Sinopsis My Secret Bride Episode 11 - 3

Dalam flashback, ternyata kemarin Letnan Kom menelepon Sia Ha, berusaha memohon pada Sia Ha untuk melepaskannya, dia ingin berhenti. Tapi entah apa tanggapan Sia Ha.


Dia tak sempat memikirkannya lebih jauh karena tepat saat itu juga, mereka tiba-tiba mendapat laporan tentang seorang siswa yang hendak melompat dari gedung di sekitar area konstruksi.

Rut langsung memerintahkan Padet, Letnan Cha dan Sersan Dan untuk ikut dengannya. Tapi Letnan Kom mendadak minta ikut, dia meyakinkan Rut bahwa dia pintar membujuk orang. Rut agak ragu awalnya, tapi yang lain setuju, Rut akhirnya mengizinkannya ikut.


Para polisi dan petugas ambulance sudah tiba di lokasi. Sersan Dan langsung melaporkan tentang identitas si mahasiswa itu, namanya New. Dia kedapatan curang dalam ujian. Karena itulah, dia dikeluarkan dari universitas. Dia tidak terima dengan itu dan sekarang dia mengancam akan melompat dari lantai 20.

Rut menginstruksikan Padet dan Letnan Cha untuk menghubungi orang tua New, lalu mengajak Sersan Dan dan Letnan Kom ikut dengannya ke lantai 20 dan berusaha membujuk New.

Rut berusaha membujuk anak itu untuk bicara dulu dengan mereka dan meyakinkan New bahwa mereka bisa membantunya. Tapi saat Rut hendak membahas masalah ujiannya, New sontak histeris. Rut sudah panik saja, tapi Letnan Kom dengan cepat mencegahnya dan langsung mengambil alih situasi.


"Kau tidak mau membicarakan tentang kecuranganmu saat ujian? Kenapa? Kau malu? Kalau begitu, lompatlah. Kau melakukan kesalahan dan kau berpikir untuk lari? Kau pikir masalahnya akan selesai kalau begitu? Pikirkan orang tuamu, betapa kecewanya mereka nantinya."

"Jika mereka tahu anak mereka curang dalam ujian dan dikeluarkan, mereka mungkin tidak akan kecewa, mereka justru akan senang."

"Kalau kau memang yakin begitu, menurutku sudah lompat sedari tadi."

Biarpun dia membuat kesalahan, tapi itu bisa diselesaikan. Masalahnya bisa diselesaikan jika dia terus hidup dan bukannya membuat kesalahan dengan lari dari masalah dan meninggalkan orang tuanya yang akan kecewa seumur hidup mereka.

"Kau tidak mengerti. Ibuku pikir aku pintar. Dia sangat bangga padaku. Jika dia tahu aku curang dalam ujian..."


"Kau tidak mau orang tuamu tahu kalau kau menyesalinya? Dan seandainya orang tuamu berdiri di sini, apa yang akan kau katakan pada mereka?"

Bujukannya sepertinya mulai berhasil. New langsung membayangkan kedua orang tuanya ada di sini dan langsung memohon maaf pada mereka berdua. Dia sungguh menyesal, tidak seharusnya dia seperti ini.

"Kalau begitu kau tidak boleh mati. Kau harus kembali mencari ayah dan ibumu. Aku yakin orang tuamu sedang menunggu penjelasan darimu, Khun New."

Sersan Dan bahkan meyakinkan Newa bahwa mereka sudah menghubungi orang tua dan mereka sedang dalam perjalanan kemari. Letnan Kom dengan hati-hati mendekatinya dan mengulurkan tangan padanya... Dan New langsung memegangnya. Fiuh! Syukurlah mereka berhasil membujuknya.

"New, sebanyak apapun kesalahan yang kau buat, jangan pernah lari. Selesaikan itu dan jangan menyerah pada kekalahan. Mengerti?" Ujar Letnan Kom.

 

Rut setulus hati berterima kasih atas bantuan Letnan Kom lalu membawa New turun. Letnan Kom pun sangat terharu. Para petugas medis langsung mengecek kondisi New begitu dia keluar dan Sersan Dan langsung memberitahu para rekannya tentang kehebatan Letnan Kom tadi. Tapi, di mana Letnan Kom sekarang?

Tepat saat itu juga, tiba-tiba terdengar bunyi berdebam keras dari belakang lalu tiba-tiba saja seseorang berteriak mengumumkan ada orang yang melompat dari gedung. OMG! Rut cs langsung lari ke sana dan shock mendapati Letnan Kom-lah yang melompat bunuh diri.

 

Lamyai sedang sibuk mengurus bayinya saat teleponnya berbunyi. Nenek Dukun-lah yang akhirnya menjawab telepon itu dan langsung shock mendengar berita dari orang di seberang. Nenek Dukun sontak menatap putrinya dengan prihatin, tak tega untuk mengabarkan masalah ini padanya. Para polisi pun menangis sedih.


Neung mendatangi rumahnya Rut dan mendapati Suam berdiri membelakanginya. Dia menyapanya dengan rada ketus seperti biasanya, tapi kali ini Suam malah tidak menjawabnya.

Bingung, dia langsung menarik Suam menghadapinya, tapi malah kaget mendapati Suam ternyata sedang menangis. Neung sontak cemas dan langsung memeluknya, dia kenapa?


Tak lama kemudian, Ibunya Suam sibuk memberi perintah sana-sini pada para tetangga untuk mengatur tempat pemakaman di kuil. Suam sedang memberikan penghormatan terakhirnya pada mendiang saat tiba-tiba saja dia melihat arwahnya Letnan Kom di hadapannya.

Suam sontak kesal mengomeli arwah Letnan Kom panjang lebar. "Ini cuma masalah kesal, kenapa kau harus melarikan diri dengan mati? Bagaimana P'Lamyai dan bayinya akan hidup sekarang? Pernahkah kau memikirkannya? Siapa yang memaksamu melakukan ini? Jawab aku, Letnan! kenapa kau tidak melanjutkan hidup dan mengatakannya? Jangan melarikan diri dengan mati begini! Bagaimana P'Lamyai dan bayinya akan hidup, hah?"

Suam sontak menoleh ke Lamyai, tapi malah mendapati semua orang sedang menatapnya dengan kebingungan.

 

Tanpa mereka ketahui, Snow White dan para kurcacinya sedang menyamar di sekitar sana jadi penjual makanan. Menurut hasil penyelidikan Damkerng, dokter bilang penyakitnya Cuchai sudah sangat parah.

Kemungkinan dia tidak akan bisa menyembunyikannya lebih lama lagi, karena kondisinya lama kelamaan akan semakin tampak jelas. Mulai dari kelelahan terus menerus dan rasa sakitnya juga akan muncul lebih sering.


Dan memang benar, sekarang kondisinya itu memang mulai tampak jelas. Saat mereka sedang dalam perjalanan ke pemakaman Letnan Kom, Cuchai tidur terus sepanjang jalan dan itu jelas membuat Sia Ha jadi kesal. Seharusnya dia tidak perlu ikut kalau dia tidak sehat.

Dia langsung menampilkan senyum ramahnya begitu keluar dari mobil dan para pelayat menyambutnya dengan hormat. Bahkan Nenek Dukun pun langsung hormat sama dia.


Rut dan Suam langsung kesal melihatnya. Rut bisa mengendalikan emosinya, tapi Suam tidak dan hampir saja menyerangnya saat Sia Ha menyapa mereka dengan sok akrab. Untung saja Rut dengan cepat mencegahnya dan mencengkeram erat tangannya, diam-diam mengisyaratkannya untuk tenang.

Sia Ha sok baik seperti biasanya, seolah dia benar-benar turut berduka untuk mereka dan menawarkan bantuannya untuk Lamyai dan bayinya jika mereka butuh sesuatu. Nenek Dukun benar-benar berterima kasih padanya.

Saat Sia Ha melakukan penghormatan terakhirnya pada mendiang, kita melihat apa yang sebenarnya terjadi sebelum insiden itu.

Flashback.


Letnan Kom mendatangi Sia Ha dan berusaha memohon pada Sia Ha untuk melepaskannya. Tapi tentu saja Sia Ha menolak melepaskannya dan langsung sinis menyindir kepengecutan Letnan Kom.

Letnan Kom terus berusaha memohon, sekarang ini Rut sudah tahu tentangnya. Dia janji tidak akan membuat Sia Ha dalam masalah asalkan Sia Ha melepaskannya.

Sia Ha sinis menyebutkan berbagai jasanya pada Letnan Kom dan seluruh keluarganya. Dia yang mengobati ibunya Letnan Kom, dia pula yang selama ini selalu menjaga Letnan Kom dan seluruh keluarganya. Keluarganya tidak pernah kesusahan. Apa sekarang Letnan Kom ingin keluarganya kesusahan?

Letnan Kom jelas panik mendengar ancamannya dan langsung berusaha memohon padanya untuk tidak menyakiti anak dan istrinya. Dia bahkan langsung bersujud di bawah kaki Sia Ha.

Tapi Sia Ha sudah tak punya ampun lagi untuknya dan semakin gencar untuk menjatuhkan mentalnya Letnan Kom dengan mengklaim kalau Letnan Kom itu orang yang tidak berguna, dia bukan ayah yang baik, bukan pula polisi yang baik, dia bahkan tidak mampu menyembuhkan ibunya sendiri yang sakit.


Sia Ha bahkan mengklaim kalau kalau pekerjaannya Letnan Kom hancur karena dirinya sendiri. Orang tidak berguna seperti dia tidak pantas hidup, berikan saja hidupnya untuk anaknya. Mungkin anaknya akan tumbuh lebih berguna daripada ayahnya.

Dia bahkan menunjukkan seorang wanita yang hendak disiksanya untuk semakin mengancam Letnan Kom. Letnan Kom mau mengakhiri segalanya sendiri atau istri dan anaknya akan berakhir seperti wanita ini.

Flashback end

Bersambung ke part 4

Post a Comment

0 Comments