Sinopsis Lucky's First Love Episode 21 - 2

Xia Ke canggung mengingatkan Xing Yun kalau dia tidak pernah bilang bahwa dia tidak punya tempat tinggal.


"Lalu kenapa kau tidak membantah saat aku tanya apakah kau sudah menjual rumah? Kau bahkan mengubah password-nya."

"Aku memang menjual rumah, tapi bukan yang ini. Dan password-nya kuganti waktu kau masih sama He Yu."

"Berhentilah berdalih. Apa kau tahu apa yang paling penting dalam sebuah hubungan? Ketulusan. Tidak boleh berbohong apapun yang terjadi. Itu adalah prinsip dasar. Bagaimana bisa kau tidak tahu itu padahal kau sudah punya banyak pengalaman cinta?"

Xia Ke canggung menyangkal, pengalaman cintanya tidak banyak kok. Xing Yun kesal, intinya bukan itu, intinya adalah Xia Ke berbohong padanya. Kenapa Xia Ke berbohong padanya?

"Karena aku ingin dekat denganmu. Dulu segalanya tidak jelas. Satu hari kau bersama Chu Nan, lalu hari berikutnya bersama He Yu, mungkin hari-hari selanjutnya kau akan bersama Wang Yu, Li Yu dan Zhang Yu. Aku tidak ingin kehilanganmu pada orang lain. Makanya aku mengambil kesempatan itu."

"Apa kau tahu seberapa banyak pengorbananku untuk membuat kesempatan itu? Bukan cuma menghabiskan uangku tapi juga menyita banyak waktuku."

Xia Ke santai mengingatkan Xing Yun tentang klaim-nya bahwa biaya perawatan rumah Bibi Wang itu cuma satu yuan per meter persegi. Bukankah itu artinya tidak banyak menghabiskan uangnya Xing Yun? Yah sudahlah, kalau begitu mereka seri sekarang.


Lalu sekarang, apa Xing Yun berniat menghancurkannya secara spiritual dengan boneka-boneka ini? Xing Yun meralat, dia ingin menyucikan jiwanya Xia Ke dengan boneka-boneka imut ini.

"Kurasa ini sudah cukup. Bisakah kau mengembalikan barang-barangku?"

"Tidak sekarang. Sebelum itu, kau harus melakukan satu hal." Ujar Xing Yun dengan senyum liciknya. Xia Ke jadi cemas.


Tak lama kemudian semua orang kaget melihat status terbarunya Xia Ke yang berfoto pakai kostum boneka pink sambil memegangi boneka-bonekanya. Pastinya itu ulahnya Xing Yun.

"Sudah puas sekarang?"

"Siapa sangka kau tidak pernah update status, postingan pertamamu langsung mendapat banyak respon."

Xia Ke tak peduli, di mana Xing Yun menaruh barang-barangnya? Xing Yun mengaku di kamar tamu. Eh tapi, kenapa kamar tamu itu sekarang kosong. Xia Ke canggung mengklaim kalau kamar tamu memang selalu kosong.

"Masa kau tidak pernah punya tamu?"

Xia Ke jadi semakin canggung dan buru-buru mengalihkan topik menanyakan persiapan untuk menyambut tim penilai Tiange. Dan itu berhasil mengalihkan pikiran Xing Yun.


Xing Yun melapor bahwa akan ada 3 orang yang datang dan mereka akan ditempatkan di ruang meeting pertama selama periode penilaian. Sementara pemimpin tim akan mereka tempatkan di ruang meeting kedua.

"Zhang Si Rui akan langsung datang dari Amerika?"

"Iya. Aku sudah berdiskusi dengan Direktur Wang dan Amy. Aku akan meminjam mobilmu hari itu untuk menjemputnya di bandara."

Katanya Zhang Si Rui sudah bertahun-tahun tidak kembali ke negara ini, jadi dia belum terbiasa dengan banyak hal. Sepertinya dia seumuran sama Xing Yun. Makanya Xing Yun berpikir dia bisa membantu Si Rui dengan lebih baik.

Oh yah, Xing Yun baru ingat kalau dia membeli beberapa barang yang mungkin dibutuhkan Si Rui dan langsung bergegas kembali ke kantor.

 

Di bandara, Xing Yun harus bersusah payah membantu membawakan banyak sekali barang-barangnya Zhang Si Rui. Saat tengah menunggu Xing Yun memasukkan barang-barangnya ke mobil, tiba-tiba ada pencuri yang berlari ke arah Si Rui.

Melihat itu. Si Rui langsung menjegal kaki si pencuri. Si pencuri jadi kesal dan langsung mengeluarkan pisau. Xing Yun sontak ketakutan, tapi Si Rui bahkan tak gentar sedikitpun dan langsung menggunakan payung untuk menyerang si pencuri dan berhasil menaklukkannya dengan cepat.


Si korban langsung mengucap terima kasih berkali-kali padanya, tapi tiba-tiba dia mencoba menanyakan nomor kontaknya dan mengajaknya makan bersama dengan alasan sebagai ungkapan terima kasih.

Si Rui menolak, tapi dia sengaja pakai bahasa asing, jelas hanya supaya dia tidak terus direcoki dan langsung masuk mobil mengabaikannya. Xing Yun menjelaskan kalau wanita ini adalah orang asing.

Si korban jadi mengira kalau Xing Yun adalah supirnya Si Rui dan mencoba membujuk Xing Yun untuk memberikan nomor kontaknya Si Rui dan membantunya menerjemah. Xing Yun menolak dengan sopan, dia sendiri juga tidak mengerti apa yang diomongkan Si Rui.


Sepanjang perjalanan, Si Rui terus sibuk berkutat dengan tabletnya. Berusaha memecahkan keheningan, Xing Yun pun mencoba mengajaknya bicara dan memiju caranya dalam menolak pria tadi.

Dia mengira kalau Si Rui tadi cuma asal bicara, tapi Si Rui memberitahu bahwa yang dia ucapkan tadi adalah bahasa Portugis. Xing Yun jadi canggung mendengarnya. Si Rui penasaran, apa Xing Yun supir?

Ah! Xing Yun baru ingat dan langsung memperkenalkan dirinya sebagai kepala proyek sekaligus karyawan pertama TIG. Mendengar itu, Si Rui menyimpulkan kalau Xing Yun pasti punya hubungan baik dengan Xia Ke.

Hmm... jelas Si Rui tertarik pada Xia Ke dan langsung penasaran menanyai Xing Yun tentang apakah Xia Ke masih single. Xing Yun jelas bingung mendengar pertanyaannya yang sama sekali tidak ada hubungan dengan bisnis itu.

Si Rui mengklaim bahwa dia bertanya begitu karena jika Xia Ke memiliki pacar atau keluarga, maka itu artinya Xia Ke memiliki banyak kelemahan dan ketidakpastikan. Mempercayai omongannya, Xing Yun langsung mengklaim bahwa Xia Ke masih single dan mendedikasikan hidupnya hanya untuk TIG.

Si Rui tampak senang mendengar informasi itu. Malah tak lama kemudian, saat dia bicara dengan asistennya, satu-satunya informasi yang paling diinginkannya hanyalah informasi pribadinya Xia Ke.


Xing Yun pikir kalau Xia Ke akan pindah kembali vila mewahnya, tapi ternyata dia tetap di apartemennya Bibi Yang. Dengan canggung dia beralasan kalau pasokan air di rumahnya mati. Xing Yun jelas tak percaya, mana mungkin itu terjadi di sebuah rumah mewah.

Tapi baiklah, Xia Ke masih boleh tinggal beberapa hari, soalnya tadi dia ditelepon agen real estate yang memberitahu bahwa ada orang yang mau meneruskan masa sewa rumah ini.

Xia Ke dengan canggung mencoba mengajak Xing Yun untuk tinggal bersamanya. Xing Yun pasti tidak nyaman tinggal bersama orang tua terus. Tapi Xing Yun nggak nyambung dan menyangkal dugaan Xia Ke, justru dia merasa nyaman banget karena ada Ibu yang menyiapkan semua makanan dan membersihkan rumah. Kalau tidak ada Ibu, hidup Xing Yun pasti akan berantakan.

"Orang lain mulai mandiri saat mereka berumur 18 tahun. Kapan kau akan berencana untuk mandiri dari orang tuamu?"

Hmm... itu masuk akal. Baiklah. Kalau begitu, dia akan pindah ke kamar kosongnya Xia Ke saja, dia akan menganggap itu sebagai pembayaran sewanya Xia Ke.

Xia Ke menolak dengan alasan dia lebih suka membiarkan kamar itu tetap kosong. Xing Yun bingung. Dia disuruh pindah tapi tidak diberi kamar?

Dia butuh kamar pribadi dan menata kamarnya sesuka hatinya. Dia tidak bisa meninggalkan prototipe dan poster-posternya. Jika dia pindah, maka semua barangnya juga pindah.


Mereka hampir saja ribut, tapi tiba-tiba Xin Yun ditelepon Ayah yang mengaku mendengar suara Xing Yun di lorong. Xing Yun ada di mana? Waduh! Bisa gawat kalau Ayah sampai tahu dia bersama Xia Ke. Maka Xing Yun berbohong kalau dia lagi ada di luar, ayah mungkin salah dengar.

"Apa kau bersama bosmu lagi?"

"Tidak. Jangan khawatirkan aku."

Tapi Ayah masih curiga dan langsung berusaha mengintipi unit sebelah, bahkan mencoba mengetuk pintunya. Xing Yun dan Xia Ke jadi makin panik. Tapi untunglah Ibu muncul saat itu dan mengajak Ayah masuk rumah kembali.

 

Xia Ke tak senang dengan situasi ini. Kapan Xing Yun berencana untuk go public tentang hubungan mereka?

"Setidaknya setelah investasi dimulai."

Xia Ke akhirnya melepaskannya. Apa segalanya baik-baik saja hari ini? Xing Yun sekarang bisa mengerti kenapa Direktur Qin begitu menghargai Nona Zhang, dia bukan hanya cantik, tapi juga bisa berbahasa Portugis dengan lancar dan menaklukkan seorang pencuri. Dia orang yang tenang dan berani. Pokoknya dia keren deh.


"Jadi intinya kau berhasil ditaklukkan oleh orang yang sebenarnya ingin kau taklukkan?"

"Sepertinya aku tidak meninggalkan kesan yang baik padanya."

"TIG memenangkan investasi dengan kekuatannya sendiri. Jangan berpikir berlebihan."

"Amy dan Yi Yi bilang bahwa jenis penilaian seperti itu diputuskan oleh kesadaran subjectif dari tim penilai. Makanya aku harus meninggalkan kesan baik padanya. Ah sudahlah. Sebaiknya aku pulang. Jika tidak, takutnya ayahku benar-benar akan menunggu di luar pintumu." Ujar Xing Yun lalu bergegas pergi.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

5 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam