Malam itu, He Yu melihat Yao Qing dijemput oleh seorang pria dan jelas saja itu membuatnya jadi cemburu.
Xing Yun mengantarkan Xia Ke ke bandara. Tapi sebelum pergi, Xia Ke terlebih dulu membekali Xing Yun dengan beberapa peringatan yang intinya Xing Yun tidak boleh menerima hadiah apapun dari cowok lain, tidak boleh makan sama cowok lain, tidak boleh bertemu He Yu sendirian, dll.
Astaga! Xing Yun benar-benar merasa seperti sedang berhadapan dengan ayahnya yang memperingatkannya untuk berhati-hati sama cowok. Kesal, Xia Ke mau membawa Xing Yun ke Amerika bersamanya saja. Tapi Xing Yun mengingatkan kalau dia tidak punya visa.
"Benar juga. Seharusnya aku membuatkan visa 10 tahun untukmu. Tapi orang bilang bahwa Las Vegas adalah tempat yang cocok untuk menikah."
Xing Yun canggung mendengarnya dan buru-buru mengingatkan Xia Ke tentang tujuan utamanya pergi ke Amerika. Nasib TIG tergantung di tangan Xia Ke sekarang.
Ah sudahlah, sudah waktunya dia masuk pesawat. Jangan lupa kirim pesan kalau sudah mendarat. Ini kebiasaan keluarganya Xing Yun, siapapun yang bepergian, maka dia harus mengirim pesan ke kelurganya sebelum berangkat dan setelah tiba untuk memberi kabar bahwa dia selamat. Dengan begini, orang yang mencintai kita akan merasa tenang.
Xia Ke terharu mendengarnya dan langsung memeluk Xing Yun. Sudah lama tak ada orang yang peduli ke mana dia pergi atau kapan dia pulang. Xia Ke pun pamit, tapi terlebih dulu dia mengecup kening Xing Yun.
Di pesawat, Xia Ke mendengar seorang pria nge-gombal pada pacarnya di telepon. Mengklaim kalau dia pergi ke gunung suci di Nepal untuk mendapatkan sebotol napas dewa.
"Ini melambangkan cintaku padamu." Ujar si pria gombal itu.
Di rumah, Xing Yun melihat buku catatannya Xia Ke yang isinya resep omurice. Xing Yun pun langsung memasak omurice sesuai resep itu lalu memotret hasilnya untuk Xia Ke.
Yao Qing sedang rapat saat tiba-tiba saja dia mendapat kiriman kopi untuk semua orang dari pria bernama Tuan Ji yang menjemputnya kemarin. Si Tuan Ji itu bukan cuma membelikan kopi untuk tim mereka, melainkan untuk semua orang di perusahaan ini. He Yu sontak cemburu.
Tuan Ji datang malam harinya untuk menjemput Yao Qing. Tapi saat Tuan Ji membukakan pintu mobilnya, He Yu mendadak menutupnya kembali dengan kasar. Tuan Ji jelas kesal. Dia siapa?! Yao Qing buru-buru menyela dan menjelaskan kalau He Yu ini adalah rekan kerjanya.
"Kau mau apa?" Bisik Yao Qing kesal.
"Kurasa kita perlu bicara baik-baik."
"Apa yang kau bicarakan dengannya?!" Tuan Ji cemburu.
"Urusan bisnis."
"Urusan bisnis malam-malam begini?"
"Berkat kau aku jadi merasa lebih segar setelah kopimu. Makanya kami memutuskan untuk bicara bisnis sepanjang malam."
"Kalau begitu katakan di sini saja."
Yao Qing buru-buru menyela, tapi dia malah keceplosan salah menyebut marga Tuan Ji jadi Tuan Xia dan memutuskan untuk membatalkan kencan mereka malam ini. Diundur lain hari saja.
Baiklah, Tuan Ji mengalah. "Tapi margaku bukan Xia, margaku Ji."
He Yu sontak tambah sinis mengejeknya. "Sebaiknya anda pulang saja, Tuan Chen."
"Margaku Ji!"
"Sayang sekali. Seandainya kau bermarga Xia, kau mungkin akan bisa memacarinya hanya dalam waktu beberapa hari."
"Kenapa?"
Yao Qing makin panik dan buru-buru mengajak He Yu pergi. "Manajer He, bukankah kita akan membicarakan masalah bisnis bersama?"
"Yo! Dia ingat aku bermarga He." He Yu senang dan langsung pergi mengikuti Yao Qing.
He Yu mencoba mengajaknya makan bersama, tapi Yao Qing to the point menyuruh He Yu untuk mengatakan apapun yang ingin dikatakannya dalam waktu 5 menit.
"Kau masih belum melupakan Xia Ke?"
"Kurasa ini bukan urusan bisnis."
"Sudah kubilang aku ingin menikahimu."
Baiklah, Yao Qing bertekad untuk memperjelas masalah itu sekarang juga. Dia mengerti He Yu pasti sulit melupakan masalah itu. Tapi kejadian seperti itu tidak akan terjadi lagi, iya kan? He Yu anggap saja ini sebagai selingan kehidupannya yang panjang. Tidak usah diambil hati.
"Selingan? Bagaimana bisa itu cuma selingan? Itu mengacaukan hidupku."
"Kenapa juga hidupmu menjadi kacau? Bukankah kau sangat menikmati hidupmu?"
"Aku baru saja putus cinta, aku bahkan tidak punya waktu untuk memulihkan diri. Menurutmu bagaimana aku harus menghadapimu setiap hari? Setiap kali aku pulang dan berbaring di ranjang, pikiranku dipenuhi olehmu dan kejadian malam itu."
Yao Qing ngotot memaksanya untuk melupakan kejadian malam itu. Mereka tidak cocok dan tidak mungkin bisa bersama. Mereka mengetahui banyak hal tentang satu sama lain.
He Yu juga tahu sendiri bagaimana dia cinta bertepuk sebelah tangan pada seseorang selama bertahun-tahun. Dia juga membantu He Yu untuk mengejar gadis yang disukainya. Jika mereka bersama, fakta mereka sama-sama menyukai orang lain itu akan selalu ada di antara mereka. Apa menurut He Yu itu bukan sebuah siksaan?
"Kita bisa melupakan itu."
"Aku tidak bisa! Dan biarkan kuberitahu kau, He Yu. Kejadian malam itu bukan kecelakaan. Aku menganggapmu sebagai penggantinya Xia Ke." Dingin Yao Qing.
He Yu patah hati mendengarnya. Baiklah, tidak ada gunanya juga terus menerus menganggu Yao Qing. He Yu pun pergi dengan kecewa.
Setelah sekian lama menunggu, Xia Ke akhirnya melihat kemunculan Direktur Qin. Xia Ke langsung mendekatinya dan memperkenalkan dirinya. Direktur Qin langsung mengenalinya, dia si anak muda yang tendang oleh Direktur Sun.
Dia pernah melihat game dari perusahaan Xia Ke, game itu bagus juga. Kebetulan sekali mereka bertemu di sini. Xia Ke menyangkal, dia memang secara khusus datang kemari mencari Direktur Qin.
"Dari mana kau tahu aku ada di sini?"
"Asalkan ada niat, tak ada yang tidak mungkin."
Direktur Qin lalu membawa Xia Ke ke sebuah lokasi pemotretan. Xia Ke mengenali si fotografer, mereka pernah bertemu sekali. Apa Direktur Qin mengagumi fotografer itu?
Direktur Qin mengoreksi, istrinyalah yang mengagumi pria itu. Istrinya bilang bahwa fotografer itu memiliki jiwa yang murni. Direktur Qin sama sekali tidak bisa memahami jiwa seni yang disukai istrinya itu. Xia Ke rasa istrinya Direktur Qin sudah salah menilai si fotografer itu. Apa Direktur Qin berpikir untuk membeli si fotografer itu?
"Bicara memang mudah, menurutmu aku tidak pernah mencobanya? Akan kuberi kau 10 juta kalau kau bisa merusak si jiwa murni itu."
Maka Xia Ke pun langsung mendekati si fotografer, entah apa yang mau dia lakukan padanya.
Tapi tak lama kemudian, Xia Ke menyerahkan sebuah rekaman pada Direktur Qin. Rekaman si fotografer yang bersumpah dengan takut-takut bahwa dia sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan Nyonya Qin.
Direktur Qin heran. Dia pernah mengirim beberapa orang untuk mendatangi si fotografer ini. Tapi setiap kali mereka membicarakan uang, si fotografer itu cuma ngomongin masalah seni dan bahwa dia dan Nyonya Qin adalah pasangan spiritual. Lalu bagaimana caranya Xia Ke bisa membuat si fotografer ini mengaku?
"Saya bilang padanya bahwa anda dan istri anda sedang dalam proses perceraian. Dia menjerat istri anda dengan menggunakan seni, itu jauh lebih efektif daripada cara kasar anda. Sebaliknya, dia pasti harus merugi lebih besar jika dia melepaskan segalanya hanya demi istri anda. Benar, kan?"
"Kau sungguh cerdas, anak muda. Aku kagum padamu. Mari kita membicarakan kerja sama setelah aku kembali nanti."
Tapi sekarang sebaiknya mereka bersenang-senang di casino. Tapi Xia Ke menolak dengan sopan dengan alasan pacarnya mengawasinya. Apa? Direktur Qin tak menyangka kalau Xia Ke takut sama pacarnya.
Tepat saat itu juga, Xing Yun menelepon. Xia Ke memang sengaja menyuruhnya untuk menelepon tepat waktu biar dia ada alasan untuk menghindari Direktur Qin setelah urusannya selesai.
Tapi yang tidak disangkanya, Xing Yun malah menyuruhnya untuk menikmati kehidupan malam kota Las Vegas. Bagaimana bisa Xing Yun malah menyuruhnya bersenang-senang?!
Xing Yun makan siang bersama kedua sahabatnya di mana Amy memberitahu mereka bahwa barusan dia menerima email dari Xia Ke yang memberitahu bahwa pertemuannya dengan Direktur Qin berjalan lancar dan sekarang dia disuruh untuk merevisi laporan proyek.
Yi Yi senang. Akhirnya perusahaan mereka berhasil melewati krisis. Amy setuju, krisis ini membuat Xia Ke hampir bangkrut. Kalau ini terus berlanjut, bisa-bisa Xia Ke bakalan harus menggadaikan vila mewahnya itu.
Hah? Xing Yun mendengarnya. Bukannya vila itu sudah dijual? Amy menyangkal, kalau dijual terus Xia Ke tinggal di mana?
"Aku melihatnya tinggal di kantor setiap hari. Aku juga pernah melihatnya membicarakan masalah jual rumah dengan makelar."
Amy yakin Pak Xia punya aset rumah lain. Tidak mungkin dia menjual rumah yang dia tinggali. Dia tinggal di kantor setiap hari pasti karena mengurusi masalah investasi. Tapi sejak Xing Yun kembali, sepertinya Pak Xia sudah tidak pernah lagi bermalam di kantor. Xing Yun shock menyadari dirinya mungkin sudah salah paham selama ini.
Tak lama kemudian, ketiga wanita itu mendatangi vila mewahnya Xia Ke dengan membawa banyak sekali barang. Xing Yun pun sudah mengakui hubungannya dengan Xia Ke pada kedua sahabatnya itu dan bahwa Xia Ke sekarang tinggal di sebelah rumahnya.
Tapi password rumah itu sudah ganti dan tak ada yang tahu apa password barunya. Xing Yun mencoba berbagai kombinasi angka yang mungkin dpakai Xia Ke, tapi tak ada satupun yang cocok, tidak pula tanggal ulang tahunnya.
Amy dan Yi Yi sontak menggodainya habis-habisan. Coba pakai tanggal-tanggal lain. Tanggal pertama kali ciuman atau tanggal pertama kali tinggal bersama.
Xing Yun seketika punya ide dan langsung memencet angka lain dan kali ini akhirnya berhasil juga. Yi Yi dan Amy jadi tambah penasaran itu tanggal apa?
"Tanggal saat dia memungutku." Ujar Xing Yun.
Bersambung ke episode 21
1 Comments
Lanjut....💕💕💕💕💕
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam