Sinopsis Cursed in Love Episode 1 - 2

Tapi yang tak disangkanya, Bosnya Nao tiba-tiba saja memecatnya dan mengusirnya... gara-gara dia menerima pesan bahwa ibunya Nao adalah seorang pembunuh.


Nao terpaksa pergi padahal malam itu hujan deras. Sialnya lagi, tiba-tiba ada truk melewat, membuat genangan air di jalan terciprat keras ke Nao dan membuat peralatan pembuatan kuenya terjatuh, termasuk cetakan kue bunga sakura pemberian ibunya dulu.

Tangis Nao pecah seketika. Namun tiba-tiba saja muncul seorang pria asing yang menyapanya denga sok akrab, dia bahkan tahu namanya. Pria asing itu mengaku cukup sulit mencari Nao gara-gara Nao mengganti nama belakangnya.

Dia lalu menyerahkan sepucuk surat pada Nao. "Aku disuruh untuk menyerahkan surat ini saat kau berumur 20 tahun. Surat ini dari ibumu."

Nao tercengang mendengarnya. "Anda siapa?"

Pria asing itu tampak enggan memperkenalkan dirinya dan hanya mengklaim kalau dia adalah penggemar kue manis buatan ibunya Nao. Nao menatap surat itu dengan kebingungan.

"Dari ibuku? Tapi dia..." Nao mendongak dan sontak kebingungan mendapati pria asing itu mendadak sudah menghilang bagai hantu.


Nao akhirnya membuka surat itu. Entah apa ditulis ibunya dalam suratnya, tapi berkat surat itulah Nao sekarang berubah pikiran tentang kompetisinya dengan Kougetsu An dan langsung menghubungi Mayu.


Dan surat itu pula yang membuat Nao memotong rambutnya, seperti yang kita lihat di bagian opening, tanda bahwa dia bertekad untuk memulai hidup baru.

"Aku ingin terus membuat kue manis, aku tidak akan membiarkan siapapun menghalangi jalanku."


Tak lama kemudian, Mayu mengantarkan Nao ke ruang tamu dan meminta Nao untuk menunggu di sana sampai acaranya siap. Orang-orang dari Kougetsu An juga sudah datang dan menunggu di sana.

Nao tegang harus berhadapan dengan Tsubaki lagi. Tapi dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa Tsubaki pasti tidak akan mengenalinya. Sudah 15 tahun berlalu, tidak mungkin ada yang mengenalinya.

Tsubaki duduk membelakanginya saat itu. Tapi dia benar-benar sudah sangat berbeda dari dirinya semasa kecil yang ramah. Saat Nao cuma terdiam menatapnya dengan tegang, Tsubaki dengan dinginnya menyuruhnya untuk menutup pintu agar pasta kacang merahnya tidak kering.

Tiba-tiba Tsubaki hendak berpaling padanya. Ketakutan, Nao langsung menutup pintu dan berdiri membelakanginya. Tapi tiba-tiba Tsubaki menariknya sehingga mereka bertatap muka.

"Jadi kau yang akan berkompetisi denganku hari ini?" Sinis Tsubaki sambil memperhatikan telapak tangannya.

Nao jadi semakin tegang dibuatnya. Mereka tersela saat itu berkat kedatangannya seorang chef magang Kougetsu An yang mengabarkan bahwa dapur sudah siap.


Memakai dapur itu bersama-sama, Nao pun mulai mempersiapkan peralatan masaknya sambil memikirkan perubahan Tsubaki yang sekarang lebih besar dan tinggi dan sama sekali tidak terdengar seperti Tsubaki yang ada dalam ingatannya.

"Apakah dia mengenaliku atau tidak? Dia mengenaliku atau tidak?"

Pikirannya begitu gelisah sehingga dia tidak sengaja membuat peralatan masaknya berkelontangan. Tsubaki sontak menggebrak meja dengan kesal mendengar keberisikannya.

"Apa kau tidak bisa diam, amatir?" Ketus Tsubaki.


Nao sontak keluar, berusaha menenangkan dirinya. Tiba-tiba dia melihat Mayu sedang ngobrol bersama calon suaminya. Dari percakapan mereka, jelas mereka sangat menanti-nantikan upacara minum teh nanti.

Melihat Mayu kontan membuat keberanian Nao bangkit kembali karena dia tidak ingin mengecewakan kepercayaan Mayu terhadapnya. Maka Nao pun kembali ke dapur dan mulai membuat kuenya dengan hati bahagia.


Tak lama kemudian, kedua keluarga sudah berkumpul. Saat mereka bertanya-tanya siapa duluan yang harus mereka cicipi, Tsubaki dengan sopan mengajukan protes agar mencicipi kuenya duluan mengingat Kougetsu An sudah melayani keluarga mereka selama puluhan tahun. Jika mereka menomorduakannya, itu sama saja dengan menghina Kougetsu An.


Mereka akhirnya setuju untuk mencicipinya kuenya Tsubaki duluan, dan semua orang langsung kagum melihat kue berbentuk bunga sakura yang benar-benar indah itu. Dia menyajikan 3 potong kue untuk masing-masing orang dengan 3 gradasi warna yang menunjukkan perubahan warna bunga sakura.

Tsubaki menjelaskan bahwa bentuk kue itu adalah bunga sakura Usuzumi. Bunga sakura usuzumi adalah bunga sakura spesial. Saat masih kuncup, warnanya pink. Lalu akan berubah putih saat mekar. Lalu warnanya akan semakin memudar saat kelopaknya rontok.

"Bunga sakura biasa tidak akan bisa mewakili perayaan pernikahan sekali seumur hidup. Itu harus unik dan sangat indah."

"Tidak perlu menyebut ini 'indah'."

"Jika tidak indah, maka itu bukan kue manis Jepang."

Semua orang mulai mencicinya dan langsung dengan rasanya. Nao pun kagum dengan warna-warna cantik kue itu. Bukan cuma warnanya yang cantik, proporsi kuenya juga tepat, setiap garis terasa begitu hidup. Benar-benar butuh bakat untuk membuat kue secantik itu.


Tiba-tiba Nao dipanggil untuk mempresentasikan kuenya. Namun yang tak disangka semua orang, kuenya Nao malah berbentuk daun padahal temanya adalah bunga sakura.

Nao dengan tenang menjelaskan bahwa itu adalah daun bunga sakura. Memang bunga sakura mekar dengan sangat indah sekali setahun. Tapi pada akhirnya angin musim semi akan menerbangkan kelopak-kelopaknya, membuat dedaunannya yang hijau tumbuh semakin lebat sepanjang musim.

"Aku berharap kalian akan selalu bahagia dan saling mencintai, melewati banyak musim dan tahun-tahun bersama. Selamat, Mayu." Ujar Nao.


Mayu terharu mendengarnya. Saat mereka mulai mencicipinya, ternyata ada bunga sakura di dalam kue itu. Para tetua pun kagum dengan rasanya.

"Aku mengerti. Kebahagiaan sejati ada pada kehidupan sehari-hari." Ujar salah satu tetua saat mengagumi kuenya Nao.

"Mari kita pesan dari dia untuk upacara minum teh kita berikutnya."

"Lezat sekali."

Nao benar-benar bahagia. Bahkan si chef magang Kougetsu An itu juga kagum pada Nao. Tsubaki diam saja sambil menatap Nao, entah apa yang dia pikirkan. Salah satu tetua memberitahu bahwa mereka akan mengumumkan hasilnya nanti.


Nao keluar dari dapur dengan hati bahagia dan penuh harap. Dia bisa bertahan di industri ini jika dia memenangkan kompetisi ini. Tapi saat dia hendak turun, dia malah tak sengaja mendengar Mayu berdebat dengan orang tuanya yang ternyata tetap keukeuh mau memesan dari Kougetsu An mengingat pengaruh Kougetsu An yang sangat kuat. Tak ada seorangpun yang bisa melawan Kougetsu An.

Nao hampir saja mau mendebat mereka. Tapi kemudian dia melihat wajah kalah Mayu, dan seketika itu pula dia sadar harapan sudah kandas. Kecewa, Nao akhirnya pergi tanpa mengucap sepatah kata sambil memegangi surat ibunya dengan sedih.


Di luar, dia malah melihat Tsubaki berdiri di bawah pohon. Nao langsung melewatinya, tapi tiba-tiba saja Tsubaki menariknya dan berkata...

"Setelah melihat bunga sakura, aku pulang untuk mengasinkan ikan. Hei, apa kau... mau menikah denganku?" (Hah? Dia ngajakin orang asing nikah?)

Nao tercengang mendengarnya. Tapi tiba-tiba saja Tsubaki mengklaim kalau dia hanya bercanda, lupakan saja. Tsubaki pun langsung berjalan pergi. Tapi tawaran nikah itu bisa jadi kesempatan bagi Nao, maka dia tiba-tiba menyatakan setuju untuk menikah dengannya.


"Mari kita menikah."

Jelas Nao menerima tawaran nikah itu hanya karena satu tujuan, mencari siapa pelaku yang sebenarnya. Karena ternyata surat ibu itu berisi satu kalimat: Nao, aku tidak melakukannya.

Tsubaki tercengang mendengarnya. "Kau serius?"

"Kau sendiri?"

"Siapa namamu?" Tanya Tsubaki. (Dia benar-benar tidak mengenali Nao?)

Teringat bagaimana dulu Tsubaki hanya mengenalnya sebagai Sakura, Nao pun memperkenalkan namanya adalah... "Nao. Hanaoka Nao."


"Kalau begitu, Nao. Jika kau benar-benar serius mau menikah, maka datangnya ke Kougetsu An 3 hari dari sekarang pada tanggal 26 siang hari. Terserah kau mau datang atau tidak. Tapi jika kau datang..." Tsubaki tiba-tiba menarik Nao mendekat. "Maka kau tak bisa mundur."

Tsubaki lalu pergi sambil mengingatkan Nao untuk tidak lupa membawa hadiah.

"Tsubaki tidak mengenaliku. Tapi aku tidak akan lupa bagaimana satu kalimatnya telah merenggut kebahagiaanku. Aku sendirian sejak saat itu. Aku benci Tsubaki. Sungguh sulit dipercaya aku akan menikahinya. Ada yang salah denganku."

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments