Sinopsis My Secret Bride Episode 3 - 5
Di tempat jamuan, Su diam-diam mengganti kursinya biar dia duduk bersebelahan dengan Rut. Tiba-tiba seorang wanita lain muncul menyapa Rut dan mengajaknya foto bersama dan meminta nomor telepon barunya Rut.
Su yang cemburu, sontak sok mesra sama Rut seolah mengklaim Rut adalah miliknya dan sinis mengusir wanita itu. Tapi tepat setelah wanita itu pergi, muncul lagi wanita lain menyapa Rut. Pfft! Tapi kali ini Rut lebih tegas mengusir wanita itu dengan alasan lagi sibuk. Su jadi semakin kecentilan sama Rut.
Saat Rut memanggil pelayan untuk minta minum, dia malah kaget mendapati si pelayan ternyata Suam. Saking kagetnya, dia sampai tak sengaja menumpahkan airnya sampai mengenai Su.
"Saya akan membawakan tisu untuk anda, Tuan." Sinis Suam lalu pergi sambil merutuki Rut. Tuh cowok menjengkelkan, dia pikir dia ganteng banget apa?
Tepat saat itu juga, dia melihat Neung hendak masuk. Suam langsung menyapanya dan mencoba menawarinya minuman, tapi Neung tetap dingin dan sinis padanya, dan terus menegaskan pada Suam untuk memanggilnya dengan panggilan yang sopan.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Khun Neung? Saat kau belajar ke luar negeri, kita masih berteman."
Tapi Neung dengan dinginnya menyangkal punya teman seperti Suam. Dulu dia hanya... bodoh. Suam patah hati mendengarnya.
Saat dia hendak melanjutkan pekerjaannya, Aik mendadak muncul dan langsung menyeretnya ke tempat sepi. Tapi tepat saat itu juga, Rut dan Su kebetulan lewat di lantai atas dan melihat mereka.
Aik memberitahu Suam bahwa dia menikah dengan Da karena paksaan orang tuanya.
Karena itulah, Aik meminta pada Suam agar hubungan di antara mereka tetap sama seperti sebelumnya.
Kesal melihat itu, Rut pun langsung pergi. Suam seperti biasanya, tak enak hati pada Aik dan menyetujui permintaannya. Aik senang dan langsung mengganggam kedua tangan Suam.
Dan Su langsung diam-diam memotret pemandangan yang tampak romantis itu, padahal sebenarnya Suam menegaskan pada Aik bahwa di antara mereka tak pernah terjadi apapun, baik dulu maupun sekarang, dan menyuruh Aik untuk kembali saja ke pestanya. Kecewa, Aik pun pergi.
Suam sontak menggerutu kesal tentang dirinya sendiri, masa dia akan jadi selingkuhannya pengantin pria?
"Benar sekali." Ujar Rut yang mendadak muncul.
Karena dia tidak mendengar apa yang Suam ucapkan pada Aik, Rut jadi salah paham dan kesal sama Suam. Dia benar-benar menyesal berpikir optimis tentang Suam. Dia bahkan mengira Suam jadi pelayan di pesta ini hanya untuk mengejar Aik. Memangnya apa yang dia dapatkan?
"Tidak ada! Oh, sebenarnya aku melihat sesuatu yang bagus. Kau maksudku. Ternyata kau populer juga. Kalau kau ada waktu, lakukanlah derma. Karena sekarang ini mantan-mantanmu bergentayangan di sekitarmu sampai kacau."
"Kau begitu perhatian padaku. Kau ingin jadi salah satu dari 'mantan-mantanku'?"
"Itu menarik juga. Karena 'mantanku' baru saja pergi untuk terlahir kembali. Kebetulan sekali aku langsung menemukan tempat baru untuk bergantung. Bagaimana? Kau tertarik atau tidak?"
"Kuperingatkan kau. Darikan bukan orang biasa. Lebih baik kau menjauh darinya. Kau masih muda. Mulailah hidup baru."Ujar Rut lalu pergi.
Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti saat dia melihat Sia Ha beru keluar lalu seorang anak buahnya datang membawakan payung untuknya. Tak ada yang aneh, tapi Rut langsung mengenali si pembawa payung itu. Dia supir yang hampir menabraknya waktu itu.
Maka di kantor polisi keesokan harinya, Rut menginstruksikan Sersan untuk mencarikannya rekaman CCTV 3 hari yang lalu saat dia hampir ditabrak mobil waktu itu.
Tapi Sersan malah berkata bahwa dari 10 CCTV di TKP, setengahnya mati pada hari kejadian itu. Aneh, sepertinya ada orang yang sengaja merusaknya. Bahkan beberapa CCTV di toko-toko sekitar kantor polisi juga disemprot dengan cat.
Padet baru kembali saat itu, dia mengaku baru mengambil uang di ATM seberang kantor polisi mereka. Mendengar itu, Rut mendadak punya ide dan langsung menyuruh Sersan untuk segera meminta rekaman CCTV di ATM itu.
Sia Ha baru tahu tentang apa yang terjadi pada Rut itu saat Cuchai mengakui bahwa itu adalah perbuatannya. Tapi dia meyakinkan bahwa dia sudah membersihkan segalanya dengan benar.
Tapi tiba-tiba Su muncul, dia baru saja mendengar tentang apa yang terjadi pada Rut dan langsung mencurigai mereka. Siapa pelakunya? Dan Sia Ha menjawabnya dengan melirik Cuchai.
"Pa, kumohon. Tentang Rut." Mohon Su.
Polisi akhirnya mendapatkan rekaman CCTV kecelakaan pada hari itu. Tapi saat mereka memperbesar gambar mobil itu, mobil itu ternyata tak ada nomor pelatnya. Tapi saat mereka memperhatikan rekaman itu sekali lagi, Sersan heran melihat Suam datang menyelamatkan Rut seolah dia tahu kecelakaan itu akan terjadi.
Mendengar komentar Sersan itu, Rut langsung keluar... tapi malah mendapati Neung dan Su datang bersamaan, berjalan ke arahnya sambil berlenggak-lenggok bak model di atas catwalk. Para polisi sampai melongo melihat kemunculan kedua wanita cantik itu.
Neung seperti biasanya, menyapa semua orang dengan sapaan ala Korea dengan senyum lebar. Apalagi waktu dia melihat 'Rut Oppa'.
"Kenapa dia memanggil Deputi sebagai 'Pa' (Babi)?" Bingung Letnan nggak nyambung.
Neung menduga kalau mereka semua keluar pasti untuk makan siang bersama. Wah, kebetulan sekali. Dia datang untuk mengundang Rut untuk makan siang bersama... Berdua saja.
Tapi bahkan sebelum dia sempat melakukan apapun, Su mendadak menyenggolnya dan langsung menggelandot manja ke Rut. Dia cuma datang untuk menyapa Rut kok, sekalian menyampaikan pesan dari ayahnya. Tapi tidak usah saja kalau Rut lagi sibuk.
Rut menyangkal, tapi dia beralasan mau mengecek kerjaannya dulu lalu menyeret Padet bersamanya ke toilet. Su langsung merasa menang dari Neung lalu masuk ke ruangannya Rut. Jelas saja Neung jadi kesal.
Dia membawa Padet ke bilik toilet dan menyuruh Padet untuk membawa Neung pergi. Ini perintah. Padet menolak. Rut menawarkan syarat sebagai gantinya. Dia akan menyuruh Teerak untuk belanja buat Padet. Padet tetap menolak.
Rut pun langsung menambahkan penawarannya. "Sarapan dan makan malam, akan dikirim ke rumahmu."
"Aku bisa pergi makan ke rumahmu."
"Baiklah. 7 hari dengan hidangan yang berbeda. Kau boleh datang ke rumahku kapan saja. Sesukamu."
Deal! Padet pun keluar tepat bersamaan dengan Sersan yang baru masuk. Dan sedetik kemudian, Rut keluar dari bilik yang sama yang jelas saja langsung membuat Sersan shock dan lemas, mengira kedua pria itu ada sesuatu.
Padet langsung pergi menyeret paksa Neung masuk ke mobilnya. Neung protes tak terima, kenapa setiap kali mereka bertemu, Padet selalu menyeretnya dan membawanya ke mobilnya?
"Kau pikir cuma karena kau polisi, kau bisa melakukan apapun? Kasar banget! Tak pernah lembut di depan wanita! Pria macam apa kau? Hah?!"
Neung nekat mau melarikan diri, tapi Padet dengan cepat menangkapnya dan mengembalikannya ke mobil.
"Lepasin aku! Aku mau ketemu Oppa!"
"P'Rut! Panggil dia P'Rut. Orang Thailand harus memanggil P'. P'!"
"Hei, Nai!"
"Khun! Kita tidak dekat, jadi jangan panggil aku 'Nai'! Deputi sedang ada kerjaan. Dia tidak bisa makan denganmu. Dia memintamu untuk pulang dulu."
"Lalu bagaimana dengan P'Su? Kenapa kau tidak menangkap dan membawanya seperti ini?"
"Dia sedang bicara dengan Deputi soal pekerjaan. Sebenarnya kau pintar, kenapa kau mencoba jadi bodoh?"
Neung tidak terima diomeli orang asing, kenal aja kagak! Apa mereka bahkan pernah bertemu sebelumnya?
Bersambung ke part 6
4 Comments
Lanjut semangat!!!!!
ReplyDeleteYaayyy,,,semangat kaka !!!
ReplyDeleteYaayyy,,,semangat kaka !!!
ReplyDeleteLanjut y Kaka...
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam