Sinopsis The Romance of Tiger and Rose Episode 4 - 2

Keesokan harinya, Kasim memberitahu Penguasa Kota bahwa Chu Chu mengambil semua musisinya Qian Qian kecuali Su Mu. Penguasa Kota yang sebenarnya sedang menulis wasiat untuk mewariskan posisinya ke Chu Chu, sontak shock mendengarnya hingga ia menjatuhkan tintanya.


Penguasa Kota benar-benar kecewa pada Chu Chu dan langsung membatalkan wasiatnya. Belakangan ini Chu Chu mengalami banyak kemunduran, bergaul dengan orang-orang dari Sekolah Kerajaan sepanjang hari dan merusak reputasinya.

Chu Chu benar-benar sudah menyia-nyiakan harapannya dan usahanya yang telah membantu Chu Chu sejak lama.

"Penguasa Kota jangan marah dulu. Hamba dengar Putri Ketiga belakangan ini menjadi lebih baik. Satu musisi tersisa di kediamannya juga kabarnya akan segera diantar pergi. Sepertinya untuk Tuan Muda Han."


Hmm, sebenarnya para musisi itu memang sengaja dikirim sama Han Shuo ke Chu Chu. Selain untuk merusak kepercayaan Penguasa Kota terhadap Chu Chu, juga untuk menempatkan mata-mata mereka di kediamannya Chu Chu.

Bai Ji yakin Qian Qian pasti sangat berterima kasih pada Han Shuo karena Han Shuo mendapatkan Su Mu untuknya. Dia dengar kalau Qian Qian menghabiskan banyak uang untuk membeli sebuah kecapi. Itu pasti hadiah untuk Han Shuo.

"Jarang-jarang Qian Qian ingin menyenangkanku. Nanti saat dia datang untuk mengantarkan barangnya, kita harus pura-pura terkejut. Dan jangan beritahu dia kalau aku tidak bisa bermain kecapi."



Err... Tapi kecapi itu sepertinya bukan untuk Han Shuo karena saat Qian Qian lewat tak lama kemudian dengan membawa kecapinya, dia dan Zi Rui malah jalan terus.

Bahkan saat Bai Ji mencoba memanggilnya dan Han Shuo mencoba menarik perhatiannya dengan berdehem, Qian Qian malah cuma menyuruh Han Shuo untuk jaga kesehatannya lalu pergi begitu saja sambil bertanya-tanya apakah Pei Heng akan menyukai kecapi ini.

Zi Rui yakin tidak. Pei Heng benci kecapi. Apa Qian Qian lupa? Dulu waktu mereka masih kecil, Qian Qian selalu memerintahkan Pei Heng untuk memainkan kecapi setiap hari raya untuk menunjukkan keagungan seorang wanita kota Huayuan.

Qian Qian langsung paham. Pei Heng pasti trauma. Pantas saja Pei Heng sangat membencinya. Kalau begitu dia harus memberikan kecapi ini padanya.

Han Shuo kesal. "Bai Ji, kau bilang kecapi itu untuk siapa?"

Bai Ji sontak berlutut ketakutan sambil memohon ampunan dan kesempatan sekali lagi untuk menebus kesalahannya.


Seperti yang bisa diduga, Pei Heng menolak kecapi itu. Sejak kecil dia paling tidak suka sama kecapi. Qian Qian tak percaya. Pei Heng mungkin bisa menipu orang lain. Tapi Pei Heng tidak akan bisa menipunya.

Memainkan kecapi bisa mengekspresikan suasana hati dan Pei Heng sangat menyukainya. Kecapi ini dibuat oleh seorang ahli yang terkenal. Ini kecapi bagus dengan suara yang bagus.

"Kau harus melakukan apa yang kau sukai. Kalau kau senang, aku juga senang."


Tapi Pei Heng masih keukeuh dengan pendiriannya. Qian Qian pantang menyerah. Orang-orang mengira bahwa musisi memainkan kecapi untuk mendapatkan hati wanita.

Qian Qian tahu kalau Pei Heng tidak ingin orang-orang berpikir seperti itu tentangnya, dia tidak mau menjadi alat untuk menyenangkan orang lain. Makanya Pei Heng tidak mau memainkannya dan pura-pura tidak menyukainya.

Tapi orang yang berpendidikan, bermartabat, pintar dan berbakat seperti Pei Heng, seharusnya tidak perlu memedulikan apa yang orang lain pikirkan.

"Sebenarnya... Su Mu juga sama. Dia tidak ingin tinggal di Sekolah Kerajaan. Tidak apa-apa. Kau pikirkan saja dulu. Entah kau bersedia menerima Su Mu atau tidak, kuharap kau mengikuti kata hatimu dan melakukan apapun yang kau inginkan."


Qian Qian lalu pergi, meninggalkan Pei Heng dalam kegalauannya. Su Mu bisa tahu dari wajah Qian Qian kalau dia gagal. Tapi tidak masalah, Su Mu akan cukup senang jika Qian Qian menjenguknya di Sekolah Kerajaan nanti.

Tapi tepat saat Qian Qian hendak pergi, tiba-tiba terdengar petikan kecapi dari dalam kamarnya Pei Heng. Qian Qian sontak sumringah.

"Pei Heng menerimamu!" Seru Qian Qian dan langsung masuk kembali ke kamarnya Pei Heng untuk menikmati alunan kecapinya.


Tapi tiba-tiba Lin Qi muncul dan langsung salah paham mengira Qian Qian memaksa Pei Heng memainkan kecapi lagi. Dan bahkan sebelum semua orang sempat menjelaskan apapun, Lin Qi mendadak menyabet Qian Qian dengan cambuknya dan menariknya sekuat tenaga hingga lengan Qian Qian menabrak pintu.


Gara-gara itu, Yuan Yuan sampai harus membantu memijat lengannya. Han Shuo sinis, bukankah tadi Qian Qian pergi ke temannya? Kenapa? Dia memainkan kecapi sampai lengannya terluka?

"Aku sudah seperti ini, kau masih bercanda?"

Yuan Yuan cepat-cepat menengahi mereka dengan memberitahu bahwa lengannya Qian Qian terkilir. Mungkin akan sedikit sakit saat dia menekannya nanti. Qian Qian langsung takut mendengarnya.

Tapi Zi Rui dengan santainya nyerocos panjang lebar mengingatkan Yuan Yuan bahwa Qian Qian sudah belajar bela diri sejak kecil, pernah jatuh dari kuda, pernah jatuh dari atap, dan dia bahkan tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Terkilir ringan seperti ini, mana mungkin Qian Qian akan kesakitan.

Yuan Yuan jadi sedih mendengarnya. Qian Qian jadi kesal sama Zi Rui, padahal dia benar-benar takut sakit. Dia bahkan langsung menjerit heboh sebelum Yuan Yuan memijat tangannya lagi.

"Katakanlah sesuatu untuk mengalihkan perhatianku. Biarpun aku gemuk, tapi aku takut sakit."


Tapi saat Qian Qian berpaling kembali, tiba-tiba saja dia mendapati semua orang sudah menghilang dan tinggal Han Shuo sekarang, sedang melakukan perenggangan. Han Shuo mengaku dia menyuruh semua orang keluar lalu mulai mengangkat tangannya Qian Qian.

"Apa kau bisa?"

"Aku suamimu, kau tidak percaya padaku?"

"Apa hubungannya masalah itu dengan ini?"

Han Shuo mulai memijatnya sambil sekalian merayunya, mengingatkan Qian Qian akan pertemuan pertama mereka. Biarpun Qian Qian terlempar dari kudanya, dia tidak panik dan terus menerjang. Wajah Qian Qian yang tidak takut saat menghadapi bahaya membuat Han Shuo tertarik.


"Aku bersumpah, dalam hidupku ini, aku tidak akan memilih orang lain selain Putri Ketiga. Putri Ketiga mencintaiku, akupun demikian." Goda Han Shuo lalu mengakhirinya dengan mendengus sombong.

Qian Qian kaget mendengarnya. "Dengusanmu itu kelihatan sekali cuma akting."

"Siapa bilang aku berakting?" Han Shuo tiba-tiba bergerak mendekatinya seolah mau menciumnya.

Qian Qian jadi gugup bukan main. Dia begitu fokus akan kedekatan mereka hingga dia baru sadar beberapa detik kemudian kalau Han Shuo justru cuma sedang menekan lengannya dengan kuat dan baru saat itulah Qian Qian menjerit kesakitan. Tapi beberapa detik berikutnya, dia baru sadar kalau lengannya sudah tidak sakit lagi.


"Jadi... perkataan Tuan Muda Han tadi cuma untuk mengalihkan perhatianku? Makanya kau mengucap omong kosong itu?" Qian Qian kecewa.

"Kalau takut sakit, lalu kenapa sejak kecil kau selalu pura-pura tidak takut sakit?"

Qian Qian dengan angkuhnya mengklaim kalau dia memang tidak takut. Tapi saat Han Shuo pura-pura mau memijatnya lagi, Qian Qian sontak panik dan akhirnya mengakui dia sebenarnya memang takut. Dia pura-pura tidak takut hanya karena terpaksa oleh situasi. Bagaimanapun dia adalah Putri Ketiga.

"Kalau Zi Rui bilang tidak sakit yah berarti tidak sakit. Ikut campur saja." Gerutu Qian Qian.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments