Sinopsis My Secret Bride Episode 5 - 5

 Sinopsis My Secret Bride Episode 5 - 5

Semua orang jelas frustasi saat Suam mengaku tidak menginstal alat itu di ruang kerjanya Rut. Padet bahkan jadi meragukan kegunaan Suam sebagai mata-mata mereka.


Suam membela diri dan meyakinkan Padet untuk percaya padanya. Dia kan cuma menginstal alat itu di kamar yang salah. Lagipula di antara mereka semua, siapa yang pernah masuk ke lantai dua rumahnya Rut selain dirinya?

Baiklah. Tapi Thuan menyuruhnya untuk mencari cara memindahkan alat itu ke ruang kerjanya Rut sesegera mungkin. Tepat saat itu juga mereka menerima laporan tentang penangkapan tersangka.

Tapi dalam upaya penangkapan itu, mobil tersangka menabrak pohon di pinggir jalan. Satu orang tewas di tempat, satunya lagi terluka dan satunya kabur. Thuan menduga Padet akan segera mendapat telepon tentang itu.

Dan benar saja, sedetik kemudian, Padet mendapat telepon itu dan diminta untuk segera kembali ke kantor polisi sekarang juga.


Mereka berhasil menangkap Tum. Dia tampak sangat gugup sebelum para polisi datang menginterogasinya. Sebelumnya, dia sudah mendapat instruksi dari Cuchai yang menyuruhnya untuk menyerahkan diri dan mengatur apa-apa saja yang perlu dia katakan pada polisi.

Saat Rut memulai interogasinya, Tum mengklaim bahwa Bell adalah istrinya dan beralasan bahwa dia membunuh Bell hanya karena dia tidak terima Bell jadi p~~~~~r.

"Katakan padaku, insiden apa yang terjadi hari itu?" Tanya Rut.

Rut tanya dengan baik-baik, malah Letnan Kom yang emosi mendesak Tum untuk segera menjawab. Rut sampai harus menegur Letnan Kom untuk jaga sikap.


Menunjukkan bukti-bukti dari rekaman CCTV, Rut memberitahu Tum bahwa semua ini jelas menunjukkan dialah pelakunya. Dia tidak akan bisa bebas biarpun dia berusaha berjuang di pengadilan.

Rut yakin betul segala hal yang Tum katakan sekarang sudah diatur oleh orang lain. Orang yang mungkin Tum pikir adalah orang baik yang akan membantunya. Orang yang pasti akan memberikan pernyataan serupa dengan apa yang Tum katakan di pengadilan nantinya.

Terserah saja jika Tum mempercayai orang itu. Tapi, apa Tum sungguh-sungguh yakin orang itu tidak akan mengabaikannya? Kenapa juga orang itu ingin membantu Tum? Jauh lebih mudah bagi orang itu untuk menjadikan Tum sebagai kambing hitam.

"Jika aku jadi kau, aku akan mengaku saja. Dengan begitu, hukuman yang lebih berat akan jadi lebih ringan. Kau masih punya waktu, pikirkan baik-baik."

Tapi Tum masih saja ngotot mengklaim bahwa itu adalah masalah antara dirinya dengan Bell saja, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Sia Ha. Dan dia tidak sadar kalau dia sudah keceplosan, secara tak langsung mengungkap Sia Ha lah dalangnya, karena Rut bahkan tidak menyebut nama Sia Ha sama sekali sedari tadi.


Keluar dari ruang interogasi, Padet dan Rut yakin orang-orang itu sudah mengatur segalanya dan berusaha menutupi kasus ini dengan membuatnya seolah-olah ini cuma kasus perselingkuhan suami-istri. Letnan yakin kalau Tum bahkan belum menyadari dirinya dijadikan kambing hitam.

Sersan datang saat itu, mengabarkan kedatangan Sia Ha dan Cuchai. Maka Rut pun langsung memerintahkan Letnan Kom untuk membawa Tum ke ruang tahanan dulu.

Tum langsung lari ke Sia Ha saking senangnya, mengira Sia Ha datang menyelamatkannya. Tapi Sia Ha langsung melewatinya begitu saja seolah tak kenal.


Di markas Snow White, Suam bertanya tentang kepercayaan pada Thuan. Tampak jelas yang dia maksud adalah kepercayaan antara dirinya dengan Rut. Suam mengaku bahwa dia hanya tidak suka membohongi orang lain.

"Sepertinya kau benar-benar peduli padanya."

"Aku... Hanya tidak ingin dibenci setelah 3 bulan berakhir nanti."

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Tidak ada. Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi setelah 3 bulan berakhir nantinya."

"Bagaimana kalau menjadi putriku?"

"Duh, Paman. Jangan hangat begini, nanti aku jadi terlalu antusias."

"Kau boleh antusias."

"Tidak mau. Paman harus baik untuk ibuku."


Para polisi menginterogasi Sia Ha dan Cuchai secara terpisah. Rut menginterogasi Sia Ha, sementara Padet menginterogasi Cuchai. Dan kedua orang itu menghadapi kedua polisi dengan senyum angkuh dan percaya diri.

Sia Ha berbasa-basi sok ramah, mengklaim ingin sekali makan bersama Rut tapi malah bertemu di sini sebagai gantinya. Tanyakan saja apa saja yang ingin Rut tanyakan, dia bersedia bekerja sama sepenuhnya.


Bisa diduga, mereka menjawab sesuai skenario yang mereka siapkan yang jelas-jelas mengkambinghitamkan Tum. Cuchai mengklaim bahwa Tum dan Bell sudah lama saling mencintai, tapi dia tidak tahu apa-apa tentang masalah kedua orang itu.

"Mereka sudah lama berhubungan? Aneh sekali. Aku sudah mengecek Facebook-nya Bell. Tidak ada satupun cerita tentang Tum." Ujar Padet.

Cuchai mengklaim bahwa Bell itu bintang utama di bar mereka. Sama seperti artis, dia juga tidak banyak mengungkapkan tentang kehidupan pribadinya. Lagipula apa yang ada di medsos itu tidak semuanya benar.

Dia juga mengklaim tak tahu apa-apa tentang pernyataan Tum yang bilang bahwa Bell adalah p~~~~~r. Bar mereka tidak melakukan bisnis kotor semacam itu.

Tapi mungkin saja itulah yang mendasari pembunuhannya Bell, belum lama ini Bell meminta pengunduran diri. Tapi... apa buktinya bahwa Tum-lah yang membunuh Bell?

Cuchai sulit mempercayainya, Tum sangat mencintai Bell. Jika dia benar-benar melakukan hal semacam itu, berarti pasti karena cemburu berat yang amat sangat sehingga Cuchai sampai kehilangan akal sehatnya.


Sia Ha juga menjawab sama seperti Cuchai. Mengklaim bahwa urusan para para pekerja wanita mereka diurus sama Cuchai, jadi dia tidak tahu apa-apa. Dia mengklaim terakhir kali bertemu Bell adalah saat Tum dan Bell mau menikah dan meminta restunya.

Dia mengaku kalau dia menyetujui pengunduran dirinya Bell, tapi dia mengklaim kalau dia tidak tahu apa yang dilakukan Bell setelah mengundurkan diri dari barnya. Dia mengantarkan Bell pergi dengan baik-baik, dia bahkan mendoakan kesuksesan Bell.

"Benarkah? Kalau begitu, apa anda tahu apa motif Nai Tum dan Nai Bangkot bekerja sama menyakiti Bell hingga dia tewas? Bukankah mereka sama-sama bawahan anda?"

Sekali lagi Sia Ha mengklaim tak tahu apa-apa. Rut langsung menunjukkan gambar mobil yang dipakai Tum untuk membawa Bell sejak awal sampai saat dia membuang Bell ke sungai. Setelah dicek, nopol mobil itu atas nama Sia Ha.

"Pak Deputi, apa yang sebenarnya ingin anda katakan?" Sia Ha pura-pura tersinggung.

"Saya tidak mencoba mengatakan apapun. Saya hanya mengatakan apa yang saya lihat."

Dengan tampang pura-pura melas, dia mengakui bahwa memang dialah yang membeli mobil itu.

Bersambung ke part 6

Post a Comment

0 Comments