Sinopsis My Secret Bride Episode 2 - 2
Rut
termenung memikirkan ucapan Suam tentang hutang budi. Kata-kata yang
kontan membuatnya teringat akan kenangan buruk masa kecilnya.
Flashback.
Suatu
hari, Rut remaja sedang berkendara bersama kedua orang tuanya. Mereka
benar-benar keluarga bahagia, Rut pun mengabadikan kedua orang tuanya
dengan kameranya.
Tapi tiba-tiba saja ada sebuah truk
yang muncul di depan mobil mereka sehingga membuat mereka sekeluarga
tertabrak. Rut selamat, namun kedua orang tuanya meninggal di tempat.
Sejak
saat itu, Rut pun harus tinggal di rumah pamannya, Direk. Rut masih
menyimpan kameranya karena dia ingin menjadi fotografer seperti mendiang
ayahnya.
Tapi Direk tak setuju dan memaksa Rut untuk
menjadi polisi seperti dirinya. Dia bahkan sengaja menjauhkan Rut dari
Teerak dengan memecat Teerak. Hanya kamera
itu satu-satunya benda berharga yang masih dimilikinya.
Flashback end.
Padet
sedang mengintai sebuah bar. Bos tempat itu tampak baru masuk ke sana.
Tak lama kemudian, dua orang pria lainnya pun masuk. Salah satu wanita
penghibur di sana langsung duduk menemani dua pria itu dan mencoba
menawarkan minuman lain yang lebih enak.
Kedua pria itu
menolak, tapi mereka lebih menginginkan 'sesuatu' yang lebih menarik.
Maka wanita itu pun memanggil seorang wanita lain untuk menemani mereka.
Wanita itu langsung terang-terangan mengajak mereka
bersenang-senang di luar... tanpa menyadari kedua pria itu sebenarnya
polisi. Begitu wanita itu menerima uang sawerannya, Padet langsung masuk
dan mereka pun menangkap wanita itu dengan tuduhan melakukan
pro~~~~~si. Si Bos dan wanita yang pertama tadi hanya bisa terdiam
menatap semua itu dengan kesal.
Keesokan
harinya, Padet menginterogasi si bos bar. Tapi si Bos santai mengklaim
bahwa transaksi jual-beli yang terjadi semalam tidak ada hubungannya
dengan barnya. Bukankah Padet sudah menyelidikinya tapi tidak menemukan
apapun?
Padet kesal mendengarnya. Apalagi kemudian
sersan datang dan membisikinya sesuatu yang membuat Padet jadi makin
kesal, sepertinya ada orang yang menjamin si Bos bar.
Tak
lama kemudian, si Bos bar tertunduk di depan seorang pria bernama Sia
Ha yang jelas memiliki kekuasaan lebih besar darinya. Dengan takut-takut
dia meminta maaf pada Sia Ha dan berjanji kejadian seperti ini tidak
akan terulang kembali.
Da
membawa Rut ke sebuah toko bridal untuk menemui seorang temannya yang
seorang desainer. Gaun pengantinnya juga didesain khusus oleh temannya
itu. Temannya itu cantik loh.
Si teman itu -
Suchawadee, datang tak lama kemudian. Dan ternyata dia mengenal Rut
juga. Tampak jelas dia suka sama Rut dan langsung cipika-cipiki sama Rut
padahal Rut jelas-jelas tak nyaman dengan itu.
Saat
mereka makan siang tak lama kemudian, Da baru tahu kalau mereka berdua
ternyata mantan pacar. Da jadi penasaran dengan kisah mereka, dia ingin
tahu semuanya.
Rut mengaku bahwa mereka berdua bertemu
di Amerika lalu pacaran sebentar lalu putus, selesai, begitu saja,
nothing special. Su tampak jelas tak senang dengan jawaban Rut itu.
Direk
ada di sana saat Rut dan Da tiba di kantor polisi. Dia baru saja
selesai bicara dengan kepala polisi. Sikapnya ramah seperti biasanya,
tapi saat Da memberitahunya bahwa desainer gaun pernikahannya adalah
mantannya Rut, Direk tampak tak senang. Direk tahu siapa Suchawadee, dia
putri tunggalnya Sia Ha, orang paling berpengaruh di daerah ini.
Seorang
remaja bernama Nai, berjalan ke balkon kamarnya dan tersenyum menatap
pemandangan kota di hadapannya. Entah apa yang dia pikirkan. Dia memakai
headset, tapi headset itu tidak tersambung ke apapun.
Anak
itu ternyata putranya si Bos bar. Tapi saat kedua orang tuanya masuk ke
kamarnya, mereka malah cuma mendapati headset-nya Nai tergantung di
pagar balkon. (Waduh, jangan-jangan?) Dengan hati-hati si Bos bar dan
istrinya berjalan ke pagar balkon... dan langsung shock mendapati putra
mereka mati di bawah.
Insiden
itu kontan jadi perhatian awak media. Mereka langsung menyerbu Rut dan
menuntutnya untuk memberikan infomasi apapun tentang kejadian itu. Tepat
saat itu juga, si Bos bar dan istrinya baru tiba di sana. Kontan saja
para reporter itu langsung berbalik menyerbu Bos bar.
Bos
bar berusaha mengabaikan mereka awalnya, tapi mereka terus saja
merecokinya dan tanya apakah perbuatan Nai ada hubungannya sama orang
yang sangat berpengaruh itu.
Si Bos sontak marah
mendengarnya. "Siapa yang kalian bicarakan? Kalian mengatakan apapun
yang ingin kalian katakan? Kalian tahu kebenarannya atau kalian hanya
ingin membuat berita setiap hari? Putraku baru saja meninggal, tapi
malah ada orang-orang jahat yang bicara buruk tentangnya. Apa putraku
melakukan sesuatu pada kalian? Apa putraku melakukan sesuatu pada
kalian?! Jawab!"
Tapi apapun yang dia katakan, para
reporter itu seolah tak peduli dan terus saja tanya tentang alasan
putranya bunuh diri. Bos bar kesal menegaskan bahwa putranya tidak bunuh
diri, melaiankan dibunuh oleh seseorang. Mereka terus saja tanya-tanya,
tapi para polisi langsung bertindak menghadang para reporter itu.
Rut
melihat istri Bos bar termenung sedih dengan ditemani seorang gadis,
sepertinya dia pacarnya mendiang Nai. Letnan Kom memberitahu Rut bahwa
gadis itu sama terkejutnya seperti ayah dan ibunya Nai saat mengetahui
kematian Nai, dan dia terus menemani ibunya Nai sejak itu.
Rut
mau menginterogasi gadis itu sendiri atau dia akan membiarkan pak
inspektur yang menginterogasinya? Rut galau, tapi akhirnya dia
menginterogasi si Bos bar yang terus ngotot bahwa putranya tidak bunuh
diri.
"Apa bukti yang membuat anda yakin akan hal itu?"
"Tidak ada. Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa putraku bunuh diri."
"Apa
putra anda punya musuh? Apa ada seseorang yang anda curigai? Saya sudah
menyuruh polisi untuk menyelidiki semua CCTV, mungkin itu bisa menjadi
petunjuk bagi kita."
"Apa mungkin... putraku mati karena aku? Mungkinkah aku yang membunuh putraku sendiri?" Renung Bos bar.
Para
polisi mendiskusikan kasus ini dengan kebingungan. Mereka sungguh tidak
mengerti bagaimana bisa kasus anak yang jatuh dari gedung, menjadi
kasus pembunuhan?
Tapi wajar sih Bos bar berpikir
putranya dibunuh, Bos bar kan punya banyak musuh. Padet antusias
berpikir bahwa kasus ini mungkin bisa membantu mereka mendapatkan
petunjuk tentang Sia Ha.
Selama ini, Sia Ha dan
orang-orangnya mengklaim mereka tidak punya musuh. Ini pertama kalinya
ada orang dalam yang mengklaim bahwa dia punya musuh. Belum selesai dia
ngomong, polisi lain mendadak bertepuk tangan heboh untuknya. Kagum
dengan pemikiran Padet itu.
Tapi Rut menegaskan semua
orang untuk fokus saja pada kasusnya Nai. Dia tidak mau mereka
menyimpang dari jalur. Dia bahkan langsung mengakhiri rapat sampai di
sini. Padet tampak jelas tak senang, tapi dia tidak mengatakan apapun
lalu pergi.
Di
kampus, Suam diberitahu temannya bahwa hanya beasiswanya Suam yang
belum cair, apa dia ada masalah sama Dekan? Sebaiknya dia bicara sama Bu
Dekan. Suam cemas mendengarnya.
Saat dia keluar kelas,
tiba-tiba saja dia dihadang seorang pria muda yang mengaku sebagai
polisi. Suam sontak ketakutan dan berusaha melarikan diri, tapi malah
dihadang seorang polisi lainnya.
Dia berusaha kabur ke
parkiran tapi malah dihadang kedua polisi itu dari dua arah. Lalu
tiba-tiba saja mobil van di belakangnya terbuka... memperlihatkan Thuan
dalam penampilan necis. Suam melongo melihatnya seperti itu.
Tak
lama kemudian, Suam ikut mereka sambil menuntut siapa sebenarnya Thuan.
Jangan macam-macam sama dia. Biarpun dia miskin, tapi dia bisa
berkelahi. Thuan semakin suka dengan sikap Suam ini.
Dia
mengaku kalau dia adalah polisi. Suam sontak panik minta diturunkan,
mengira Thuan mau menangkapnya atas tiket-tiket lotre yang waktu itu.
Tapi Thuan meyakinkan bahwa dia tidak akan menangkap Suam atas tuduhan
apapun.
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam