Sinopsis The Romance of Tiger and Rose Episode 3 - 4

Keesokan harinya, semua orang berkumpul di paviliun tempat mereka belajar. Qian Qian diam-diam menggerutu dalam batinnya.

"Nasib hidupku gini amat, dalam mimpi juga harus belajar dan ikut ujian. Aku benar-benar harus cari cara untuk segera bangun. Untung saja Han Shuo sekarang tidak terus-terusan mau membunuhku. Lalu apakah aku bisa menyatukannya dengan Chu Chu?"


Dia lalu mengambil tempat di salah satu meja kosong dan Han Shuo langsung duduk di meja samping. Dan begitu Qian Qian berpaling padanya, dia langsung menatap Qian Qian dengan tatapan menggoda.

Tapi Qian Qian salah paham mengira Han Shuo lagi menatap Chu Chu yang duduk di meja sebelah. Maka kemudian dengan sengaja dia menyuruh Han Shuo pindah duduk di tempatnya biar Han Shuo dekat sama Chu Chu, sementara dia sendiri pindah ke bangku depan.


Lin Qi langsung tak senang melihat Qian Qian duduk di sebelahnya. Dia mau apa? Qian Qian beralasan kalau kupingnya budek, makanya dia maju biar bisa mendengar dengan lebih jelas.

Lin Qi tak percaya, dia yakin kalau Qian Qian hanya ingin dekat-dekat dengan guru mereka - Pei Heng. Ingat baik-baik, Qian Qian sekarang punya Han Shuo. Seharusnya dia jaga mata dan jaga mulut.

Han Shuo jadi cemburu dan langsung mengangkat Qian Qian kembali ke mejanya sambil mengingatkan Qian Qian bahwa sekarang dia wanita yang sudah menikah. Jadi lebih baik kurangi kontak dengan pria lain. Hadeh! Qian Qian frustasi. Dasar pria bodoh.


Pei Heng datang tak lama kemudian dan berjalan ke mejanya dengan anggun. Dia memberitahu sebentar lagi akan diadakan ujian seleksi Penguasa Kota Muda. Akan ada dua ujian. Ujian sastra dan ujian kebijakan negara. Siapa yang mendapatkan nilai terbaik, dialah yang akan jadikan Penguasa Kota Muda oleh Penguasa Kota.

Dia harap ketiga putri bisa ikut berpartisipasi. Sedangkan putri pejabat lainnya akan mendapat jabatan yang berbeda berdasarkan nilai masing-masing.

"Pendidikan adalah hal berat. Hari ini, kita akan melakukan sebuah permainan sebentar." Ujar Pei Heng.

Lin Qi dengan antusias mengusulkan permainan memanah sambil naik kuda. Dia pasti bisa mendapat peringkat pertama.

"Permainannya bukan termasuk dalam lima bidang keterampilan."

Lin Qi kecewa. Han Shuo penasara, bagi pria ada 6 keterampilan. Etika, musik, memanah, berkuda, sastra dan matematika. Lalu apa itu 5 keterampilan?

"Memainkan kecapi hanyalah trik untuk mendapatkan hati wanita. Bagaimana bisa dibandingkan dengan yang lain." Sinis Pei Heng.


Intinya hari ini mereka tidak akan mempelajari ajaran klasik dan sejarah. Mereka akan membuat puisi. Topiknya adalah 'Kenikmatan Dunia' (anggur, bunga, salju, bulan).

Aturannya, setiap orang memilih satu kata lalu membuat dua kalimat puisi dari kata pilihan mereka tersebut. Chu Chu dan Yuan Yuan adalah orang pertama dan orang kedua yang Pei Heng pilih untuk memulai permainan puisi ini.

Chu Chu memilih topik tentang angin dan Yuan Yuan memilih topik tentang bunga, dan puisi keduanya jelas menggambarkan kepribadian masing-masing. Chu Chu kuat dan ambisius, sedangkan Yuan Yuan lemah dan pesimistis.


Lin Qi orang ketiga yang dia pilih. Lin Qi dengan antusias memilih kata salju. Tapi ujung-ujungnya dia malah bingung sendiri tidak tahu bagaimana harus membuat puisinya. Qian Qian sontak ngakak.

"Chen Qian Qian! Apa yang kau tertawakan? Memangnya kau sendiri bisa?!" Kesal Lin Qi.

"Tingkat pendidikan kita berdua sama. Kalau kau tidak bisa, tentu aku juga tidak bisa." Santai Qian Qian.

"Lalu kenapa kau tertawa?!"

Pei Heng tiba-tiba saja menarget Qian Qian. Kabarnya Qian Qian sekarang bertambah wawasan. Cobalah. Lin Qi sinis, sebaiknya Pei Heng jangan mempersulit Qian Qian. Siapa juga yang tidak tahu kalau Qian Qian tidak mengenal banyak huruf?

"Atau begini saja, mari kita bertaruh. Jika Putri Ketiga bisa membuat sajak, maka aku... akan membersihkan jamban. Tapi jika Putri Ketiga tidak bisa membuatnya, dialah yang akan membersihkan jamban." Tantang Lin Qi.

"Kau begitu yakin aku tidak bisa membuatnya?"

"Katakan saja kau berani atau tidak?"


Qian Qian tidak berani. Tapi Han Shuo malah dengan sengaja menerima tantangan itu dan bertaruh Putri Ketiga pasti akan menang. Jika Putri Ketiga kalah, maka Han Shuo-lah yang akan membersihkan jamban untuk Qian Qian.

Qian Qian kesal. Apa perlu mempertaruhkan diri Han Shuo sendiri hanya demi mempermalukannya? Tapi tak ada yang bisa dilakukannya, terpaksalah Qian Qian menerimanya. Apa sulitnya sih membuat puisi, toh dia sendirilah yang membuat dialog ini.

"Masih harus menstabilkan karakter Chen Qian Qian yang buta huruf, sekarang masih harus membuat puisi. Ini benar-benar mode sulit." Gerutu Qian Qian dalam hatinya. "Tapi kalau aku membiarkan Han Shuo membersihkan jamban untukku, itu akan menjadi mode neraka."


"Kenapa? Takut?" Ejek Lin Qi.

"Kenapa harus takut?" Sangkal Qian Qian canggung. Dia sudah memikirkannya. "Angin... daging ham, ikan asin, sosis, bayi babi, naan sangrai, kambing panggang..." (Kenapa jadi nama-nama makanan? Wkwkwk!)

Lin Qi sontak ngakak. Tapi yang tak disangkanya, Pei Heng meluluskan puisi anehnya Qian Qian itu. Li Qian jelas bingung, kenapa bisa lulus?

Han Shuo langsung maju menjelaskan bahwa semua makanan itu berhubungan dengan angin. Daging ham, ikan asin dan sosis dibuat dengan cara dikeringkan di udara. Sedangkan bayi babi, naan sangrai dan kambing panggang semuanya harus menggunakan alat pengembus api.

Lin Qi tidak terima. Masa dia harus membersihkan jamban hanya karena puisi model begituan? Dia tidak rela!

"Rela? Aku, Putri Ketiga, hari ini akan membuat puisi sampai kau salut."

Qian Qian pun mulai membuat puisinya berdasarkan masing-masing topik yang semua isinya berhubungan dengan makanan dan minuman. Hanya Pei Heng dan Han Shuo yang mengerti keterkaitan isi puisinya Qian Qian dengan masing-masing topik.

Dan Pei Heng pun meluluskan semuanya. Pei Heng benar-benar bangga padanya. Sepertinya wawasan Qian Qian memang meningkat pesat. Qian Qian langsung berbunga-bunga. Tapi Han Shuo jadi cemburu dan langsung menarik Qian Qian dan menghalangi pandangannya dari Pei Heng.


Saat Lin Qi pulang tak lama kemudian, para pria langsung menyambutnya, tapi mereka sontak menutup hidung dan jaga jarak begitu mencium bau badannya yang busuk.

Lin Qi jadi kesal dan langsung mengeluarkan cambuknya, Su Mu yang tak sengaja lewat, jadi kaget sampai dia menjatuhkan semua gulungannya.

Pelayannya sungguh tidak mengerti kenapa juga Lin Qi melawan Qian Qian? Bagaimanapun, dia adalah putrinya Penguasa Kota. Lin Qi hanya tidak rela. Chu Chu jauh lebih baik darinya, tapi Penguasa Kota selalu memanjakan Qian Qian dan mencari-cari kesalahan Chu Chu.

Pelayan meyakinkannya untuk tidak mencemaskan itu. Chu Chu sudah pasti akan menjadi Penguasa Kota Muda. Dengan reputasinya yang sangat buruk, Qian Qian tidak mungkin bisa melakukan hal sepenting itu.

"Benar juga. Chen Qian Qian itu tidak bermoral. Bagaimana mungkin dia bisa menjadi penerus posisi Penguasa Kota?"


Tapi Lin Qi tetap kesal dan begitu melihat Su Mu yang masih kerepotan memunguti gulungan lukisannya, dia langsung melampiaskan amarahnya ke Su Mu dan mencambukinya dengan kejam, apalagi mengingat fakta kalau Su Mu adalah musisi kesayangannya Qian Qian.


Keesokan harinya, Su Mu mendatangi Qian Qian untuk mengembalikan semua lukisannya atas perintah Lin Qi. Dan jelas saja Qian Qian kesal saat melihat luka-luka di lengan Su Mu. Jelas-jelas Lin Qi melakukan ini untuk menekannya.

"Dia benar-benar terlalu sombong. Tidak menyukaiku lalu melampiaskan seluruh amarahnya padamu. Dia tidak memukulimu, jelas-jelas dia memukuliku."

Su Mu meyakinkan Qian Qian untuk tidak mengkhawatirkannya, ini tidak sakit kok. Tapi tiba-tiba dia mengambil tangan Qian Qian lalu menekannya ke d~~anya dan berusaha menggodanya.

"Tapi jika ini membuat Putri Ketiga marah, hatiku akan sakit."

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

1 Comments

  1. Lanjut semangat 💞💞💞💞💞💞💞💞

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam