Sinopsis My Bubble Tea Episode 4 - 1

"Seseorang pernah berkata, tidak salah sedikit berbohong." Itulah narasi Modem saat dia menonton wawancaranya Ray dengan kesal sambil memakai kacamata sponsornya.


Dalam wawancaranya, Ray mengklaim bahwa dia menerima tawaran iklan itu karena itu adalah pengalaman baru dan menyenangkan baginya. Dia mengklaim kalau kata 'coba saja' yang dia ucapkan dalam iklan itu adalah buah pemikirannya sendiri karena tidak ada dalam naskah.

Modem kesal. Baginya, itu sama saja dengan berbohong. Kebohongan sekecil apapun bisa sangat memengaruhi hidup kita.

Di tengah kekesalannya, Wifi mendadak muncul sambil niruin iklannya Ray dan menyuruh Modem untuk ikutan juga. Modem jelas kesal dan dengan nada sinis menyuruh Wifi mendekat. Wifi jadi takut dan langsung mundur.


Tepat saat itu juga, dia melihat seorang tamu datang dan mencoba memberitahu Modem, tapi Modem masa bodo, dia sedang sibuk dan tidak mood untuk bicara dengan siapapun.

"Kalau begitu aku akan kembali nanti saja." Ujar Bos.

Modem kaget dan mendadak berubah pikiran, dia ada waktu luang kok. Bos ada apa datang kemari? Mereka pun bicara berdua di jembatan. Modem penasaran bagaimana Bos bisa mengetahui tempat tinggalnya?


"Aku tanya sama Up. Aku datang untuk berterima kasih."

"Berterima kasih? Untuk apa?"

"Untuk video yang viral. Kau bekerja dengan baik."

"Itu tidak disengaja Bos. Maaf karena aku tidak bisa menepati janjiku. Segalanya bisa gagal kalau bukan karena Oor."

"Aku juga sudah berterima kasih pada Oor. Kini aku berterima kasih padamu karena sudah menyelesaikan masalah. Dewan tiba-tiba mengubah rencana, tapi kau hebat. Aku akan memberimu dua jempol."

Bos bahkan menawari Modem dan timnya untuk menjadi pekerja lepas tetap di perusahaan. Bagaimana? Modem kaget mendengar penawaran itu. Bos malah salah paham sama diamnya Modem, mengira Modem tidak mau. Tidak apa-apa kok kalau tidak mau.


"Saya akan melakukannya!" Bentak Modem.'

Bos sampai kaget. "Begitu rupanya. Baiklah, baguslah. Kau seperti... Astaga! Enerjik sekali.

"Saya... bahagia. Saya sangat bahagia, Bos. Terima kasih sudah memberi saya kesempatan ini. Saya janji saya akan berusaha yang terbaik dan tidak akan melakukan kesalahan. Meskipun saya sudah melakukan itu tapi itu tidak akan terjadi lagi, Bos!"

"Aku yakin aku tidak salah pilih orang. Dan kurasa, aku tahu orang macam apa kau."

"Orang macam apa saya ini?"

Tapi Bos malah mendadak bingung dan akhirnya hanya menjawab kalau Modem tuh orang yang gigih dan pekerja keras. Modem senang banget mendengar pujiannya.


Tak lama kemudian, Bos mengantarkan Modem pulang dan mengucap sampai jumpa besok jam 9. Bos bahkan dengan manisnya memberitahu Modem untuk memberitahunya jika ada masalah apapun, Bos pasti akan datang untuk memberinya nasehat.

"Terima kasih. Sampai jumpa besok."

"Baiklah." Bos pun pergi.


Malam harinya saat Modem sedang tidur, dia bermimpikan dirinya menangis sedih di kamar mandi seperti waktu dia kecil. Tiba-tiba dia melihat seseorang datang.

Karena hanya bisa melihat sepatunya, Modem pun bangkit untuk membuka tirainya dan melihat siapa yang datang, dan langsung melongo kaget mendapati orang itu ternyata Bos-nya yang tampak bersinar terang.

"Aku akan selalu ada di sini untuk menjagamu." Ucap Bos.

Mimpi indah itu membuat Modem tersenyum dalam tidurnya. Apalagi dalam mimpinya, Bos tiba-tiba mencium keningnya. Modem sontak menjerit heboh... dan tersentak bangun dengan bahagia.


Tapi aneh, bagaimana bisa Bos muncul dalam mimpinya? Apa mungkin... dia sebenarnya pernah mengenal Bos dulu? Tapi Modem yakin tidak. Bos terlalu tua untuk menjadi teman sekelasnya.

"Kau benar." Ujar bayangan dirinya di cermin.

Modem shock melihat bayangan dirinya di cermin bisa bicara sendiri. Wifi mendadak muncul dan tiba-tiba saja bayangannya di cermin juga bisa ngomong padanya. (Bah! Serem!) Wifi sontak menjerit ketakutan dan bersembunyi di belakangnya Modem.

Bibi juga baru muncul saat itu, tapi ia tidak kaget sama sekali melihat para bayangan di cermin itu. Bibi memberitahu kedua keponakannya bahwa para bayangan di cermin itu adalah Dewan Sihir.

"Kalian mau apa?" Ketus Bibi Shell.

Bayangan Bibi Shell yang menjawab. "Keponakanmu melanggar peraturan Kementrian Sihir, pasal 44 ayat 4."

"Penyihir yang memaparkan sihir tanpa izin harus dihukum." Timpal Bayangan Modem.


"Apa maksudmu?" Bingung Wifi.

"Kau tidak memberitahu bibimu tentang perbuatanmu?" Sinis Bayangan Modem.

"Keponakanmu memaparkan gelembung sihir ke dunia luar, Shell." Ujar Bayangan Bibi Shell.

Bibi dan Wifi sontak berpaling ke Modem dengan kaget, membuat Modem jadi panik dan kebingungan bagaimana harus menjelaskannya. Bayangan Modem memberi ultimatum, jika dalam waktu 7 hari mereka tidak bisa menyelesaikan perkara ini, maka mereka akan tahu apa akibatnya.

Modem minta diberi waktu lebih lama, tapi Bayangan Modem menolak dan mereka semua langsung pergi. Modem langsung meminta maaf pada Bibi. Dia sungguh tidak sengaja. Dia tidak menyangka kalau ini malah akan menjadi masalah besar.

Bibi dengan tenang mengklaim kalau ia tidak marah, tapi tiba-tiba saja ia membentak-bentak Modem dan menyuruh Modem untuk mencari dan menemukan semua gelembung sihir itu.


Tak lama kemudian, Bibi menyiapkan beberapa peralatan dan memberitahu kedua keponakannya itu bahwa dulu ada seorang penyihir yang pernah memaparkan diri. Dan setelah dia ditangkap, tak pernah ada seorangpun yang membicarkannya lagi.

"Apa dia disingkirkan, Bi?" Cemas Modem.

"Tidak. Itu kasus terakhir yang membuatnya ditangkap. Jadi tak ada yang membicarakannya lagi."

Wifi males banget mendengarnya, dia mau ke sekolah saja. Tapi Bibi melarang, Wifi harus membantu Modem untuk mencari gelembung-gelembung sihir itu.

Bibi lalu memberi mereka sebuah alat pelacak yang mirip palu berantena, ini bisa membantu mereka menemukan gelembung-gelembung itu.

"Alat ini disebut GT 250,65." Ujar Bibi dengan gaya dramatis.

"Ada angka desimalnya juga?"

Wifi malah usil menggunakannya untuk main seolah itu palunya Thor. Bibi memberitahu mereka bahwa gelembung-gelembung sihir itu akan tertarik pada orang-orang yang membutuhkan mereka.

 

Gelembung kesehatan akan mencari yang sakit. Gelembung kekayaan akan mencari orang yang menginginkan uang. Sedangkan gelembung cinta...

Bibi Shell tiba-tiba mencurigai Modem. Tapi Modem menegaskan bahwa dia tidak butuh cinta. Ah! Bibi lupa, Modem kan sudah jatuh cinta sama Light. Bibi lalu memberi mereka masing-masing sebuah kantong. Nanti kalau mereka menemukan gelembung-gelembung itu, masukkan ke kantong itu.

"Jika kalian tidak bisa menemukan gelembung-gelembung itu, tamatlah riwayat kalian."

"Bagaimana caranya mengeluarkan gelembung-gelembung itu dari orang-orang, Bi?"

"Cari saja di buku!" Bibi langsung pergi duluan.


Tapi Wifi bahkan tak peduli lagi dan ngotot mau pergi ke sekolah saja. Up menelepon Modem saat itu, berusaha menahan kesal saat dia tanya di mana Modem, soalnya sebentar lagi rapatnya mau dimulai.

"Up, aku harus menunda wawancara."

"Hah? Ada apa? Apa aku harus mendatangimu?"

"Tidak usah. Aku hanya kesulitan bernapas, aku akan ke rumah sakit."

"Baiklah, aku akan memberitahu Bos."


Dan begitu Bos diberitahu tentang alasan Modem tidak bisa rapat, dia mendada cemas dan langsung menginstruksikan Up untuk menunda rapatnya lalu pergi dengan terburu-buru.

 

Tepat saat Wifi hendak pergi ke sekolah, Yogurt datang bersama Oor dan Wifi langsung kesengsem sama Oor. Yogurt bingung melihat Modem masih di sini dan bukannya berangkat ke kantor.

"Aku tidak bisa pergi. Sesuatu yang buruk telah terjadi. Aku memaparkan sihir ke dunia, tolong bantu aku menemukannya." Bisik Modem pada Yogurt.

Oor penasaran sama bisik-bisiknya mereka. Tidak sabaran, Modem langsung mengusir Wifi dan Oor. Yogurt dia minta untuk tetap tinggal, ada yang harus dia bicarakan. Dia bahkan langsung menyeret Yogurt masuk.

"Modem kejam. Aku kan cuma ingin membantu." Gerutu Oor.


Wifi mendadak berubah pikiran tidak mau sekolah, malah mengajak Oor untuk membantu Modem. Kakaknya itu suka mengatakan kebalikan dari segala hal.

Contohnya Light, dia bilangnya tidak suka Light padahal sebenarnya dia cinta. Dia bilang kalau dia dan Ray berteman baik padahal mereka sebenarnya musuhan. Begitupun dengan sekarang, dia bilang dia tidak butuh bantuan, padahal sebenarnya...

"Wifi yang tampan dan Oor yang manis, bantulah aku." Oor menyimpulkan.

"Betul sekali! Kalau begitu, ayo pergi!"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments