Sinopsis My Secret Bride Episode 13 - 3

Rut sedang menggalau ria memikirkan Suam sambil mondar-mandir di halaman belakang. Tiba-tiba Padet muncul dari rumah sebelah sambil menyiram tanamannya sekalian menyiram Rut dan mengonfrontasinya.


"Tidakkah kau terlalu berlebihan? Atau Suam bukan istri sahmu, makanya kau melakukan ini?"

Rut pura-pura tak mengerti apa maksudnya. Padet mengingatkan bahwa dia adalah Inspektur Penyidik, cuma masalah beginian tidak mungkin dia tidak mengetahuinya.

"Menurutmu aku berlebihan?"

"Tergantung perasaanmu pada Suam. Meskipun ini pernikahan palsu, tapi perasaan itu mungkin tidak palsu."

"Inspektur, aku tidak bercanda, sekarang kau jadi banyak bicara. Siapa yang mengajarimu? Nong Neung?"

Padet langsung tersipu malu mendengarnya. Rut akui kalau dia memang merasa nyaman saat bersama Suam, tapi Suam terlalu keras kepala. Dia sudah berusaha melarang dan memohon padanya untuk tidak pergi. Dia istri seorang Deputi, bagaimana bisa dia melakukan itu.

"Dia bukan istri sungguhanmu. Suam mungkin pura-pura kuat. Tapi sebenarnya dia sangat lelah. Jika kau tidak punya perasaan apapun padanya, maka jangan beri dia harapan. Kau mungkin tidak memikirkan apapun. Tapi Suam, aku tidak pernah melihat dia sebahagia ini sebelumnya."


Setelah beberapa lama akhirnya seseorang datang menjamin Suam. Suam sontak sumringah melihat Rut datang... sampai saat dia mendengar suaranya yang beda. Seketika itu pula Suam sadar dia bukan Rut, melainkan Aik. Suam kecewa.

Bagaimana Aik bisa tahu kalau dia ada di penjara? Aik mengaku kalau tadi dia pergi ke rumah Ibunya Suam, diam-diam berharap dia bisa melihat Suam.

"Aku juga siam-diam berharap kau akan berhenti menemuiku."

"Suam, kau tidak pernah bicara seserius ini sebelumnya"

"Karena aku peduli dan aku tidak berani."

"Lalu kenapa hari ini kau berani? Atau... kau sudah jatuh cinta pada Danurut?"


Dia tidak tahu kenapa Rut menikahi Suam, tapi Aik tidak yakin kalau itu karena cinta. Rut itu punya banyak wanita yang bisa dia pilih. Contohnya Su, Suam mungkin tidak bisa bersaing dengannya. Orang seperti Rut itu akan memilih wanita yang cocok dengannya.

Seandainya Su yang mengalami hal ini, Rut pasti tidak akan membiarkannya tinggal di penjara seperti yang Rut lakukan pada Suam. Aik mengklaim kalau dia bicara seperti ini hanya karena dia ingin memperingatkan Suam biar dia tidak kecewa. Suam sepertinya termakan omongannya dan jadi sedih karenanya.

Rut akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan Suam, tapi malah diberitahu bahwa sudah ada orang yang menjamin Suam.


Setibanya di rumah Rut, Aik meminta Suam untuk memikirkan apa yang dia katakan tadi. Rut keluar saat itu dan jelas kesal melihat Aik. Sedang apa dia di sini?

"Aku mengantar orangku. Karena dia tidak boleh tidur sendirian di penjara. Jika kau tidak sanggup menjaganya, maka jangan menahannya di sini. Itu egois."

Kesal, Rut mau menyentuh Suam tapi Suam sendiri kesal padanya dan langsung menampik tangannya lalu masuk rumah.

"Meski aku membiarkan Suam pergi, apa kau pikir kau sanggup menjaganya? Kau berani? Di depan ayah dan ibumu? Di depan pamanku? Kenapa kau tidak bicara seperti ini kemarin? Jangan cuma sok hebat di belakang. Aku sudah mengingatkanmu." Balas Rut.

Aik sinis mengklaim kalau dia tidak akan mendengarkan Rut dan dia tidak akan takut. Sekarang mungkin dia tidak bisa melakukan apapun, tapi tidak lain kali.

"Tidak akan ada lain kali. Pergilah dan jangan datang ke sini lagi!"


Usai ganti baju, Suam berniat mau menyelesaikan skripsinya tapi malah bingung karena laptopnya tak ada di mana-mana. Rut mendadak muncul dan menuntut kenapa Suam membiarkan Aik mengantarkannya.

Suam mengabaikannya dan menuntutnya untuk mengembalikan laptopnya, tapi Rut tak peduli dan terus menuntut jawaban, bahkan langsung merebut kertas-kertasnya Suam. Kesal, Suam berusaha merebut skripsinya itu tapi Rut terus teriak-teriak menuntut jawaban.

Bukannya menjelaskan yang sebenarnya, Suam malah emosi dan sengaja memprovokasi Rut dengan mengklaim kalau itu adalah urusannya sendiri, tidak ada hubungannya sama Rut.

"Kau tidak ingat apa hubunganku denganmu?"

"Kau suami palsuku. Kenapa juga aku harus peduli?"

"Lalu bagaimana dengan Khun Aikkasit? Apa dia suami sungguhanmu?"

"Mungkin. Setidaknya saat suami palsuku menyeretku ke penjara seperti anjing, dia cukup baik untuk mengeluarkanku. Tidak sepertimu, pembawa sial! Kembalikan laptopku lalu keluar dari kamarku!"


Rut sinis mengingatkan Suam bahwa ini adalah rumahnya. Segala hal yang ada di rumah ini adalah miliknya. Jadi dia bisa melakukan apapun yang dia mau. Suam jadi tambah kesal dan langsung memisuhi Rut sambil terus berusaha merebut skripsinya kembali.

"Berhentilah bicara kasar seperti ini!"

"Kenapa? Kau lupa kalau istrimu ini berasal dari daerah kumuh?! Kau ingin aku bicara baik-baik seperti mantanmu? Aku tidak bisa!"

"Kau sadar kalau kau istriku, lalu kenapa kau pergi menemui lelaki lain?"

"Karena dia baik! Dia memperlakukanku seperti seorang manusia. Tidak sepertimu! Kau anggap aku apa? Memasukkanku ke penjara bahkan mengambil laptopku. Jika besok aku tidak mengumpulkan skripsiku, bagaimana dengan masa depanku?"

"Siapa yang peduli dengan masa depanmu?! Kau sudah punya orang yang menjagamu."


Sakit hati, Suam langsung saja ke kamarnya Rut untuk mengambil laptopnya. Tapi Rut bergerak cepat mencegahnya. Suam kesal, dia mau mengambil barangnya lalu keluar dari rumah ini. Minggir!

"Kau mau lari dengan Khun Aik? Kau tidak memikirkan istrinya?"

"Khun Rut, kau tidak punya hak untuk merendahkanku seperti ini."

"Kau yang membuatku seperti ini, Suam. Aku sudah mulai merasa baik denganmu, tapi kau malah pergi dengannya lagi."

"Khun, kumohon padaku. Aku benar-benar harus mengumpulkan skripsiku besok."

"Barusan aku memintamu untuk bicara baik-baik tapi kau tidak mendengarkanku. Sekarang kau malah memohon padaku?"


Suam benar-benar tidak tahan lagi dengannya dan langsung mendorongnya dengan kasar dan berusaha merebut laptopnya. Tapi Rut lebih cekatan menyingkirkan laptop itu dan jadi semakin emosi karena  sikap Suam. Jadi Suam suka kekerasan? Baiklah!

Rut tiba-tiba saja mencium paksa Suam yang jelas saja membuat Suam jadi semakin emosi dan langsung menamparnya. Dasar bajingan! Kalau dia mau melakukan itu, lakukan saja dengan mantannya.

"Kalau kau cemburu padaku, katakan baik-baik."

"Aku tidak cemburu! Aku hanya akan cemburu pada orang yang benar-benar mencintaiku, bukan suami palsu sepertimu."

"Apa kau sangat menginginkannya (Aik)? Kuberitahu kau, dia tidak benar-benar menyukaimu."

"Kalau kau cemburu padaku, katakan baik-baik. Kau yang menggeliat seperti anjing yang terkena air panas setiap kali melihatku dengan Khun Aik. Kenapa kau diam saja? Jelek! Kembalikan laptopku."


Tapi Rut malah jadi semakin kelewatan saat tiba-tiba saja dia merebut skripsinya Suam lalu merobek semuanya. Habis sudah kesabaran Suam! Dia sontak menerjang Rut dengan membabi buta.

Tapi Rut lebih kuat darinya dan langsung menciumnya paksa. Dan itu sepertinya berhasil membuat Suam diam. Tapi tiba-tiba saja Suam menggigit bibir Rut sekuat tenaga. Suam mau melarikan diri, tapi Rut langsung membantingnya ke ranjang dan berusaha memperk~~~anya.


Tapi untunglah dia cepat menyadari perbuatannya dan mulai bersikap lebih lembut. Suam sama sekali tidak melawannya tapi tetap pasif tak membalas ciumannya.

"Kau benar-benar tidak akan menghentikanku, Suam? Tolong beritahu aku kalau kau tidak akan memberikan ini pada orang lain."

Suam hanya diam menatapnya dengan mata berkaca-kaca hingga membuat Rut menyesali perbuatannya. Maaf, dia benar-benar tidak bermaksud begini. Tapi Suam tak mau mendengar apapun dan tegas memohon pada Rut untuk melepaskannya. Rut akhirnya melepaskan diri. Tapi bagaimana jika seandainya dia tidak melepaskan Suam?

"Aku mungkin akan memberikannya. Tapi aku akan menyesalinya sampai aku mati."

Mendengar itu, Rut akhirnya menjauh dan Suam langsung kembali ke kamarnya tanpa memedulikan laptopnya ataupun skripsinya. Tapi tak pelak kejadian barusan sebenarnya membuat mereka berdua bahagia.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

0 Comments