Sinopsis Prophecy of Love Episode 2 - 1

Thee panik saat melihat Auay mengendap di belakangnya Rose sambil membawa pisau. Tapi syukurlah Rose mendadak berbalik saat itu juga. Auay mendadak bersikap seolah dia cuma mau menyerahkan pisau itu ke Rose. Ini kan yang Rose cari?


Thee akhirnya urung menampakkan dirinya dan terus mengawasi mereka dari luar. Melanjutkan pekerjaannya, Rose tanya apakah Auay sudah menulis kartu untuk temannya.

Auay kaget, kok Rose bisa tahu bunga ini mau dia berikan ke siapa? Apa Rose bisa meramal melalui bunga lain selain mawar? Rose menyangkal, dia hanya bisa meramal lewat mawar. Tapi sekarang dia tidak mau meramal lagi.

Dia hanya menebak dari bunga krisan pilihan Auay ini. Bunga krisan melambangkan persahabatan. Jadi, apakah tebakannya ini benar? Auay mau memberikan ini pada temannya?


Auay cuma tersenyum, padahal begitu dia keluar, dia langsung membuang buket bunga itu ke tong sampah. Thee sepertinya ada dendam sama dia dan langsung menyerangnya dengan tiba-tiba.

Auay menangkis serangannya dengan mudah. "Lama tak bertemu, kawan. Bagaimana kabar Ran?"

Thee sontak emosi mengingatkan Auay bahwa mereka bukan kawan dan memperingatkan Auay untuk tidak terlibat dengan Ran lagi.

"Kenapa aku tidak boleh terlibat dengannya? Bagaimanapun, aku suaminya." (Hah? Ran ibunya Rawee, dan Auay suaminya Ran? Atau jangan-jangan dia memperk~~~a Ran? Makanya Ran kabur dari rumah dan ninggalin Rawee, anak yang tidak dia inginkan)

Thee sontak menonjoknya dan berniat mau menyeretnya ke polisi. Tapi Auay santai mengklaim dirinya tidak bersalah. Apa Thee punya bukti dia bersalah? Dan Thee sontak membeku, tak bisa berkutik menghadapi tantangannya itu.

"Kau tidak bisa melakukan apapun terhadapku lima tahun yang lalu. Lalu apa kau pikir kau bisa melakukannya?" Ejek Auay.

Thee refleks berusaha menyerangnya lagi, tapi Auay lebih sigap darinya dan balas menyerangnya dengan mudah. "Aku yang sekarang, bukan lagi orang yang dulu takut padamu." Sinis Auay lalu pergi.

 

Kesal, Thee langsung menelepon Chang dan memberitahunya tentang pertemuannya dengan Auay barusan. Tapi waktu Thee memberitahu kalau dia bertemu Auay di depan tokonya Rose, Chang malah lebih penasaran kenapa Thee masih saja mengikuti Rose?

"Yang itu nanti saja. Yang terpenting sekarang adalah dia sudah banyak berubah."

Auay kelihatan mewah banget sekarang. Orang sepert dia, pasti menang lotre. Jika tidak, tidak mungkin dia bisa banyak berubah hanya dalam waktu 5 tahun.

"Aku ingin tahu ke mana dia menghilang selama ini."

"Baiklah. Akan kuselidiki dia untukmu. Aku memang selalu mencari berita tentangnya. Sejauh ini tak pernah ada petunjuk, kenapa dia ada di toko bunga?"

Thee juga tidak tahu. Tapi jelas Auay tidak benar-benar berniat beli bunga. Karena tadi dia malah langsung membuang bunga yang dibelinya ke tong sampah.

"Lalu apa yang dia inginkan? Di mana dia sekarang?"

"Sudah menghilang. Sama seperti 5 tahun yang lalu."


Rose hendak mengambil sesuatu di halaman belakang saat tiba-tiba saja seseorang membekap mulutnya. Rose sontak berusaha melawan, tapi tak ada yang datang membantunya karena Kheng kebetulan sedang keluar buang sampah saat itu. Untung saja Thee akhirnya masuk toko saat itu dan melihat kejadian itu.

Saat Kheng masuk, dia mendengar suara teriakan dan gedebukan. Tapi saat dia menyusul ke halaman belakang, dia hanya melihat Thee sedang memegangi Rose yang pingsan. Dan jelas saja pemandangan itu membuat Kheng jadi salah paham.

Thee membela diri dan berusaha meyakinkan Kheng kalau dia tidak melakukannya. Waktu dia datang, dia melihat Rose diseret seseorang, makanya dia langsung menolongnya.

"Kalau kau tidak percaya, tunggu sampai dia bangun."


Tapi saat Rose terbangun tak lama kemudian, dia sontak emosi melihat Thee dan menuduhnya sebagai pelaku. Soalnya orang yang menyerangnya juga pakai jaket hitam kayak yang dipakai Thee.

Thee tidak terima. Memangnya semua orang yang pakai baju hitam itu pejahat? Dia justru menolong Rose. Kalau mereka tidak percaya, coba mereka cek CCTV.

Rose masih ragu. Kalau dia memang tidak terlibat, lalu kenapa dia datang kemari. Dia tidak mungkin beli bunga, kan?

"Ada yang mau kubicarakan denganmu. Tapi sekarang aku sudah tidak mood lagi. Kondisimu sepertinya sedang tidak memungkinkan untuk ngobrol." Thee pun langsung pergi.

Tapi sebenarnya dia gelisah teringat pertarungannya dengan si penjahat yang hendak menculik Rose tadi. Apa mungkin Auay?


Rose dan Kheng mengecek CCTV. Memang benar Thee baru muncul saat si penjahat menyerangnya, tapi Rose masih ragu. Biarpun bukan Thee sendiri yang melakukannya, bisa saja dia menyuruh orang untuk melakukan itu.

Kheng yakin itu tidak mungkin. Biarpun Thee sering bermain dalam lakorn suspense, tapi dia tipe orang yang frontal.

Rose tak yakin. Kalau cuma kebetulan, masa sampai sesering ini. Thee sudah dua kali loh berada di tempat dia diserang. Tapi Kheng tetap yakin dengan keyakinannya, pasti bukan Thee penjahatnya. Thee bahkan sudah memarahi Rose di sini, jadi ngapain juga dia harus menculik Rose segala?

"Terus kalau bukan Theerut, lalu siapa? Apa aku menyebabkan masalah pada seseorang sehingga orang itu ingin melenyapkanku, P'Kheng?"


Saat Rose mengabarkan masalah ini ke Paul, Paul juga yakin kalau Thee pasti pelakunya. Dia itu tipe orang yang tidak bisa diprediksi dan temperamental.

Karena itulah Paul menyarankannya untuk melaporkannya ke polisi saja. Biarpun tidak ada bukti, tapi mungkin tersangkanya. Nanti Paul akan datang ke rumah Rose. Usai mengakhiri teleponnya, Rose pun pergi tanpa menyadar ada Auay yang bersembunyi di mobilnya. Paul juga tidak menyadari bahwa Kratai mencuri dengar percakapan teleponnya barusan. Kratai sontak mencemaskan Thee.
 

Chang mengomeli Thee saat mereka makan siang bersama. Thee benar-benar keterlaluan sekarang, apa dia mau jadi berita utama. Thee membela diri kalau dia datang ke sana hanya untuk bicara dengan Rose. Dia tidak melakukan apapun. Rose malah memfitnahnya, menuduhnya penjahat yang membiusnya.

"Khun Rose dibius sampai pingsan?"

"Iya. Si penjahat itu menyerangnya waktu dia ke belakang toko."

"Apa kau melihat wajahnya?"

"Tidak. Dia langsung kabur. Dan aku kebetulan bangat berada di toko itu pada saat yang tepat. Sial banget aku!"

Tapi Thee yakin pelakunya adalah Auay. Jika benar dia, maka Thee akan punya kesempatan untuk memenjarakan orang itu.


Kratai meneleponnya saat itu, memberitahukan apa yang didengarnya barusan. Sepertinya Paul dan Rose akan melapor ke polisi. Paul sekarang pergi ke rumahnya Rose.

Thee jelas kesal mendengarnya. Dia sudah bilang bukan dia pelakunya, masih juga Rose tidak percaya padanya. Dia langsung pergi sambil menelepon Ti dan menyuruhnya untuk mencarikan alamatnya Rosita.
Dia meyakinkan kalau dia tidak akan cari perkara dengan Rose, dia cuma mau menjernihkan segalanya dengan Rose.


Hari ini Khun Ying dan Jenderal akan merayakan anniersary pernikahan mereka yang ke-18 dengan makan malam bersama, tapi Khun Ying malah mendapati suaminya masih mengenakan segaram polisinya.

Khun Ying kecewa karena Jenderal bahkan tidak menganggap hari ini penting. Kemarin juga Jenderal minta acara ini ditunda. Jenderal dengan sabar menjelaskan bahwa meetingnya memang agak lama, tapi hari ini Jenderal berusaha menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat biar bisa cepat pulang.

Tapi bahkan sebelum mereka berangkat, Jenderal mendadak mendapat telepon lagi yang mengharuskannya untuk meeting dadakan dan penting, Jenderal tidak bisa mengabaikannya. Terpaksa makan malam mereka ditunda dan Jenderal langsung pergi saat itu juga.


Khun Ying sedih. Tapi saat dia melihat anak buahnya, tiba-tiba mereka mulai membicarakan sesuatu yang mencurigakan tentang Rose. Entah apa yang diperintahkan Khun Ying, tapi si anak buah melapor bahwa dia gagal karena ada seseorang yang melihatnya. Tapi dia janji bahwa lain kali dia pasti akan berhasil.

"Selesaikan secepatnya, aku tidak mau berita itu semakin tersebar."

"Khun Ying, apakah anda pikir Rosita yang menyebarkan berita itu?"

Khun Ying yakin pasti Rose. 18 tahun dia dan suaminya menikah, selama ini tak pernah ada seorangpun yang mencurigai hubungan mereka sampai saat Rose mengatakannya di depan umum waktu itu.

Lalu setelah itu muncul berita-berita gila dan orang-orang terus menerus meneleponnya. Kalau ini dibiarkan terus, orang-orang itu akan menggali semakin dalam dan rahasianya akan terbongkar.

"Saya akan berusaha yang terbaik untuk menanganinya."

"Berhati-hatilah. Aku ingin masalah ini diakhiri dengan cepat dan dengan diam-diam. Jangan sampai ada orang yang tahu ataupun curiga, terutama Jenderal."

"Baik."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments