Kalau begitu, penulis cerita dua menyarankannya untuk mencoba menyentuh hati si pisang dengan cinta. Buat dia mengerti dan bertobat. Qian Qian tidak setuju, untuk membersihkan nama baik seorang karakter kan harus ada dasar alur cerita. Mana bisa cuma mengandalkan dialog?
"Kalau begitu tak ada cara lain, singkirkan si jeruk. Hanya itu harapan semua orang." Ujar penulis cerita tiga.
Penulis cerita satu setuju. "Putri Ketiga, kenapa anda begitu tidak rela untuk melepaskan si jeruk?"
"Permintaan dari pihak klien. Mereka sudah menyiapkan dana untuk perpanjangan cerita."
"Apa itu pihak klien?"
Qian Qian bingung bagaimana menjelaskannya. "Aku! Akulah si klien itu. Kuperintahkan kalian, cepat pikirkan cara apapun untuk mempertahankan jeruk ini. Mengerti, tidak."
"Pihak klien sangat semena-mena." Sindir penulis tiga.
"Tapi kaya." Timpal penulis cerita dua.
"Ketrampilannya?"
Bisa memprediksi... Ah! Qian Qian mendadak baru sadar. Si jeruk ini tahu segala hal tentang alur ceritanya. Tentang bagaimana cara si pisang membunuh si jeruk, bagaimana cara si pisang menggoda si apel, bagaimana caranya pisang membuat rencana diam-diam, bagaimana caranya pisang mendapatkan obat untuk mempertahankan hidupnya dari si apel. Pokoknya si jeruk tahu segalanya.
"Putri Ketiga, kenapa anda tidak mengatakan ini sejak awal?"
Kalau si jeruk ini bisa meramal, maka seharusnya dia tahu bagaimana memperoleh manfaat dan bagaimana menghindar dari bahaya. Dia seharusnya tahu bagaimana mengubah kesialan menjadi keberuntungan.
"Manfaatkan kekurangan pisang. Selamatkan dia, bantu dia, lindungi dia, dapatkan kepercayaannya, balikkan kesannya, turunkan kewaspadaannya."
"Tapi itu kan, sama seperti memohon ampunan?."
Ah! Qian Qian punya ide. Bagaimana kalau begini... Saat si pisang sedang rapat rahasia, apel tiba-tiba datang menyerang, kemudian jeruk maju menyelamatkan si pisang dari bahaya. Apakah dengan cara ini, jeruk bisa mendapatkan kepercayaan si pisang.
Bai Ji datang tak lama kemudian dengan membawakan pesan dari mata-mata mereka yang melapor bahwa mereka sudah mendapatkan peta pertahanan kota Huayuan dan mengajaknya untuk bertemu di parit pertahanan kota pada jam setengah dua belas malam.
Pelayannya Chu Chu menyarankannya untuk menangkap mata-mata kota Xuanhu. demi memenangkan hati Penguasa Kota. Chu Chu agak ragu, tak enak pada Qian Qian yang baru menikah.
Pelayan meyakinkannya untuk berhenti mengurusi Putri Ketiga. Penguasa Kota memberikan jabatan komandan militer pada Chu Chu bahkan tanpa melalui ujian seleksi. Jelas itu menunjukkan Penguasa Kota memiliki harapan besar terhadap Chu Chu.
Jadi rencananya, begitu Chu Chu nanti muncul untuk menangkap Han Shuo, dia dan Zi Rui harus maju menyelamatkan Han Shuo. Bilang saja pada Chu Chu bahwa dialah yang mengajak Han Shuo bertemu di sini dan tidak ada mata-mata dari kota Xuanhu di Huayuan. Dengan begitu, dia akan membantu Han Shuo lepas dari masalah dan Han Shuo akan percaya padanya.
"Ini sungguh sandiwara yang mengagumkan." Puji Qian Qian untuk dirinya sendiri.
"Anda menjebak Tuan Muda Han seperti ini lagi. Kalau Penguasa Kota sampai tahu, beliau pasti akan menghukum anda."
Qian Qian yakin itu tidak akan terjadi karena Penguasa Kota menyayanginya. Yang penting sekarang ini adalah Han Shuo itu orangnya curigaan, dia harus memperbaiki itu.
Tak lama kemudian, mereka melihat Chu Chu datang juga dengan membawa pasukan. Oke! Saatnya beraksi.
Tapi aneh, saat Chu Chu menyerbu tempat itu, mereka malah tak menemukan siapapun. Tapi kemudian ada yang datang, semua orang langsung bersiap menyerbu. Dan begitu pintu terbuka, semua orang sontak menghunus pedang.... ke leher Qian Qian.
Chu Chu jelas kaget dan bingung, kok jadi Qian Qian? Qian Qian yang membuat janji bertemu seseorang di sini? Terus mana orangnya?
Hah? Qian Qian baru sadar tidak ada Han Shuo dan jadi bingung juga. Di mana orangnya? Tidak datang? Pelayannya Chu Chu mendadak curiga sama Qian Qian. Dia membuat janji bertemu siapa di sini? Apa Qian Qian orang yang hendak bertemu dengan mata-mata kota Xuanhu? Bersekongkol dengan kota lawan hukumannya adalah mati.
Qian Qian jelas tidak terima tuduhannya, mana mungkin dia bersekongkol dengan kota musuh. Sebentar! Qian Qian langsung sadar kalau dia sudah dijebak sama Han Shuo. Iiish!
"Ini bukan masalah kecil. Aku tidak mau bertanggung jawab, tapi aku akan memohonkan ampunan untukmu pada Penguasa Kota." Ujar Chu Chu.
Tapi Chu Chu jelas kurang begitu percaya, apalagi saat dia memperhatikan ekspresi Zi Rui yang galau. Pelayannya Chu Chu sinis, Qian Qian tidak punya bukti dan saksi untuk membuktikan pernyataannya itu.
"Kau sendiri menuduhku bersekongkol dengan kota musuh, mana bukti dan saksi?" Balas Qian Qian.
Qian Qian meyakinkan kalau dia mengatakan yang sebenarnya. Sebenarnya dia datang hanya untuk melihat bulan, terus kebetulan bertemu dengan Chu Chu. Dan sekarang dia mengklaim kalau dia sudah capek lalu bergegas membawa Zi Rui pergi bersamanya.
Biarpun Qian Qian biasanya tidak takut pada apapun, sebenarnya nyalinya kecil. Dia tidak akan berani melakukan hal semacam itu. Qian Qian yakin ini pasti ada kaitannya dengan Han Shuo. Mungkin Qian Qian hanya dimanfaatkan oleh Han Shuo.
Han Shuo sudah menunggu di paviliun saat Qian Qian baru pulang. Zi Rui cemas, tapi Qian Qian percaya diri, dia akan membalikkan alur ceritanya.
Maka kemudian dia mulai menyindir Han Shuo tentang masalah kepercayaan. Manusia tidak bisa berdiri tanpa kepercayaan, bisnis tidak bisa maju tanpa kepercayaan, negara akan hancur tanpa kepercayaan. Sebagai manusia, bukankah mereka juga seharusnya memiliki sedikit kepercayaan? Jelas-jelas Han Shuo yang menerima undangan, kenapa Han Shuo malah menjebaknya?
"Apa yang Putri Ketiga maksud adalah masalah parit pertahanan kota?"
Bersambung ke part 3
1 Comments
Lanjut semangat 💞💞💞💞💞💞💞
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam