Sinopsis My Secret Bride Episode 3 - 3

 Sinopsis My Secret Bride Episode 3 - 3

Padet mendorong paksa Neung masuk ke mobilnya dan memaksa Neung memindahkan mobilnya. Tapi Neung malah ngotot menolak dan terus cerewet memprotes sikap Padet dan menolak diperintah.


Tapi begitu Padet mengancam akan membocorkan mobilnym Neung terpaksa mengalah dan langsung memajukan mobilnya sambil menggerutu kesal. Tapi ternyata Padet menyuruhnya mindahin mobil hanya untuk mengeluarkan sepeda motornya.

Neung Kesal. "Kau menyuruhku pindah cuma supaya sepeda motormu bisa keluar? Apa kau sudah gila? Polisi gila! Kembali kau sekarang! Aku sudah membuang banyak waktu, kau tahu tidak?! Hei! Kembali kau sekarang!"

Tapi tentu saja protesnya tak didengar sama sekali dan Padet santai saja melajukan motornya dengan cuek. Parahnya lagi, saat dia ingat sama Rut lagi, dia malah melihat mobilnya Rut sudah pergi. Neung sontak berusaha teriak-teriak memanggil 'Rut Oppa', tapi Rut tak peduli, malah semakin menambah kecepatan.


Suam khawatir dan berusaha meminta Rut untuk kembali. Tapi Rut tak peduli. Dia malah heran sama Suam, kenapa dia lunak banget sama Neung dan Aik padahal biasanya Suam tak pernah menyerah pada siapapun. Sikap Suam inilah yang membuat Da jadi salah paham padanya.

"Bagaimana kau tahu kalau dia salah paham? Aku mungkin benar selingkuhannya Khun Aik."

"Jika benar begitu, lalu kenapa kau membantahnya tadi? Kenapa kau bicara seolah kau tidak berharga."

"Orang di levelku, punya harga juga?"

"Tapi kau menilai orang lain dengan uang. Kau tidak jauh beda dengan Khun Da."

Kesal tak bisa mendebatnya lagi, Suam langsung pura-pura tidur.


Tapi setibanya di kos, mereka malah mendapati Bu Kos melempar semua barang-barangnya Suam ke jalan dan melabrak Suam sebagai cewek simpanan, kosan ini tidak menerima selingkuhan suami orang kayak Suam.

Dia diberitahu nyonya pemilik gedung ini, katanya Suam adalah simpanannya putranya dan sekarang putranya itu mau menikah, jadi nyonya itu tidak ingin Suam tinggal di sini lagi. Si Bu Kos makin yakin dengan itu saat melihat Rut, mengira Rut-lah pria itu.

Suam berusaha membela diri dan meyakinkan Bu Kos kalau dia bukan wanita simpanan, tapi BU Kos ngotot tak percaya dan tidak mau dengar apapun.


Prihatin, Rut berniat membantunya dan menyuruh Suam memasukkan barang-barang itu di mobilnya. Suam menolak. Bukankah Rut bilang kalau dia adalah orang yang menilai orang lain dengan uang seperti adiknya?

Tapi kali ini berbeda. "Aku harus menilai sendiri. Karena saat aku lupa, akan ada orang seperti kalian semua yang menunggu untuk menekan kepalaku seperti anjing di pinggir jalan."

Rut ngotot menyuruhnya masuk mobil, tapi Suam langsung menampik tangannya dan pergi dengan sakit hati. Dia berjalan kaki sendirian di tengah teriknya matahari tanpa tujuan, dan tidak sadar Rut diam-diam membuntutinya dari belakang.


Tiba-tiba Da meneleponnya untuk memprotes sikapnya terhadap Neung tadi. Tapi Rut tak peduli, malah menyuruh Da untuk bilang pada Neung bahwa jika lain kali Neung mau datang ke rumahnya atau tidak, Neung harus tanya dia dulu apakah dia bersedia atau tidak. Dan jika tidak ada urusan penting, maka dia tidak perlu datang.

Da mengiyakannya saja, tapi dia tidak menyampaikan itu pada Neung. Bahkan untuk menyenangkan Neung, dia dengan lantang berkata kalau dia akan menyampaikan maafnya Rut pada Neung. Tapi lain kali kalau Neung datang ke rumahnya, Rut harus memperlakukannya dengan baik.

Mengabaikannya, Rut langsung menanyakan perbuatan Da pada Suam. Da mengakuinya, dia hanya bicara pada ibunya Aik. Memangnya kenapa? Bagaimana Rut bisa tahu?

"Jangan bilang kalau kau sedang bersama Nang Suam sekarang? Kenapa kau bersamanya?!"

Kesal dan cemburu, Neung langsung pergi. Tapi mumpung Aik lagi ada di sini juga, Da sekalian memanfaatkan kesempatan ini untuk mengancam Suam tepat di hadapan Aik.

Karena Rut lagi sama Suam, maka bilang sama Suam bahwa ini baru permulaan. Jika Suam masih terus mengganggu orang-orangnya, maka dia akan membuat hidup Suam lebih sengsara dari ini.


Suam akhirnya kembali ke rumah ibunya, berniat tinggal di sini untuk sementara waktu. Tapi malam ini Ayah ada di rumah. Melihat Suam di depan pintu saja, Ibu dan Oil langsung ketakutan.

Oil cepat-cepat memberinya sedikit uang dan menyuruh Suam mencari tempat tinggal sementara dulu. Dia bisa kembali kemari kalau Ayah sedang tidak ada di rumah.

Tapi Suam menolak, dia masih punya uang kok. Kalau begitu, dia memutuskan untuk menitipkan barang-barangnya saja di sini lalu pergi ke warung tempat kerjanya.


Sementara dia bekerja, Rut ditelepon Aik yang memberitahunya bahwa Suam adalah wanita yang dijaganya. Dia beralasan itu karena Suam adalah temannya Neung sejak SMP.

Tapi tentu saja Rut tak percaya alasannya cuma itu. Aik beralasan kalau dia hanya kasihan sama Suam karena Suam diusir dari rumahnya.

"Kalau cuma kasihan, kurasa Khun Da tidak akan marah padamu seperti ini."

"Aku sudah mencoba menjelaskan pada Da bahwa tak ada yang terjadi. Err... kudengar dari Da bahwa kau bersama Suam?"

"Iya. Aku sedang bersama Suam."

"Kudengar dia diusir dari kontrakan. Jika kau bersama Suam... Err... Aku percaya..."

"Percayakan aku untuk menjaga Suam?"

"Iya."

Tentu saja. Rut akan menjaga Suam. Dia akan menjaga Suam dengan baik. Tapi bagaimana caranya dia akan menjaga Suam, dia tidak akan memberitahukannya pada Aik. Dia bahkan langsung menutup teleponnya sebelum Aik sempat mendebatnya.


Da masuk kamar saat itu dan langsung curiga, dia menelepon siapa barusan? Cewek? Aik berbohong menyangkal, dia cuma bicara dengan pegawainya tentang urusan bisnis.

Sekali lagi dia berusaha meyakinkan Da bahwa dia tidak punya wanita lain selain Da. Kenapa Da tidak percaya padanya? Baiklah, Da akan percaya padanya untuk sementara waktu.

Tapi jika Aik ingin dia percaya, maka Aik harus melakukan sesuatu untuk membuatnya selalu mempercayai Aik. Maka Aik pun langsung membawa Da ke ranjang bersamanya.


Di warung, bosnya Suam sedang nonton lakorn sambil ngamuk-ngamuk mengutuki adegan lakorn itu karena ceritanya tentang suami yang berselingkuh. Saking kesalnya, dia sampai menasehati Suam untuk tidak percaya sama omongan pria, apalagi omongan pria beristri yang bilang kalau mereka sudah bosan sama istri mereka.

"Tenanglah, Jae. Itu kan cuma lakorn."

"Iya juga. Baguslah kau mengingatkanku. Nih bayaranmu hari ini." Ujar Bos warung. Dia bahkan menambahkan bonus karena hari ini Suam mencuci piring dengan cepat dan bagus.


Suam senang. Tapi pada akhirnya dia tetap bingung karena tak punya tempat tujuan. Suam akhirnya mampir ke warung lain untuk makan, dan melihat sebuah keluarga kecil yang bahagia dan kontan membuatnya iri.

Di tengah kebingungannya mencari tempat tinggal, Suam melewati sebuah motel. Suam galau, dia tidak berani, tapi dia butuh tempat tinggal minimal semalam. Tapi pada akhirnya terlalu ragu dan urung masuk.


Tapi saat dia hendak meneruskan perjalanannya, Rut mendadak muncul di hadapannya bagai hantu. Bikin kaget aja, dia polisi apa hantu sih? Kenapa Rut mengikutinya setiap hari?

Rut sinis mendengarnya, kalau dia mengikuti seorang wanita, dia akan mengikuti wanita yang jauh lebih menarik daripada Suam.

"Terus kenapa kau mengikutiku?"

"Kau tidak punya tempat tinggal, sebagian disebabkan oleh keluargaku."

"Betul sekali. Kalau kau tahu itu, maka biarkan aku mengikuti jalanku sendiri. Jangan menambah masalah untukku."

"Barusan Khun Aik meneleponku. Dia mempercayakanku untuk menjagamu."

"Kau tidak perlu mendengarkan dia. Dia bukan... saudaramu!"

"Bagaimana jika aku bilang bahwa aku tidak percaya pada siapapun?"

"Kenapa kau tidak segera pergi?!"


Rut meyakinkan bahwa dia tidak percaya pada Da ataupun Aik, dia hanya ingin menolong Suam sebagai bayaran karena Suam sudah menolongnya dari kecelakaan mobil. Bukankah Suam tidak suka jika air susu dibalas air tuba, makanya Rut melakukan ini. Dia sedang membalas kebaikan Suam dengan kebaikan juga. Suam menyelamatkannya dari maut dan sekarang Suam mengalami masalah, tentu saja Rut harus membalasnya.


Tak lama kemudian, Suam akhirnya ikut Rut pulang. Teerak menyambutnya ramah, dia bahkan sudah menyiapkan kamar tamu untuk Suam. Suam tak enak dan ingin tidur di ruang tamu saja, tapi Rut menegaskan bahwa Suam harus tidur di ruangan terkunci, soalnya dia cewek.

"Kenapa? Apa kau akan mendatangiku?"

Terang saja Rut sontak menatapnya dengan kesal, tidak terima dituduh seperti itu. Suam bercanda kok, dia sebenarnya merasa malu, ini pertama kalinya dia tidur di rumah seorang pria. Tapi bagaimanapun...

"Khop khun na (makasih)."

"Ka. Khop khun ka (terima kasih). Ucapkan dengan sopan." Ralat Rut. (Ka adalah kata akhiran yang digunakan wanita untuk membuat kalimat menjadi lebih sopan)

Suam sebal mendengarnya. "Ka! Khop khun ka!"

Bersambung ke part 4

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam