Saat Padet pulang, dia mendapati rumahnya dihias dengan balon-balon, di meja ada beberapa jenis makanan Korea dan kue ultah, lalu Neung tiba-tiba muncul pakai baju Hanbok dan mengucap...
"Selamat ulang tahun. Semoga kau selalu bahagia dan sehat selalu."
Dia bahkan langsung menyanyi lagu ulang tahun dalam bahasa Korea dengan gaya imutnya. Tapi... tiba-tiba saja lagu itu dia persembahkan bukan untuk Padet, melainkan untuk Rut Oppa. Hah? Kok jadi Rut yang ultah?
Ternyata dia menganggap Padet sebagai Rut dan santai saja mengucap berbagai doa ulang tahun untuk Rut tanpa sedikitpun menyadari wajah kecewa Padet.
Dia memberitahu bahwa 3 bulan lagi Rut ulang tahun, makanya sekarang dia latihan dulu untuk mengatur pesta ulang tahun di rumah Rut nanti. Dengan seenaknya dia meminta Padet untuk pura-pura jadi Rut lalu menyuruhnya duduk dan mencicipi sup rumput laut buatannya. Biarpun kecewa, tapi Padet tidak marah dan menuruti apapun yang Neung minta.
Dalam perjalanan pulang, Aik mendadak muncul lagi. Dan Suam seperti biasanya, tidak berani menolaknya. Aik mengklaim tidak berani datang ke rumah Suam karena dia menghargai Rut. (Kalau menghargai Rut, ngapain kamu malah menemui istrinya?)
"Khun Aik, seharusnya kau menghargai Khun Da saja. Khun Aik, apapun yang ingin kau katakan, katakan secepatnya."
Khun Aik tak senang dengan hubungan mereka sekarang ini. Dia datang hanya untuk memastikan Suam baik-baik saja pasca insiden pencuri masuk ke rumahnya itu. Dia bahkan sok romantis meminta maaf karena dia tidak ada di sana saat kejadian itu.
"Bagaimana bisa kau berada di sana. Berhentilah berkhayal."
"Aduh, Suam. Kau tidak akan membiarkanku terkesan sedikit?"
"Khun Aik, kau tidak perlu terkesan denganku. Satu-satunya orang yang seharusnya membuatmu terkesan adalah istrimu bukan aku. Khun Aik, tolong jangan mencariku lagi. Satu-satunya caraku membayar hutang budiku padamu adalah dengan tidak menghancurkan keluargamu. Dan lagi, aku juga menghargai suamiku."
Suam langsung pamit dan keluar. Tapi dia tidak sadar ada orang yang memotretnya lalu mengirimkannya ke Su. Dan tentu saja Su langsung menunjukkan itu ke Da untuk memprovokasi Da. Dan itu berhasil memancing emosi Da yang cemburuan. Da bahkan bertekad akan memberitahu Rut tentang betapa murahannya istri yang dinikahi Rut itu.
Malam harinya saat Neung hendak pulang bertepatan dengan Suam dan Teerak yang mau ke rumahnya Padet sambil bawa balon-balon dan kue ultah. Melihat penampilan Neung, mereka menduga kalau dia juga pasti baru merayakan ultahnya Padet barusan. Hah? Neung bingung, siapa ulang tahun?
"Ulang tahun Inspektur Padet."
"Ulang tahun?"
"Iya. Ini kue yang sudah kami siapkan." Ujar Teerak sambil menunjukkan kue ultahnya atas nama Padet. "Kami mau merayakan ulang tahunnya."
Karena sudah malam, jadi mereka bergegas masuk dan meninggalkan Neung yang kontan menyesali perbuatannya pada Padet seharian ini.
Keesokan harinya, Aik sedang bicara dengan seorang kliennya. Dia pengacara yang sekarang sedang menangani kasus perceraian kliennya karena masalah perselingkuhan.
Si klien ini mirip-mirip Da yang emosian dalam menghadapi masalah perselingkuhan suaminya. Tapi alih-alih bersimpati pada kliennya itu, Aik malah tidak setuju dengan sikap si klien dan menasehati si klien untuk menghormati suaminya dengan tidak membuat keributan di tempat umum.
"Khun Aik! Jangan memintaku untuk menghormati pria brengsek yang tidak setia pada istrinya."
"Kusarankan agar kau mengganti pengacaramu." Sinis Da yang mendadak muncul. "Karena pengacaramu ini juga brengsek dan tidak memiliki kehormatan"
Dia bahkan langsung menunjukkan foto itu sebagai bukti dan mulai menghina Aik lagi dengan kasar, bahkan membanding-bandingkan keluarga Aik dengan keluarganya yang menurutnya tidak selevel.
Si klien jadi terprovokasi dan hampir mau memutuskan kerja sama mereka. Tapi Aik dengan cepat menyela dan menyatakan putus kerja sama dengan si klien karena dia akan menggunakan waktunya untuk bercerai dengan istrinya.
Di markas Snow White, Padet melihat Suam termenung gelisah. Tapi mereka tak sempat berbincang lebih lanjut karena Thuan datang saat itu dan rapat pun dimulai, membahas rumah mendiang ayahnya Rut itu.
Tapi Suam yakin kalau Rut tidak tahu menahu tentang kepemilikan rumah itu. Dia terlihat benar-benar tidak tahu apa-apa saja yang ditinggalkan ayahnya untuknya.
Menurut penyelidikan Songkram, setelah ayahnya Rut meninggal dunia, Direk meminta pada pengadilan untuk menjadi pengelola semua warisannya Rut. Jadi harta warisannya Rut pasti sangat banyak. Direk adalah orang yang membesarkan Rut, mungkin bukan cuma itu satu-satunya kebenarannya.
Suam juga merasa ada yang aneh. Rut selalu memberitahu pamannya tentang apa-apa saja yang dia miliki. Seorang paman tidak akan mungkin membiarkan keponakannya menjadi tersangka, kan? Apalagi keponakan yang dibesarkannya sendiri.
"Dalam situasi seperti ini, kita tidak bisa mempercayai siapapun." Ujar Padet.
"Oiii! Aku tahu, Sara! Kau sudah mengatakannya ratusan kali."
"Kalau aku tidak mengatakannya, kau mungkin lupa."
Mereka hampir saja mau ribut lagi, tapi Suk dengan cepat menegur mereka. Suk yakin ada seseorang yang belum mereka ketahui keberadaannya. Chana yang menyusup masuk ke sarangnya Sia Ha, juga tidak punya informasi apapun untuk mereka. Orang-orangnya Sia Ha diam semua.
"Kalau begitu kita harus menemukan seseorang yang belum diketahui itu secepat mungkin. Tapi saat ini, ada satu orang yang sudah pasti." Ujar Thuan sambil menempelkan fotonya Direk.
Pada saat yang bersamaan, Rut juga sedang menatap foto Direk dengan curiga teringat berbagai keanehan sikap dan ucapan Direk terkait kasus ini.
1 Comments
Lanjut...
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam