Oil. Oil dengan lugunya menerima semua hadiah itu, tapi Suam jelas curiga dengan niatan mereka yang sebenarnya dan langsung kesal menuntut kedatangan mereka kemari.
Cuchai mengabaikannya dan berniat pergi, Suam refleks menangkap tangannya tapi seketika itu pula tiba-tiba dia mendapat kilasan penglihatan akan masa depan Cuchai. Dia melihat Cuchai tampak terkapar di lantai dalam keadaan sekarat dan mulut berbusa, sepertinya dia akan mati diracuni.
Penglihatan itu membuatnya begitu tercengang hingga dia tak mempedulikan masalah hadiah itu lagi. Baru setelah Cuchai pergi, Suam memprotes Oil karena menerima semua hadiah dari Sia Ha itu.
Oil benar-benar percaya pada Sia Ha dan menjelaskan bahwa beberapa hari yang lalu, Sia Ha melihat Nat dipukuli ayah mereka lalu mengantarkan Nat pulang, mungkin karena itulah Sia Ha kasihan sama mereka.
"Baik hati bangat." Sinis Suam. "Waktu dia membiusku, dia sama sekali tidak pernah mengirimiku apa-apa untuk menghiburku."
Oil sontak cemas dan panik mendengar Suam dibius, Suam sampai harus menenangkannya dan meyakinkan kalau dia baik-baik saja. Tapi dia memohon pada Oil untuk tidak sembarangan menerima hadiah apapun dari Sia Ha dan jangan melibatkan diri dengan Sia Ha. Orang itu bukan orang baik.
Singh mendadak muncul dan langsung sinis mengejek Suam. Memangnya Suam mau mengurus Oil dan Nat? Suaminya tuh cuma seorang polisi yang gajinya kecil. Sebaiknya Suam tidak usah punya anak, siapa tahu nanti dia dicampakkan suaminya. Dia cuma akan mempermalukan dirinya sendiri jika dia jadi janda yang punya anak.
"Ayah dicampakkan selngkuhannya Ayah yah, makanya Ayah balik ke rumah ini?" Balas Suam. "Ayah mau tinggal lama di sini atau tidak, biar aku ambilkan nasi sisa."
Singh sontak kesal mengingatkan Suam kalau dia adalah ayahnya Suam. Suam sinis mendengarnya, bersikaplah seperti seorang ayah dulu sebelum menuntut apapun darinya.
Singh sinis menuduh Suam cuma cemburu sama Oil yang akan punya suami yang jauh lebih kaya daripada suaminya Suam. Oil panik melihat pertengkaran mereka dan buru-buru meminta Suam untuk pergi saja.
Bersambung ke part 4
2 Comments
Lanjutnya mana??
ReplyDeleteSukaaa, tolong dilanjutin ya min
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam