Sinopsis My Bubble Tea Episode 2 - 2

Modem menghempaskan dirinya ke kasur dengan frustasi. Kenapa dia sesial ini sih?! Iiish!

"Hidup itu sulit jika kau tidak menarik pada tahun 2020." Seseorang mendadak membaca status medsos-nya. Hah?


Modem kaget mendapati Light duduk di depan komputernya entah sejak kapan. Bagaimana dia bisa masuk kemari? Light sebenarnya marah, ingin menuntut kenapa Modem melakukan ini padanya.

Tapi setiap kali ingin marah, mulutnya malah jadi tak terkontrol dan terus menyebut Modem dengan panggilan 'Sayang, Baby, Honey, muah-muah'.

Duh! Light jadi frustasi dengan dirinya sendiri. Tapi saat akhirnya dia benar-benar bisa marah dan membentak Modem, tiba-tiba jantungnya jadi sakit. Modem jadi cemas, dia kenapa?


Tiba-tiba Light menjatuhkan dirinya hingga dia menindih Modem. Dia benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, ingin marah tapi mulutnya malah mengajak Modem shopping.

Modem sampai ketakutan. Parahnya lagi, Light mendadak jadi bernapsu padanya dan langsung mencium lehernya. Terang saja Modem jadi panik luar biasa. Tidak ada yang menolongnya juga gara-gara Bibi lagi keasyikan nonton drama.


Modem akhirnya berhasil mengambil pigura dan langsung menggunakannya untuk menghantam kepala Light. Tapi sedetik kemudian dia merasa bersalah saat melihat Light benar-benar kesakitan. Maaf. Sakit yah?

Modem langsung mengecek lukanya dan kedekatan itu membuat Light semakin terpesona. Dia benar-benar bingung. "Kenapa aku menyukaimu? Kenapa begini? Aku tidak menyukaimu. Tidak suka. Tapi aku sudah menyukaimu."

Light benar-benar bingung dengan perasaannya sendiri. Dia tidak suka sama Modem, tapi dia suka Modem. Dia terus berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau dia tidak menyukai Modem. Tapi ujung-ujungnya dia tidak tahan dan langsung memeluk Modem erat-erat.

Modem jadi panik dan langsung menendangnya lalu kabur. Dasar sinting! Tapi Light tidak marah. Bahkan bau kakinya Modem terasa wangi baginya.

 

Up menelepon Modem saat itu. Mengabarkan bahwa Bos sudah melihat profilnya Modem dan Bos menyuruh Modem untuk bertemu klien besok. Tapi Modem harus membeli baju baru sekarang. Dia harus berpakaian selayaknya direktur kreatif. Modem senang.

Tapi saat dia mau pesan ojol, satu-satunya ojol yang tersedia cuma Light. Astaga! Kenapa pria ini terus sih? Bibi santai mengingatkan Modem bahwa takdir mereka akan selalu menyatu sekarang. Modem tidak akan bisa lari darinya.

"Lalu apa yang harus kulakukan?"

"Coba metode lain. Jangan memaksakan jika itu tidak berhasil."

Kalau begitu, Modem mau shopping online saja. Dia langsung keasyikan melihat-lihat baju di internet sampai tidak memperhatikan sekitarnya.


"Kau mau memakainya ke mana?"

"Rapat." Jawab Modem... sebelum kemudian dia sadar Light-lah yang menanyakan pertanyaan itu.

Modem panik ingin melarikan diri, tapi Light dengan cepat menangkapnya, memenjara Modem dalam pelukannya.

"Kenapa kau masih di sini?"

"Jangan bergerak. Aku ingin selalu bersamamu karena aku mencintaimu. Aku akan membantumu memilih."

Modem panik berusaha melepaskan diri, tapi Light terus memeluknya makin erat dan memilihkan sebuah gaun untuknya. Dia ingin melihat Modem memakai gaun itu.

Tiba-tiba dia membopong Modem dan membawanya pergi. Layanan Bearbike, akan dia pastikan Modem tiba dengan selamat di tempat tujuan. Modem panik berusaha meminta pertolongan Bibi Shell. Tapi Bibi Shell masa bodo dan terus asyik menonton dramanya.


Tak lama kemudian, mereka selesai membeli beberapa baju untuk Modem, Light yang membayar semuanya. Light romantis banget memanggilnya sayang terus menerus lalu mengajaknya beli es krim.

Sebentar! Modem penasaran, berapa banyak uang yang Light miliki sampai dia mampu membelikan semua pakaian ini?

"Aku tahu kau tidak punya cukup uang di rekeningmu."


Modem kesal banget ingin menarik maskernya. Light sontak panik mencegahnya, takut ada orang yang mengenali wajahnya. Dan benar saja, tiba-tiba beberapa wanita mengenalinya dan langsung minta foto. Dia tampan.

Light sontak panik menutupi mukanya pakai bajunya Modem dan mengusir para wanita itu. Modem tidak suka dengan sikapnya, kenapa dia kesal begitu sih?

"Aku benci mereka menilai orang dari penampilannya. Berhentilah menyukaiku karena penampilan dan kekerenanku. Menyebalkan sekali. Aku benci dengan ketampananku." Gerutu Light narsis. "Ayo pergi, Nona Miskin."


Modem kesal dan langsung balas menyindirnya. Light harus mengantarkan berapa banyak pelanggan sehingga dia bisa menghasilkan semua uangnya ini? Memangnya berapa si penghasilan seorang ojol?

"Sekitar 40.000 sampai 50.000 Baht per bulan." Ujar Light bangga. Jangan menilai buku hanya dari sampulnya. Biarpun pekerjaannya Modem kelihatan lebih bergengsi, tapi gajinya bahkan tidak cukup untuk membeli gaun.

Modem tidak terima. Dia menggunakan otaknya untuk pekerjaannya ini. Jadi dia tidak butuh gaun cantik, buang-buang uang saja.


"Orang yang memakai otaknya untuk bekerja, biasanya miskin. Bagaimana kalau kau kerja di Bearbike saja? Kau akan jauh lebih kaya."
 
"Tidak benar!"

"Benar! Jika aku melepaskan maskerku, aku akan lebih tampan, keren, terkenal dan kaya darimu."

"Baiklah! Mau bersaing?! Akan kutunjukkan berapa banyak uang yang bisa kuhasilkan sebagai direktur kreatif yang cerdas, Pak Bearbike!"


Jadilah mereka berdua tanding jualan bubble tea di kedai tehnya Bibi Shell. Bibi Shell memperkenalkan Modem sebagai lulusan cum luade fakultas seni komunikasi jurusan periklanan... tapi selalu gagal membuat kesepakatan 5 proyek berturut-turut.

Sedangkan penantangnya adalah Light, si ojol Bearbike yang tampan dan dicintai semua orang... termasuk Bibi. Dia terkenal berkat video itunya ditendang.

Siapa yang berhasil menjual paling banyak, dialah pemenangnya. Dan pemenangnya akan mendapatkan... mendapatkan apa yah?

"Mendapatkan apapun dari yang kalah." Sahut Light.


Baiklah. Pertandinganpun dimulai. Modem yakin dia bisa menang, dia sudah berpengalaman selama lebih dari sepuluh tahun dalam membuat teh susu.

"Akan kuajari kau rasanya menjadi orang yang kalah." Batin Modem.

Dalam waktu singkat, Modem sudah selesai membuang satu gelas bubble tea. Tapi err... yang ngantri di kedainya cuma seorang nenek, yang muda-muda pada ngantri di depan kedainya Light. Pfft!


Modem kesal. Bagaimana mungkin? Kenapa semua orang ada di sana?! Light bahkan tidak tahu cara membuat tehnya. Ternyata Light memanfaatkan video itunya ditendang sebagai promosi bubble tea-nya dan itu berhasil.

"Bagaimana, Sayang? Sudah siap jadi istriku?" Goda Light.

Ini tidak bisa dibiarkan. Tapi apa yang harus dia lakukan? Apa yang harus dia lakukan? Apa yang harus dia lakukan?... Oh! Modem mendadak ingat dengan ilmu Empat P dalam pemasaran.


Empat P adalah Product, Price, Place dan Promotion. Product-nya harus berkualitas bagus. Price-nya harus terjangkau. Place harus mudah diakses. Promotion-nya harus menarik pelanggan. Keempat faktor ini-lah yang bisa meningkatkan penjualan.

Karena itulah, biarpun bubble tea-nya Modem sebenarnya lebih baik daripada bubble tea-nya Light, tapi dia kalah dalam segi promosi.


Modem pun cepat-cepat membuat sesuatu. Dan beberapa detik kemudian, dia tiba-tiba mengeluarkan spanduk promosi ekstrem: Beli 1 Gratis 3. Pfft! Promosinya ekstrem amat.

Tapi itu berhasil membuat semua orang pindah ke kedainya. Modem bangga. Lihatlah, sekarang semua orang sudah menyadari bahwa bubble tea-nya lebih baik.

Oh tidak! Light tidak bisa membiarkan ini terjadi. Sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini, tapi... "Akan kugunakan senjata pamungkasku!"

"Menyerahlah dan tinggalkan aku. Penampilanmu tidak cukup."

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments