Sinopsis The Crown Princess Episode 3 - 5

Video kejadian tadi viral di internet, tapi untunglah wajahnya Alice tidak kelihatan. Hanya terlihat bagian belakang saja. Tapi tetap saja Dawin cemas, tidak akan sulit bagi para penjahat itu untuk menebak bahwa yang di video itu Alice.


Apa sebenarnya yang Alice pikirkan? Keluar rumah tanpa memberitahunya dan mengejar seorang pencuri. Kalau saja dia tidak datang tepat waktu dan Alice sampai ditahan, polisi pasti akan menyelidikinya, reporter akan menyebarkan foto-fotonya dan menyiarkannya dalam berita. Kalau itu terjadi, apa yang akan dia lakukan jika orang-orang jahat itu akan mengejarnya lagi?

"Sebelum kau menceramahiku, tolong diam dulu dan tanya apa yang sebenarnya terjadi."

Tapi saat Dawin menanyakan apa yang terjadi, Alice mendadak malas membahasnya. Lagian kalaupun dia beritahu juga, Dawin hanya akan menganggapnya cari-cari alasan.

Dia keluar rumah bersama Khun Ying karena menuruti aturannya Dawin. Dawin sendiri yang menyuruhnya untuk bergaul. Khun Ying sendiri yang mengundangnya.

Kalau dia menolak, itu artinya dia tidak bergaul dengan orang lain. Dia sudah menuruti perintah Dawin, tapi sekarang dia malah disalah-salahkan tanpa ditanyai dulu.


Dan masalah tentang si pencuri. Dia tidak bermaksud tidak mematuhi aturan. Itu terjadi karena dompetnya Khun Ying dicuri tepat di depan matanya. Di dalamnya ada uang yang hendak Khun Ying sumbangkan ke panti asuhan.

Dawin canggung mendengarnya. Tapi tetap saja, tidak seharusnya Alice nekat seperti tadi. Kalau sampai terjadi sesuatu padanya, situasinya akan jauh lebih kacau daripada sekarang.

"Terus kau mau aku bagaimana? Masa aku harus diam saja saat Khun Ying disakiti?"

Dawin tahu sendiri kalau Khun Ying tidak menyukainya. Jika dia bisa membuat Khun Ying menerimanya, bukankah itu bagian dari misinya juga? Jika menolong orang lain hanya akan mengungkap rahasia dan menghancurkan misi, maka sebaiknya mereka lupakan saja misi ini. Alice sendiri yang akan menanggung segala tanggung jawab.


Alice langsung berbalik membelakanginya dengan kesal dan saat itulah Dawin baru sadar punggungnya Alice terluka. Dia sontak menghentikan mobilnya di tengah jalan untuk mengobati lukanya Alice.

Alice ngotot menolak, dia akan mengobati lukanya sendiri. Tapi Dawin lalu membaliknya dengan paksa dan mulai membersihkan lukanya.

Mulai merasa bersalah, Alice akhirnya mengalah dan berjanji akan lapor dulu ke Dawin sebelum dia keluar rumah, demi kesalamatannya sendiri.

"Itu adalah sebuah kebaikan besar, Yang Mulia. Bahwa anda mau mengerti dan bersedia bekerja sama. Sudah selesai, Yang Mulai."

"Terima kasih... Dan maaf, karena meninggalkan rumah tanpa memberitahumu."

"Saya juga memohon maaf karena saya... bicara terlalu kasar. Tapi saya begini karena... karena saya tidak ingin anda berada dalam bahaya."


Di Hyrsos, Kate menemuinya ayahnya yang memberitahunya bahwa Mona sengaja menyebar rumor bahwa Alice sudah mati agar mereka mendapatkan dukungan. Dan mungkin saja Alice memang benar-benar sudah mati.

"Kenapa Ayah begitu yakin? Atau mungkin Ayah tahu ada orang yang mengejar Alice? Atau Ayah dan Bibi Mona berkonspirasi dalam penyerangan Alice seperti dugaan Kakek?"

Andre sontak menggebrak meja dengan kesal. "Jangan bicara seperti itu lagi padaku."

Kate sakit hati mendengarnya. "Aku hanya tanya apakah Ayah dan Bibi Mona dalang di balik semua ini, tapi Ayah malah marah padaku. Kalau tidak yah bilang saja tidak. Kenapa Ayah marah padaku? Apa aku tidak punya hak untuk bicara? Tidak punya hak untuk bertanya?"

"Iya! Kau tidak punya hak untuk bicara ataupun bertanya. Selama ini kau hidup dengan diam-diam, jadi kembalilah ke tempatmu dan jangan tunjukkan opini bodohmu lagi!"

Kate menangis mendengarnya. "Aku tidak bodoh."

"Kalau kau tidak bodoh, maka jangan bicara seperti itu. Mengerti? Dan jika kau tidak berhenti curiga, akan kukirim kau ke istana lain."

"Bahkan sekalipun tidak diusir, aku tidak pernah ada di mata Ayah. Aku ada di sini atau di manapun, itu tidak ada bedanya."


Alan diberitahu ibunya tentang Kate. Heran dia, kenapa juga Kate begitu mengkhawatirkan Alice. Apapun yang terjadi pada Alice, dia tidak akan mendapat keuntungan atau kerugian apapun.

Mona khawatir, Raja Henry sekarang jadi semakin moody. Mereka harus menemukan keberadaan Alice secepat mungkin. Alan meyakinkannya untuk tidak khawatir.

Jika segalanya sesuai apa yang dia pikirkan, Alan yakin akan bisa melacak Alice secepat mungkin.


Pan ternyata menguping segalanya dan langsung mengabarkan itu ke Dawin. Pan khawatir, Alan sepertinya curiga kalau dia mengetahui sesuatu tentang Alice. Sepertinya terlalu beresiko jika dia terus mengawal Alan.

"Kalau begitu kita akan meeting online. Kita akan bertukar tugas."


Keesokan harinya, Dawin mulai mengganti tugas para anak buahnya. Kan menggantikan Pan mengawal Alan. Ling pindah ke rumah sebelah menggantikan Kan. Sedangkan Pan dipindahtugaskan ke markas pengintaian.

"Jika ada update apapun, segera laporkan padaku."


Jadilah Ling harus bersusah payah mengangkut semua barangnya ke rumah sebelah dan Praew ribut bukan main mengeluhkan kepindahan mendadak ini. Ling sampai harus membentaknya, baru Praew diam.


Dawin menonton rekaman CCTV di dermaga dengan galau, apalagi saat teringat omongan Alice. Saat dia pulang, dia malah mendapati Khun Ying ada di sana. Khun Ying mengaku datang untuk berterima kasih sama Naree.

Dan juga, besok asosiasi istri tentara mau mengadakan acara sarapan bersama di panti asuhan. Mereka akan menyumbangkan uang yang berhasil didapatkan Naree dari insiden pencurian kemarin. Dan Khun Ying ingin mengundang Naree untuk ikut serta. Tapi Naree bilang kalau dia harus izin dulu sama Dawin. Jadi bagaimana?

"Boleh." Dawin setuju.

"Aku sudah tahu kau akan setuju. Iya kan?"

"Tentu saja. Tapi besok saya libur, jadi saya minta ikut juga."

 

Saat mereka berduaan di pantai, Alice menuntut kenapa Dawin mau ikut juga. Dawin mau menambahkan aturan lagi. Karena kejadian kemarin, Dawin tidak tahu apakah para penjahatnya sudah mengetahui keberadaan Alice. Karena itulah, dia akan mengikuti dan melindungi Alice ke manapun dia pergi.

"Saya sudah berkonsultasi dengan Raja Henry dan beliau setuju."

"Itu sama saja dengan mengikat kedua tanganku."

"Itu solusi terbaik. Ke manapun anda pergi, saya tidak akan membiarkan anda lepas dari pandangan saya."

Dawin tiba-tiba menghentikan Alice karena ternyata Alice berjalan tanpa lihat jalan dan hampir saja tersandung kayu. Dan itu akhirnya berhasil membuat Alice tersenyum.


Keesokan harinya, semua orang bersuka cita bersama-sama anak-anak panti. Hanya Dawin yang serius setengah mati, bahkan mengancam anak-anak untuk berbaris atau mereka tidak akan dapat makan.

"Hei, kau itu tidak sedang melatih tentara. Apa kau tahu cara tersenyum?"

Alice berusaha menyajikan bakso untuk anak-anak itu. Tapi dia terlalu kikuk hingga dia tak sengaja menjatuhkan baksonya dan itu sukses membuat Dawin tertawa lebar.

"Apa yang kau tertawakan?" Kesal Alice.

"Yang Mulia menyuruh saya untuk tersenyum, bukan?" Santai Dawin.


Dia akhirnya menggantikan Alice dan bekerja dengan cekatan. Tapi kemudian dia melihat Praew yang diam-diam mau memotret Alice. Praew beralasan kalau dia mau memposting fotonya Naree di FB, biar seluruh dunia tahu tentang kebaikan Naree yang berhasil menangkap pencuri kemarin.

Dawin sontak menghentikannya. Alice pun menegaskan bahwa dia tidak butuh penghargaan apapun. Yang lain berusaha usul agar mereka foto bareng saja, tapi Dawin tegas menolaknya.

Bersambung ke part 6

Post a Comment

0 Comments