Sinopsis Prophecy of Love Episode 2 - 3

Chang mengantarkan Thee pulang sambil menelepon Kratai yang cemas dan meyakinkan Kratai kalau dia baik-baik saja. Ibu juga langsung keluar saking cemasnya. Thee langsung memeluk Ibu dan berusaha menenangkannya.


Tak lama kemudian, mereka menceritakan insiden itu pada Ibu. Ibu jadi kasihan sama Rose. Bagaimana bisa wanita semuda itu punya banyak kesialan.

"Karena mulutnya selalu cari perkara, makanya dia sial. Dia bahkan menuduhku sebagai penjahat. Kalau tahu jadi begini, mending kubiarkan saja dia mati tenggelam."

Tapi menurut Chang, wajar saja Rose curiga padanya karena dia selalu muncul di sekitar Rose. Thee mengingatkan bahwa dia tidak sendirian, Auay juga ada di sana.

Ibu terkejut mendengar nama itu. Apa hubungannya sama Auay? Auay sudah kembali? Ibu jadi cemas, padahal bulan kemarin Ran janji untuk mengunjungi Ibu. Tapi kalau dia tahu Auay kembali, Ran pasti tidak akan mau kembali.

"Kurasa dia tidak akan berani kembali, Bu. Jika Ran mengontak Ibu lagi, Ibu bilang saja bahwa dia bisa pulang sekarang."

"Ibu cuma bisa mengirim pesan padanya, dia tidak menelepon ibu selama berbulan-bulan. Bahkan sampai hari ini, ibu tidak yakin di mana dia berada."

Chang janji akan berusaha mencari Ran dan tidak akan membiarkannya melarikan diri lagi.


Tanpa mereka ketahui, Ran sekarang sedang membooking kamar hotel di hotel tempat kerja Paul dan Kratai untuk urusan pekerjaan. Kratai kebetulan sedang ke toilet saat itu, jadi dia tidak bertemu Ran.

Pada saat yang bersamaan, Paul meminta kunci kamar VIP tapi tanpa registrasi dengan alasan itu untuk tamu pribadinya yang tak lain adalah Rose.


Paul sengaja menyembunyikan Rose di sana biar aman. Mengingat segala insiden ini terjadi pasca acara The Rose Park waktu itu, Paul yakin ini terjadi karena ramalannya, mungkin Rose melihat rahasia si pelaku.

"Setiap orang punya rahasia Paul. Dan lagi, aku tidak melihat masa lalu orang. Aku hanya melihat visi masa depan yang tidak saling berhubungan. Itu saja."

"Tapi masa depan adalah buah dari masa lalu dan masa kini, Rose."

"Apa mungkin orang akan membunuh orang lain hanya karena sebuah prediksi?"

"Ketakutan selalu membuat orang melakukan hal-hal tak terduga. Tapi sekarang, sebaiknya kau tidak usah berpikir berlebihan dan istirahat saja. Tinggal saja di hotelku sampai polisi menangkap tersangka. Rumahmu sudah tidak aman lagi sekarang."


Hmm, apa mungkin pelakunya memang Auay? Bahkan sekarang dia sedang mengintai rumahnya Rose. Saat tuannya menelepon, dia memberitahu tak ada orang di rumahnya Rose. Tapi dia meyakinkan tuannya agar tidak khawatir, dia pasti akan menanganinya dan tidak akan ada bukti yang terkait padanya.


Phol baru masuk kamar dan mendapati istrinya sedang menonton berita tentang Thee yang dituduh sebagai tersangka percobaan pembunuhannya Rose. Pat sontak kesal merutuki Thee.

Tapi berita yang paling menarik perhatian Phol adalah berita selanjutnya, tentang menghilangnya Guru Somphong sejak kemarin. Menurut keterangan para rekan kerjanya, Guru Somphong adalah orang yang sangat bertanggung jawab, tidak mungkin dia meninggalkan pekerjaannya tanpa pemberitahuan. Dia juga tidak mungkin memiliki musuh karena Guru Somphong dihormati oleh para murid dan warga desa.

Phol jadi cemas dan langsung menelepon rekannya, kesal karena tak ada seorangpun yang memberitahunya tentang Guru Somphong. Pat meyakinkannya untuk tidak cemas.

Bagaimanapun, Guru Somphong bukan orang kaya, jadi tidak mungkin akan ada orang yang membunuhnya untuk mendapatkan hartanya. Mungkin dia hanya sedang melakukan pekerjaannya diam-diam.


Tapi dengan cepat perhatiannya teralih saat melihat jarinya Phol yang tanpa cincin kawin mereka. Di mana cincinnya? Dan seketika itu pula Phol mendadak tampak gugup, mungkin... terjatuh di lokasi konstruksi.

Pat tak percaya. Jatuh di lokasi konstruksi atau jatuh di rumah selingkuhannya?! Phol menyangkal, Pat tahu sendiri betapa giatnya dia bekerja. Mana mungkin dia punya waktu untuk berselingkuh.

Dengan manisnya dia mulai merayu Pat, meyakinkan Pat kalau dia tidak akan berselingkuh karena istrinya muda dan cantik. Hmm... tapi saat Pat sedang tidak memperhatikannya, Phol langsung gelisah.. Mencurigakan! Punya selingkuhan beneran kayaknya.


Rose bermimpi berdiri di sebuah kebun mawar. Tiba-tiba kelopak-kelopak mawar iru rontok dan berterbangan di udara seolah mengisyaratkannya untuk mengikuti mereka.

Rose pun mengikuti kelopak-kelopak mawar itu. Mereka membawanya semakin jauh ke dalam hutan yang suasananya semakin lama semakin suram dan gelap... hingga dia tersandung dan terjatuh. Dan di depannya, dia melihat tangan manusia yang setengah terkubur.

 

Rose sontak terbangun dari mimpi buruk itu sambil menjerit ketakutan. Paul meneleponnya saat itu untuk memastikannya sudah bangun dan memberitahu bahwa dia sudah memesankan sarapan ke kamarnya Rose. Nanti dia akan datang untuk makan bersama Rose dan melanjutkan pekerjaannya di sana.

Saat Rose hendak mandi, dia baru menyadari ada kelopak mawar yang tersangkut di rambutnya. Mungkin itu yang menyebabkannya mimpi buruk.

Kebingungan, Dia langsung mencari asal kelopak mawar itu dan mendapati sebatang mawar di nakas rontok dan kelopak-kelopaknya berserakan di ranjang.

Parahnya lagi, saat dia melihat kelopak yang ada di tangannya, tiba-tiba dia melihat penampakan ulat yang jelas langsung membuatnya menjerit ketakutan, padahal sebenarnya tidak ada apa-apa.


Kheng kerja sendirian di toko saat Rin datang untuk mencari Rose. Wajahnya tampak ramah di hadapan Kheng. Padahal saat Kheng sedang tidak melihatnya, ekspresinya seketika berubah mencurigakan.

Dia mengklaim kalau dia datang karena mengkhawatirkan Rose, dia sudah menonton beritanya semalam. Kheng canggung mengklaim kalau Rose tidak ada di sini.


Kratai mengantarkan pesanan sarapan ke kamarnya Rose, tapi malah kaget mendapati tamu hotel itu pakai masker doraemon. Dia mau membawa makanan itu masuk ke dalam, tapi Rose ngotot menolak. Kratai heran sama tamu hotel itu, sepertinya wajahnya familier.


Dia berbalik mau pergi... tepat saat Paul mendadak muncul di hadapannya dan hampir saja membuatnya oleng. Untungnya Paul sigap menangkapnya sehingga membuat jarak mereka jadi sangaaaaaat dekat.

Kaget, Kratai buru-buru melepaskan diri. Paul jadi cemas melihatnya ada di sini, ini bukan tugasnya resepsionis, ngapain dia di sini? Kratai mengaku tadi bertemu dengan room service. Tapi dia sedang sakit, makanya Kratai menyuruhnya pergi berobat dan menggantikannya mengantarkan sarapan ke sini.

"Terima kasih. Tugasmu sudah selesai sekarang. Kau boleh pergi." Usir Paul.


Ketakutan, Kratai akhirnya pergi. Syukurlah Kratai tidak melihat wajah Rose. Soalnya gadis itu sangat dekat dengan Thee. Kalau gadis itu sampai tahu Rose di sini, Thee pasti akan mengetahuinya 5 menit kemudian.

Rose tak yakin. Kejadian semalam sudah menjadi berita besar. Dia yakin Thee pasti tidak akan mengganggunya untuk sementara waktu. Tetap saja Paul ingin mereka berhati-hati.

Dia juga akan lebih berhati-hati terkait staf hotel yang dekat-dekat dengan Rose. Pokoknya mereka tidak boleh membiarkan siapapun tahu Rose tinggal di sini. Jika tidak, maka seluruh dunia akan tahu dan si penjahat juga akan tahu.

Tidak ada yang bisa mereka percayai saat ini. Terutama orang-orang yang ikut serta dalam acara The Rose Park waktu itu.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

0 Comments