Sinopsis Prophecy of Love Episode 1 - 2

Sinopsis Prophecy of Love Episode 1 - 2

Episode 1 Part 1

Tapi ternyata bukan itu yang ingin dibicarakan Pat. Dia justru sedang berusaha menawari Rose untuk tampil di acaranya dan meramal untuk orang-orang. Dia bahkan menawari Rose gaji yang lumayan besar.


Tapi Rose menolak. Dia sudah tidak ingin lagi memprediksi masa depan siapapun. Pat pantang menyerah dan terus berusaha meyakinkan Rose bahwa dengan meramal, dia bisa mendapatkan lebih banyak uang daripada cuma menjual bunga.

Anggap saja Rose melakukan ini untuk mendapatkan banyak uang untuk amal. Dia menawarkan jumlah yang cukup banyak karena dia tahu Rose akan mengamalkan uangnya, iya kan? Rose akhirnya menyerah dan setuju.

Pat senang. Oh yah, dia tidak lagi meramal selama 5 tahun ini pasti karena Thee kan? Apa Rose setakut itu padanya?


Rose menyangkal. "Bukannya aku takut. Aku hanya tidak mau punya konflik dengan seseorang yang tidak pernah mau menerima kebenaran."

"Pernahkah kau menggunakan mawar untuk memprediksi masa depanmu sendiri?"

"Tidak pernah. Itu aturannya. Peramal mawar tidak akan menggunakan mawar untuk meramal takdirnya sendiri. Jika mawar ingin berkomunikasi denganku, maka dia akan memberitahuku."

Dan tepat saat itu juga, saat Rose melihat bunga mawar putihnya, tiba-tiba mawar putih itu berubah layu dan dia bisa melihat kilasan-kilasan masa depannya sendiri. Seseorang berpakaian serba hitam tampak membungkam mulutnya, menenggelamkannya dan menyerangnya dalam kegelapan.

Rose shock hingga dia langsung menjatuhkan mawarnya. Tapi dia pura-pura baik-baik saja saat Pat mencemaskannya. Tapi tak pelak ramalannya barusan membuat Rose gelisah.

Flashback.


Pasca bangun dari komanya, Rose bertemu dengan pemilik kebun mawar di Perancis yang menjelaskan bahwa mawar telah memiliki Rose. Jarang-jarang seseorang layak mendapatkan kehidupan kedua. Karena itulah, Rose harus memanfaatkan keberuntungan yang dimilikinya ini sebaik mungkin.

"Gunakan bakatmu untuk berkomunikasi dengan mawar dan meramal masa depan demi membantu sesama manusia sebanyak mungkin. Tapi kau harus ingat, tugasmu hanyalah melihatnya. Jangan coba-coba mengubah takdir seseorang. Karena tak ada seorangpun yang bisa melarikan diri dari takdir."

Flashback end.

Ingatan itu membuat Rose jadi galau mencemaskan nasib masa depannya sendiri. Tidak ada seorangpun yang bisa melarikan diri dari takdir. Jadi... inikah takdirnya?


Pada hari acara, para staf dan pelayan sudah bersiap di tempat acara. Para tamu mulai berdatangan satu per satu. Pat dan suaminya datang tak lama kemudian.

Tapi err... sepertinya mereka diam-diam mengundang Thee juga sebagai tamu kejutan. Malah Pat memberitahu bahwa Thee sekarang sudah berada di ruang VIP.

Mereka berdua lalu berpisah. Suaminya Pat menyambut kedatangan Tuan Wuttikorn. Sementara Pat menyambut rekan bisnis lainnya, seorang istri jenderal yang entah kenapa datang sendiri dengan hanya ditemani seorang bodyguard.


Khun Ying itu tampak begitu anggun selayaknya nyonya konglomerat. Tapi saat Pat mulai membahas suaminya dan menanyakan kenapa beliau tidak ikut datang, Khun Ying itu langsung tampak canggung dan beralasan bahwa suaminya sedang ada rapat penting. Tapi mungkin dia akan datang untuk menjemputnya setelah acara usai nanti untuk merayakan anniversary mereka yang ke-18.

"Sudah 18 tahun? Seminggu yang lalu adalah anniversary saya dan Khun Phol yang ke-6. Apa Khun Ying tahu bahwa ada dan Jenderal adalah couple goal kami? Tidak perlu punya anak. Kami saling mencintai dan bahagia seperti ini setiap hari." Ujar Pat antusias, sama sekali tidak melihat betapa canggungnya Khun Ying mendengar semua penuturannya.


Paul baru pulang dari Jepang dan langsung pergi ke tempat acara tapi malah mendapati di luar banyak berkumpul para fans-nya Thee. Terang saja dia jadi mencemaskan Rose dan langsung mencari Pat untuk melabraknya.

Pat santai meyakinkan Paul bahwa Thee tidak akan bisa melakukan apapun pada Rose di hadapan para tamu. Sudahlah, Paul bantu saja mengurus para tamu.


Salah satu pelayan yang sepertinya dekat dengan Thee, mendengar percakapan mereka dan jadi cemas. Dia berniat mau memberitahu Thee, tapi managernya mendadak muncul menghadangnya dan memaksanya untuk melanjutkan pekerjaannya, mengira dia cuma salah satu penggemarnya Thee yang mau mengintipi idolanya.


Di toilet, Rose masih mencemaskan ramalan nasibnya sendiri. Tapi dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa tidak akan terjadi apapun, itu pasti cuma imajinasinya saja.

Pat menginstruksikan para pelayan untuk mengawal Thee lewat jalan belakang. Dia memutuskan masuk ke toilet dulu, tepat saat Rose keluar dari toilet sebelah. Mereka hampir saja bertemu tapi tiba-tiba seseorang memanggil Rose sehingga membuat Rose kembali masuk ke toilet.

Wanita bernama lyla itu memanggil Rose untuk memberitahu Rose tentang bagian lengan gaunnya yang robek. Lyla lalu mengundang Rose ke butiknya yang ada di depan jalan biar dia bisa membantu menjahitkan kerusakan gaun itu.


Tapi anehnya, Lyla menyentuh Rose dengan cara yang err... agak terlalu mesra. Bahkan saat dia membantu menutup resleting bajunya Rose, dia berdiri terlalu dekat dan berkata bahwa dia sangat antusias dengan acara ramalam mawar yang akan diadakan hari ini.

Paul benar-benar mencemaskan Rose, tapi dia bahkan tidak bisa menghubungi Rose. Itu karena Pat sengaja menghalanginya dengan menelepon Rose duluan. Mendengar Rose ada di butiknya Lyla, dia berkata akan mengirim orang untuk menjemput Rose ke sana. Dan dia sengaja membuat teleponnya on terus biar Paul tidak bisa menghubungi Rose.

Seorang staf datang mengabarkan kedatangan aktris bernama Rinradee. Pat pun menginstruksikan si pelayan untuk mempertemukan Rinradee dengan Thee di belakang.


Tak lama kemudian, Thee muncul bergandengan tangan dengan Rin dan kontan membuat para penggemar heboh mengelu-elukan mereka. Acara pun dimulai dengan sesi pemotongan pita oleh Tuan Wuttikorn.

Setelah penampilan beberapa penari, Thee dan Rin pun naik ke atas panggung bersama-sama. MC membuka acara dengan mengumumkan acara adalah pembukaan The Rose Park, sebuah shopping mall yang bernuansa kebun bunga mawar ala Inggris.

Mereka berdua lalu ditanyai tentang proyek ini. Rin berkata kalau dia mau shopping setelah acara ini usai nanti dan Thee menjawab dengan gaya flirty, mengajak Rin makan malam bersama setelah dia selesai shopping nanti. Dan terang saja para penggemarnya langsung heboh.


Tapi kemudian si MC mengumumkan acara utama mereka adalah ramalan mawar lalu meyilahkan Rosita naik ke atas panggung. Wajah Thee seketika berubah. Rose pun langsung canggung saat melihat Thee.

Paul berusaha mengajaknya pergi saja, tapi Rose sudah tidak bisa melarikan diri sekarang dan menolak. Dia meyakinkan Paul bahwa dia baik-baik saja dan akhirnya naik ke panggung sembari berusaha mengabaikan tatapan membunuh Thee.


Si MC meminta Rose untuk meramal masa depannya Rin dan Thee. Rin tidak keberatan, tapi Thee diam saja. Rose sinis, tidak masalah kok kalau Thee tidak siap. Terprovokasi, Thee akhirnya menerima tantangan itu.

Tapi... meramal dia dan Rin itu pasti terlalu mudah. Rose pasti bisa cari informasi di internet. Jika dia peramal betulan, bagaimana kalau dia mengundang tamu-tamu lainnya untuk bergabung dalam acara ramalannya?

Thee lalu mengundang 4 orang tamu kehormatan acara ini untuk ikut diramal. Tuan Wuttikorn, Khun Ying, Suaminya Pat dan Lyla.

 

Rose tak gentar sedikitpun dan mulai berpidato tentang teknik ramalan mawar. Para staf lalu membawakan vas dan beberapa tangkai bunga mawar ke atas panggung.

Rose meminta para tamu untuk mengambil satu tangkai mawar dan bawa padanya. Tapi Thee keberatan dengan sinis. Kalau Rose melihat siapa memilih mawar apa, itu tidak terlalu menantang.

Jadi dia usul agar Rose tidak melihat siapa memilih mawar yang mana. Ramal masing-masing mawar tanpa mengetahui mawar-mawar itu pilihan siapa saja.

"Terima kasih sudah menyarankan ide ini padaku." Sinis Rose. "Baiklah, aku akan menutup mataku sementara semua orang memilih mawar-mawar mereka. Kuharap tidak ada keberatan apapun lagi."


Rose pun mulai menutup matanya, sementara yang lain mulai memilih mawar pilihan masing-masing. Tapi Thee sengaja memilih mawar yang bukan dari panggung, melainkan mawar yang dari meja tamu dan merontokkan kelopak-kelopaknya sehingga hanya tersisa satu kelopak.

Setelah itu, para tamu dipersilahkan duduk kembali dan pilihan pertama Rose adalah mawar merah pilihan Lyla.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments