Sinopsis My Secret Bride Episode 3 - 2

Sinopsis My Secret Bride Episode 3 - 2

Direk sedang berusaha mengajari putrinya main golf, tapi tak peduli berapa kali dia berusaha, Da tetap saja gagal. Untung saja dia cepat terselamatkan berkat kedatangan Rut. Da tidak mau main lagi, dia capek, tangannya sakit.


Direk penasaran apakah Rut sudah bertemu dengan Su. Da sontak penasaran, kenapa Rut menemui Su? Tapi kedua pria itu malah kompak mengusirnya dan menolak menjawab.

Da terpaksa menurut, tapi ingat, dia hanya akan mengikhlaskan posisi istri Rut pada Neungthida. Dia tidak akan mengizinkan siapapun menggantikannya.


Direk ingin tahu bagaimana perkembangan Sia Ha. Sepertinya belakangan ini dia diam saja. Canggung, Rut meyakinkan Direk bahwa dia akan menanyakannya pada Su nanti.

Direk merasa Su itu cocok juga untuk Rut, tapi apa boleh buat, Da sudah menetapkan Neunthida untuk jadi istrinya Rut. Neungthida itu adiknya Aik, kan? Apa mereka sudah saling mengenal?

Dia mengaku bertemu Neung pertama kali saat Da mengajak Neung mengunjunginya di Amerika. Lalu kedua kalinya mereka bertemu saat liburan di Korea. Neung sangat manis. Tapi saat Direk bertanya apakah itu artinya Neung cukup baik atau tidak untuknya, Rut ragu dan tak bisa menjawabnya.


Suam lagi-lagi menunggu depan kantor polisi untuk membuntuti Rut. Tapi saat dia melihat Rut keluar ke jalan raya, Suam tiba-tiba melihat sebuah mobil melaju tepat ke arah Rut.

Seketika itu pula Suam menyadarinya, Rut memakai baju yang sama dengan yang dia lihat dalam ramalannya waktu itu. Berarti sekaranglah kecelakaannya Rut, Suam sontak lari menyelamatkannya dan menarik Rut hingga mereka berdua sama-sama terjatuh.

Semua orang di sekitar TKP sontak cemas. Para ibu-ibu memberitahu polisi yang lain bahwa barusan ada mobil yang mau menabrak Rut, untung saja Suam menyelamatkannya.


Sersan tanya apakah dia mau ke rumah sakit? Rut menolak, dia baik-baik saja. Tapi yang Sersan maksud bukan dia, melainkan Suam yang sikunya terluka cukup parah.

Kaget melihat itu, Rut malah langsung menyeret Suam dan mendorongnya dengan kasar ke dalam mobilnya, bahkan memborgol Suam. Terang saja Suam langsung heboh mengutuki Rut. Kalau tahu begini, mending dia biarin aja Rut mati ditabrak tadi. Air susu dibalas air tuba!

"Khun! Diamlah! Ada hal yang harus kuselesaikan denganmu." Bentak Rut.

"Bisakan diselesaikan dengan baik-baik, kenapa kau harus memborgolku? Augh!"

Suam berusaha meniup-niup lukanya. Tapi Rut melarangnya, takut lukanya malah kena infeksi. Tapi kejadian barusan benar-benar memengaruhi Rut sampai-sampai tangannya gemetar memegang kemudi, karena itu kontan membuatnya teringat kembali kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya dulu.

Suam heran melihatnya melamun dengan tangan gemetar. Apa Rut baik-baik saja? Rut tersadar seketika dan buru-buru menguasai diri.


Neungthida akhirnya kembali dan tempat pertama yang ditujunya adalah showroom mobil. Bukan untuk beli mobil... melainkan untuk mengambil mobil.

Si pegawai toko jelas bingung mendengarnya. Tapi atasannya mengenali Neung dan mengingatkan Neung bahwa ayahnya Neung sudah mengirim mobil ke bandara untuk Neung.

"Aku tahu, tapi aku tidak suka." Ujar Neung. Dia lalu melihat-lihat pilihan mobil lainnya, tapi sepertinya tidak ada satupun yang disukainya.

Dan dia ternyata dia penggila Korea sampai-sampai saat dia menelepon Da, dia memanggil Da dengan sebutan Onnie dan kakaknya sebagai Oppa. Dia sudah menerima informasi alamat barunya Rut dari Da dan mengabarkan kalau dia mau pergi ke rumahnya Rut sekarang.
 

Bukannya membawa Suam ke rumah sakit, Rut malah membawa Suam pulang ke rumahnya dan membanting Suam ke sofa. Suam sontak mau protes... saat tiba-tiba saja Teerak muncul menghadangnya dengan ekspresi menakutkan.

"Siapa kau? Apa kau mau kau lakukan padaku?!"

"Aku bawa obat untuk membersihkan lukamu. Khun Rut bilang padaku kalau kau terluka. Sini biar kulihat lukamu... Ya ampun! Besar banget lukanya! Sini, sini! Luka sebesar ini kalau tidak segera dibersihkan bisa jadi tetanus!"

"Kau benar, Teerak. Kulit cewek ini tebal."

"Hei, Khun! Bicaralah baik-baik!... Tunggu dulu! Kau panggil P' ini apa barusan?"

"Tolong bersihkan lukanya, Teerak."

"Baik."


Suam shock. Rut memanggil P' ini... Teerak (Sayang)? Suam sontak ngeri mengira mereka berdua jeruk makan jeruk. Teerak buru-buru menjelaskan sebelum pikiran Suam terlalu jauh. Ini sama sekali tidak seperti yang Suam pikirkan. Dia adalah pembantunya Rut. Namanya Sutterak.

"Orang macam apa yang namanya Sutterak?"

"Kau sendiri orang macam apa namanya Suam?" Balas Rut. (Suam artinya toilet)

"Hah? Sebentar. Mbak ini... Namanya Suam?"

Ujung-ujungnya kedua orang itu malah saling meledek nama masing-masing sampai Rut harus membentak Teerak untuk segera mengobati lukanya Suam.


Setelah Teerak selesai mengobatinya, Suam berniat mau kabur lagi. Tapi Rut dengan cepat mencegahnya dan tanya kenapa beberapa hari ini Suam membuntutinya? Suam canggung menyangkal, Rut sudah gila apa? Buat apa dia membuntuti Rut? Siapa yang membuntuti Rut?

"Kau yang membuntutiku. Kenapa? Kau kangen aku, yah?"

Enak aja! Siapa juga yang membuntuti Rut?! Suam masih kesal sama Rut, gara-gara Rut yang malah menyalahkannya dan menuduhnya sebagai penyebab keponakannya mengemis. Dan sekarang Rut bahkan tidak minta maaf padanya.

"Aku bicara kebenaran, jadi kenapa juga aku harus minta maaf? Katakan kenapa kau membuntutiku? Atau jangan-jangan kau itu orang gila, yah?"

"Kau membawaku ke rumahmu. Bukankah kau jauh lebih gila?! Hentikan segera. Aku mau pulang!"

Tapi Rut menolak melepaskannya dan langsung membantingnya kembali ke sofa dan jadilah mereka tengkar dengan seru dan lucu.


Padet mau keluar rumah bersamaan dengan Neung yang berhenti di sana dengan kebingungan mencari alamatnya Rut. Padet langsung mengenalinya, dia gadis yang dulu datang ke kantor polisi dan mengajak Suam tinggal di rumahnya.

Neung fokus banget mencari alamatnya Rut sampai-sampai dia tidak menyadari Padet yang ada di hadapannya dan santai saja mondar-mandir kebingungan.


Tapi akhirnya dia menemukannya juga dan langsung menyapa Rut dengan sapaan ala-ala Korea... tapi malah kaget melihat Rut sedang menyiksa Suam.

Suam langsung senang melihat Neung lagi, tapi Neung tampak jelas tak senang. Hmm, kayaknya dia sudah diprovokasi sama Da. Dan jelas saja apa yang dilihatnya itu membuatnya cemburu.


Bahkan saat Suam memanggilnya dengan namanya langsung, Neung dengan ketus menyuruh Suam untuk memanggilnya sebagai Khun Neung. Dia sama sekali tidak memberi kesempatan Suam untuk bicara dan menegaskan pada Rut bahwa dia tidak senang melihat Rut dekat dengan wanita lain. Apalagi sama cewek ini.

"Kenapa juga kau tidak senang?" Ketus Rut.

"Biarpun kau tidak peduli dengan apa yang kupikirkan. Tapi P'Rut, kau harus peduli dengan P'Da. Wanita ini mengambil uang dari rumahku karena dia menggoda Aik. Bahkan Ibu dan aku selalu memberinya bantuan setiap waktu. Sebenarnya ibuku cuma pura-pura tak tahu sampai aku harus melanjutkan studiku ke luar negeri. Dan karena P'Aik mau menikah, jadi Ibu mengusir wanita ini dari rumah."

"Karena itu kau tinggal di rumah kos?"

Suam berusaha mendekatinya, tapi Neung langsung menjauh seolah dia makhluk yang menjijikkan. Suam berusaha meyakinkan Neung kalau dia tidak pernah menggoda Aik. Dia menyanyangi mereka berdua dan tidak akan pernah melupakan bantuan mereka padanya.

Tapi Neung tak mau dengar dan terus memprovokasi Rut. Apa Rut masih mau berhubungan dengan wanita ini? Rut benar-benar bingung sekarang, tak tahu siapa di antara mereka yang harus dia percayai.


Tiba-tiba Padet muncul menyela mereka dan dengan kesal menyuruh si pemilik mobil putih untuk segera memindahkan mobilnya karena mobil itu diparkir di depan rumahnya dan menghalangi jalannya. Neung malah cuek, belum selesai memprovokasi Rut.

"Kau ingin aku membocorkan ban atau mengunci bannya?" Ancam Padet.

"Apa? Apa kau pelaku kejahatan sosial? Aku sedang bersama polisi sekarang."

"Aku juga polisi."

Rut menyuruh Neung untuk memindahkan mobilnya, tapi Neung masih saja ngotot tak mempercayai Padet. Dia beneran polisi? Apa pangkatnya? Sersan?

"Inspektur!" Jawab semua orang kompak.


Neung kaget, yang benar? Habis sudah kesabaran Padet! Dia langsung saja menyeret paksa Neung. Suam mau memanfaatkan kesempatan untuk kabur, tapi Rut tiba-tiba saja menyeretnya paksa ke arah lain. Teerak benar-benar bingung dengan segala adegan makjang yang dia saksikan barusan. Apa hari ini hari nasional Jam Loey Rak? Kenapa hari ini semua orang menyeret, menampar, mencium, dll? (Jam Loey Rak adalah lakorn makjang yang Male Lead-nya jahat sama Female Lead-nya)

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam