Sinopsis The Romance of Tiger and Rose Episode 2 - 2

Berhubung Qian Qian bersikeras bahwa dia meracuninya, Han Shuo memutuskan untuk mengikuti saja apapun kemauan Qian Qian dan memerintahkan Bai Ji untuk mengikuti rencana awal. Bunuh Qian Qian dan anak haram yang dikandungnya itu.


Tak lama kemudian, mereka melihat beberapa pelayan berjalan ke paviliun dengan membawakan beberapa nampan makanan. Bai Ji memberitahu Han Shuo bahwa mereka sudah menaruh racun dalam makanan yang disajikan di mangkok kaca.

Racun itu akan bereaksi tengah malam nanti. Qian Qian akan mati dalam tidurnya, takkan ada seorangpun yang akan mencurigai Han Shuo.


Han Shuo santai saja saat Zi Rui menyuruhnya untuk melayani Qian Qian. Makanan pertama pun dihidangkan, dan ternyata itu makanan di mangkok kaca. Han Shuo dan Bai Ji langsung antusias menanti Qian Qian memakan makanan beracun itu.

Han Shuo bahkan dengan senang hati memberikan makanan itu ke sendoknya Qian Qian. Qian Qian pun memakannya dengan lahap. Tapi tiba-tiba saja dia melihat Bai Ji tersenyum lebar. Tapi Qian Qian belum curiga dan cuma bingung.

Hidangan kedua pun disajikan... di mangkok kaca juga. Hah? Han Shuo dan Bai Ji jelas bingung sekarang, terus yang mana yang beracun? Dua-duanya kah?

Han Shuo mencoba menyuapkan lagi ke Qian Qian, dan lagi-lagi Qian Qian memakannya dengan lahap dan tanpa curiga apapun. Dia bahkan langsung memerintahkan para pelayan untuk menyajikan semua makanan.
 


Para pelayanpun membuka nampan-nampan mereka, memperlihatkan berbagai hidangan yang semuanya disajikan di mangkok kaca. Wkwkwk! Han Shuo dan Bai Ji shock. Han Shuo sontak menatap Bai Ji dengan kesal.

Jadi ceritanya tadi saat Zi Rui menanyakan Qian Qian mau makan siang apa, Qian Qian memerintahkan Zi Rui untuk memasak semua menu dan menyajikan semuanya di peralatan makan terbaik. Dan begitulah bagaimana akhirnya semua makanan itu disajikan di mangkok kaca.

Karena tidak tahu yang mana yang beracun, Han Shuo jadi terlalu antusias menyajikan semuanya untuk Qian Qian sambil menatap semua makanan itu dengan gelisah.

Qian Qian yang memperhatikan keanehan kedua majikan dan pelayan itu, jelas curiga. Jangan-jangan Han Shuo menaruh racun di makanannya. Dasar Han Shuo! Dia sudah susah payah menyelamatkan Han Shuo dari penjara, tapi sekarang Han Shuo malah mau meracuninya.


Maka kemudian dia mengetesnya dengan membujuk Han Shuo untuk makan bersamanya juga. Han Shuo panik menolak dengan alasan mau menaati aturan kota Huayuan yang melarang pria makan di meja makan. Lagipula Qian Qian sekarang harus memberi makan untuk dua nyawa. Jadi dia makan sendiri saja

Qian Qian sontak menariknya dan menegaskan bahwa di kota ini, pria yang sudah menikah harus mengikuti istrinya. Jadi, silahkan Han Shuo makan.

"Tamu harus mengikuti keinginan tuan rumah. Kusuruh kau makan, kau harus memakannya!"

Qian Qian bahkan berusaha menyuapinya dengan paksa, tapi Zi Rui malah mengira kalau mereka lagi romantis dan saling mencintai. Qian Qian sontak kesal membentaknya, saling mencintai apaan? Qian Qian mau membuang semua makanan itu dengan membalik cara membalik meja kayak di drama-drama, tapi dia bahkan tidak kuat mengangkat mejanya.


Melihat itu, Han Shuo langsung membantunya dengan menarik taplak mejanya dan membuat semua makanan itu berhamburan. Zi Rui langsung heboh menyuruh para pelayan menyiapkan makanan lagi. Tapi Qian Qian menolak dan langsung beranjak pergi.

"Putri mau ke mana?" Tanya Zi Rui.

"Kediaman Penguasa Kota."

"Untuk apa ke sana?"

"Makan."

"Saya ikut."


Han Shuo kesal banget sama Bai Ji dan menuduhnya berkhianat. Apa dia tahu apa hukuman bagi seorang pengkhianat. Bai Ji sontak ketakutan dan berusaha meyakinkan tuannya itu bahwa dia akan selalu setia sama Han Shuo.

Segalanya benar-benar sudah dipersiapkan dengan baik, racun itu benar-benar ditaruh di mangkok kaca. Tapi siapa sangka Putri Ketiga malah iseng mengganti seluruh peralatan makan jadi mangkok kaca. Sama seperti sebelumnya saat Qian Qian iseng mengendarai kuda dan mengagalka rencana awal mereka.

Biarpun segalanya sudah dipersiapkan dengan baik, tapi Bai Ji kan juga tidak bisa mengontrol segala hal yang mungkin bisa menyebabkan perubahan rencana.

"Mohon Tuan Muda memberikan kesempatan bagi orang yang bersalah untuk menebus kesalahannya, terutama saya."


Qian Qian mengira bisa makan siang dengan tenang di kediamannya Penguasa Kota. Tapi nyatanya, setiap kali dia mau mengambil makanan, Penguasa Kota mencegah dan melarangnya makan karena semua makanan itu tidak baik untuk wanita hamil.

Penguasa Kota bahkan langsung memerintahkan para pelayan untuk menyingkirkan semua makanan itu. Qian Qian sontak panik ingin mengambil kembali semua makanan itu sampai-sampai dia tidak sadar dia tak sengaja memperlihatkan sesuatu di tangannya yang kontan mengagetkan si Kasim.

Qian Qian bingung melihat reaksinya dan santai saja menyingkap lengannya, memperlihatkan tanda titik merah yang merupakan tanda keperawanan. Penguasa Kota shock melihatnya.

Lucunya, Qian Qian sendiri bingung. Kenapa Qian Qian masih punya tanda keperawanan padahal dia cewek genit? Apa itu artinya, dibalik semua kenakalan Qian Qian, dia sebenarnya gadis baik-baik? (Pfft! Dia yang bikin cerita, dia juga yang bingung)


Penguasa Kota jelas kesal dibohongi dan langsung menggebrak meja dengan penuh amarah. Bisa-bisanya dia menjadikan masalah keuturunan sebagai lelucon hanya demi tawanan itu.

"Kau benar-benar mengecewakan harapanku padamu! Kau tidak bisa membedakan mana yang penting dan mana yang tidak dan mengabaikan martabat bangsawan! Mana Han Shuo? Panggil Han Shuo!"

Qian Qian sontak panik berusaha memohon padanya untuk tidak marah ataupun menyalahkan Han Shuo. Dia beralasan kalau dia melakukan itu karena dia mencintai Han Shuo. Dia jatuh cinta pada Han Shuo sejak pandangan pertama.  Perasaan cinta itu semakin mendalam, dan sekarang dia tidak bisa hidup tanpa Han Shuo.

"Aku sangat menyukainya, jadi mohon Ibu merestui kami."

Penguasa Kota stres mendengarnya, tapi pada akhirnya dia mengasihani putrinya dan mengalah. Tapi dia memperingatkan Qian Qian untuk mengurus prianya itu dengan benar.

Asalkan Han Shuo tidak membuat masalah, dia akan mengampuni Han Shuo. Jika tidak, maka dia juga tidak akan melepaskan Qian Qian. Mendengar itu, Qian Qian pun bergegas kabur.

Penguasa Kota benar-benar kecewa. Padahal dia sudah menyiapkan berbagai mainan untuk menyambut kelahiran cucunya. Singkirkan semuanya!

 

Qian Qian jadi pusing dengan kerumitan perubahan alur cerita ini. Yang paling jadi masalah adalah Han Shuo, dia harus segera menendangnya ke sisi Chu Chu dan begitu cerita berakhir, maka dia bisa pulang. Tapi sekarang alur ceritanya jadi rumit.

Ah! Tiba-tiba Qian Qian kepikiran untuk memanggil beberapa ahli penulis cerita terbaik di kota ini.

Tak lama kemudian, 3 orang penulis cerita duduk di hadapan Qian Qian di sebuah kedai teh. Yang pertama adalah seorang pendongeng di kedai teh, yang kedua adalah ahli memainkan wayang di jalan dan yang ketiga adalah seorang pemilik teater.


Qian Qian dengan sopan memberitahu bahwa dia membutuhkan bimbingan mereka bertiga untuk sebuah cerita yang ditulisnya. Biar lebih gampang, dia mempresentasikan para karakter ceritanya dengan buah-buahan. Male Lead-nya adalah pisang, Female Lead-nya adalah apel dan pemeran pembantu wanita adalah jeruk.

Jadi ceritanya begini, pisang dipaksa menikah dengan jeruk. Tapi pada malam pengantin, si pisang meracuni si jeruk. Setelah si jeruk mati, si pisang dan si apel jatuh cinta dan bersama.

"Cerita biasa, tidak ada keunikannya." Kritik Penulis Cerita Satu.

Qian Qian agak tersinggung menedengarnya, tapi sekarang ceritanya berubah. Si jeruk ini tidak mati pada malam pernikahannya.

"Perubahan alur, memutar alur cerita semula, memiliki efek yang tak terduga. Saya pandai dalam bidang komedi, sudah terbiasa menggunakan trik cerita begini." Komentar Penulis Cerita Dua.


Tapi Qian Qian ngotot tidak mau alur ceritanya berubah. Dia tidak mau terjadi hal tak terduga. Dia maunya pisang dan apel cepat bersatu.

Kalau begitu, Penulis Cerita Tiga menyimpulkan bahwa jeruk itu adalah penghalang, jadi jeruk itu harus segera dilenyapkan. Pfft! Qian Qian canggung mendengarnya. Masa harus begitu sih? Bagaimanapun itu adalah nyawa manusia hidup.

Tapi para penulis cerita itu kompak menyarankannya untuk menyingkirkan si jeruk saja. Qian Qian ngotot tak setuju, apalagi kalau pakai cara-cara kasar begitu.

Dia punya ide. Bagaimana kalau si jeruk ini membiarkan si pisang dan si apel bertemu dalam sebuah adegan pahlawan menyelamatkan si cantik... Ah, bukan... adegan si cantik menyelamatkan pahlawan?

"Anda akan membuat adegan ini seperti apa?" Tanya Penulis Cerita Tiga. Qian Qian langsung tersenyum penuh arti.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

  1. Lanjut....semangat!!!!!💗💗💗

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam