Sinopsis My Secret Bride Episode 6 - 2

Suam masih ngambek sama Rut. Bahkan saat Rut mencoba mengajaknya bicara, dia langsung beranjak bangkit menghindarinya. Sebenarnya dia tertarik sama ponsel yang dibwa Rut. Tapi dia malas ngomong sama Rut dan langsung pergi. Rut jadi kesal juga diabaikan seperti itu.


Neung akhirnya mengaku bahwa dia rutin mendatangi rumah Padet demi Rut. Dia menolak melepaskan Rut karena jika dia melepaskan Rut, maka dia bakalan dijodohin sama pria lain.

Dan yang jadi masalah, cowok yang mau dijodohin sama dia sudah berumur 40 tahunan tapi gayanya sok muda. Tuh cowok bahkan mengirim pesan padanya dan memanggilnya 'Crush' (Cintaku). Norak banget nggak sih?

"Bukankah itu tidak ada bedanya dengan bahasa asing yang biasanya kau sukai itu?"

"Itu karena aku terpaksa. Tidak ada orang yang menyukaiku saat aku jadi diriku sendiri."

"Akua suka. Aku lebih dirimu yang asli daripada saat kau banyak akting."


Neung senang mendengarnya. Sebenarnya dia suka sama rumahnya Padet ini. Malah jauh lebih nyaman daripada pulang ke rumahnya sendiri. Padet satu-satunya teman yang dia miliki sekarang.

"Lalu berapa lama kau akan menggunakan rumahku?"

Begini, Neung merasa pernikahannya Rut dan Suam itu sangat aneh. Dia ingin yakin dulu pernikahan mereka sungguhan atau tidak. Jika memang pernikahan mereka palsu, berarti Neung masih punya harapan. Rut jauh lebih baik daripada si 'Crush' ini.

Baiklah. Padet setuju, tapi dia hanya akan memberi Neung satu bulan. Bila sete;ah satu bulan belum ada perkembangan juga, Neung wajib mengembalikan semua kunci rumahnya. Deal!


Suam penasaran ponselnya siapa yang dibawa Rut tadi. Dan tepat setelah dia memikirkan itu, tiba-tiba saja dia merasakan sensasi menyeramkan yang berjalan di belakangnya.

Tidak tampak ada apa-apa saat dia menoleh, tapi perasaan merinding ngeri itu sangat kuat, Suam sontak bergegas kembali ke kamarnya, sementara hantu Bell tampak terlihat di jendela.


Keesokan harinya, Thuan menyuruh Padet untuk membawa ponsel itu ke markas biar diurus sama Songkram. Tapi tentu saja Padet tidak bisa sekarang karena ponsel itu ada pada Rut dan minta waktu 3 hari untuk minta izin sama Rut.

"Apa kau mempercayainya?"

Melihat Suam masih ngambek, Rut akhirnya mulai bersikap lebih manis dan berusaha merayunya. Biasanya merajuk itu hanya dilakukan pada kekasih loh. Canggung, Suam mengklaim kalau dia tidak merajuk.

"Kau tidak pergi ke kantor?"

"Ka!"

"Kau tidak pergi ke kantor-ka?"

"Tidak-ka. Aku ingin makan dengan istriku."


Suam ingin membahas tentang ponsel yang Rut bawa kemarin, tapi tiba-tiba saja mereka kedatangan tamu tak diundang lagi. Da datang lagi, kali ini dia bahkan membawa bolo-nya, Su.

Suam langsung sebal dan mau menghindar lagi, Da melarangnya pergi, dia ada urusan sama Suam. Dia mengklaim kalau dia membawa Su kemari karena Su ingin memberikan hadiah pernikahan untuk mereka.

Tapi jelas kedatangan mereka hanya untuk memamerkan hubungan masa lalu Rut dan Su. Su memberikan hadiah mesin pembuat jus dengan alasan dulu Rut menginginkan alat ini.

Rut langsung saja menyerahkan kado itu ke Suam. Suam sontak nyinyir, tapi Rut dengan cepat mengingat Suam tentang kesepakatan mereka. Da dan Su mengklaim bahwa mereka sepakat untuk mengajak Suam ke acara sosial karena sekarang kan Suam adalah keluarga mereka.


Suam jelas menolak. Tiba-tiba bel pintu berbunyi. Suam jadi tambah sebal, ini rumah apa pasar sih, kenapa rame banget? Dia langsung beranjak pergi dengan kesal untuk melihat tamu mereka yang ternyata Padet. Padet heran melihatnya, ada apa dengan Suam hari ini?

"Bosan! Aku muak sama orang-orang di dalam sana."

"Bukan cuma rumah ini. Neungthida tidak mempercayai pernikahan kalian dan memohon padaku untuk menggunakan rumahku untuk mengintip kalian."

Suam langsung semangat mau melihat Neung, tapi Padet melarang dan mengingatkannya untuk berhati-hati, dia tidak boleh terlihat mencurigakan.


Rut lega dengan kedatangan Padet dan langsung menggunakannya sebagai alasan untuk menghindari kedua wanita itu dan menyerahkan urusan menjamu kedua wanita itu pada Suam, dia ada kerjaan penting dengan Inspektur.

Kaget, Suam sontak menarik Rut ke dapur untuk protes, tidak mau ditinggal dan menghadapi kedua wanita itu sendirian. Rut mengingatkan bahwa dia mempekerjakan Suam untuk ini. Kalau Su sih tidak masalah, tapi bagaimana dengan Da? Rut kan melarangnya mengganggu Da.

Tapi Rut masa bodo, pokoknya dia serahkan urusan kedua wanita itu pada Suam. Jangan biarkan siapapun mengganggunya. Jangan keras kepala, jangan cemberut.

 

Dia langsung menyeret Suam kembali ke ruang tamu, lalu dengan sengaja mengecup kening Suam dan berakting sok mesra tepat di hadapan semua orang sebelum kemudian mengajak Padet masuk.

 

Suam langsung menyingsingkan lengan baju, siap menghadapi kedua wanita itu. Baiklah, karena para pria sudah pergi, katakan saja apa urusan mereka secepatnya soalnya Suam ada kerjaan lain yang harus dia selesaikan.

Da seperti biasanya, menyindir dan mengejek Suam terlebih dahulu. Mengatainya cewek miskin yang pasti tidak punya pakaian bagus. Karena itulah, dia dan Su memutuskan untuk menghibahkan milik mereka untuk Suam lalu melempar sebuah tas ke Suam. Tidak usah sombong dan menolaknya.

Tapi alih-alih merasa tersinggung, Suam langsung menampilkan senyuman lebarnya dan menyangkal. Siapa juga yang akan menolaknya? Tas ini bagus banget, berkualitas tinggi lagi. Cuma orang bodoh yang akan menolaknya.


Da jadi kesal dan langsung keluar duluan. Sekarang giliran Su yang dengan gaya sok baik dan sok manisnya mulai pamer tentang hubungan masa lalunya dengan Rut. Dia mengklaim kalau Rut itu agak sedikit nakal.

Karena itulah dia membelikan beberapa barang untuk Suam. Ini masih baru kok. Belum pernah dipakai sebelumnya. Dia harap Rut akan menyukainya... sama seperti dulu.


Rut dan Padet mulai mengaktifkan ponsel itu dan mendapati itu memang benar ponselnya Bell. Tapi tak ada satupun fotonya Bell dengan Tum, yang ada malah foto Bell bersama pria lain.

Padet menyimpulkan Bell dan Tum tidak saling mencintai. Pria ini pasti pacar aslinya Bell. Tapi aneh, kenapa pria ini menghilang dan tidka menampakkan dirinya saat pacarnya meninggal?

Rut tiba-tiba familier sama wajah pria ini. Dia langsung mengecek gambar-gambar CCTV itu sekali lagi dan langsung tahu apa alasan pria ini menghilang. Wajah pria ini terlihat jelas dari kaca spion. Dia juga ada di dalam mobil itu bersama Bell.

Tapi saat mereka hendak mengakses aplikasi Line-nye Bell, mereka malah terkendala password. Bell pasti punya rahasia dan tidak mempercayai orang-orang disekitarnya, makanya dia mengunci aplikasi chatnya.


"Seberapa sulit memecahkan kuncinya?" Tanya Padet.

"Sangat sulit." Jawab Suam yang mendadak muncul.

"Apa kau tidak akan mengunci pintunya, Sayang?" Goda Rut.

"Tidak, Sayang. Kita kan keluarga. Juniorku meninggal 3 tahun yang lalu, sampai sekarang juga tidak bisa masuk ke chatnya. Ini ponselnya siapa sih?" Suam ingin mengambilnya tapi Rut dengan cepat mencegahnya.

"Kau mau pergi ke mana?" Tanya Rut

"Menjalankan bisnis."

"Bisnis ilegal lagi?"

"Kenapa kau bicara begitu."

"Suam! Jawab!"

"Tidak lah, aku tahu aku sekarang Nyonya Polisi. Aku pergi yah, sampai jumpa nanti sore."


Di kampung kumuh, Suk dan Suam mulai membicarakan bisnis rumah meditasi yang akan mereka buka. Suk langsung mengajak Suam mendatangi rumah meditasinya Nenek Dukun, mari kita merebut sedikit bisnisnya Nenek dukun.

Dengan dibantu Lamyai, Nenek Dukun mulai beraksi dirasuki Dewa Ular. Para pengikutnya percaya-percaya saja dan langsung bersujud padanya.

Awalnya Suam tak melihat ada yang aneh. Tapi saat seorang wanita muda maju untuk konsultasi dengan Nenek Dukun, Suam tiba-tiba melihat penampakan hantu Bell lagi, sedang menatap wanita muda itu.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam