Sinopsis My Secret Bride Episode 2 - 1
Suam baru keluar dari kelasnya dengan kondisi mulut masih memar. Tapi langkahnya mendadak terhenti saat mendapati Aik sedang menunggunya. Pada saat yang bersamaan, Rut mengantarkan Da ke kampus itu juga.
Da mau mengirim undangan sekaligus melihat cewek bernama Suam itu. Gara-gara Rut tidak mau membantunya, Da jadi harus berusaha sendiri.
Aik kesal mendengar cerita Suam tentang ayahnya. Seandainya dia ada di sana, dia tidak akan membiarkan ayahnya Suam menyentuh Suam. Suam dengan cepat mengalihkan topik, ada apa Aik datang mencarinya?
"Tidak ada. Aku mencarimu karena aku merindukanmu."
Suam mesem canggung mendengarnya. Aik mengklaim kalau dia cuma bercanda, dia datang untuk mengatakan sesuatu. Neungthida sudah kembali. Suam senang banget mendengarnya, teringat betapa baiknya Neung padanya sejak dulu.
Flashback.
Setelah Suam diselamatkan oleh Padet dari bulian ayahnya di depan kantor polisi waktu itu, Neung datang dan langsung memeluknya dengan khawatir. Dia bahkan mengajak Suam tinggal bersamanya, dia janji akan menjaga Suam dengan baik.
"Suam, wanita seperti kita harus sabar, kuat, jangan menyerah pada nasib dan pada manusia. Bahkan sekalipun dia benar-benar ayahmu, tapi dia sudah kelewatan, Suam! Mulai sekarang, kau harus belajar untuk berdiri di atas kakimu sendiri, mengerti? Aku akan membantumu, oke?"
Suam terharu mendengarnya. Tapi dia ragu untuk menerima ajakan Neung, apa ibunya Neung bakalan mengizinkannya untuk tinggal di rumah mereka? Neung meyakinkannya untuk tidak khawatir, ada kakaknya - Aik, yang akan menjaga Suam.
Aik ini anak kesayangan ibu. Kalau Aik yang bicara pada Ibu, Neung yakin ibu mereka bakalan setuju. Suam benar-benar terharu dengan kebaikan mereka padanya.
Flashback end.
"Aku benar-benar senang Khun Neung kembali. Aku sangat merindukan Khun Neung. Khun Neung tidak membalas pesanku yang terakhi kali. Tapi, ini kan masalah kecil. Seharusnya kau meneleponku saja."
"Jika aku menelpon, aku tidak akan bisa melihat wajah bahagiamu." Aik hampir saja menyentuh tangan Suam, tapi Da mendadak muncul menyela mereka bersama dengan kenalannya yang seorang dekan.
Dia mengklaim kalau dia datang hanya untuk mengantarkan undangan pernikahan mereka untuk kenalannya ini, dia adalah seniornya Da semasa kuliah dulu. Da langsung menggenggam tangan Aik dengan posesif, memperkenalkan Aik pada Bu Dekan sebagai calon suaminya. Tapi dia pura-pura tak tahu siapa Suam.
Aik memperkenalkan Suam sebagai temannya Neung. Da pura-pura menyapanya dengan ramah. Dia pasti sangat dekat dengan Neung yah sampai Aik datang mencarinya kemari? Aik canggung berkata kalau dia hanya memberitahu Suam tentang kepulangan Neung.
"Memangnya kau tidak punya HP? Yah sudahlah, tidak masalah. Aku percaya dengan Khun Aik."
Dengan gaya sok baiknya Da mengklaim bahwa Suam adalah adiknya juga jika dia adalah temannya Neung dan meminta Bu Dekan untuk memperhatikan Suam. Dia lalu meminta Aik untuk mengantarkannya pulang, kebetulan dia sedang tidak bawa mobil.
Aik tak bisa menolak dan terpaksa dia harus pergi meninggalkan Suam dengan tak enak hati. Dan begitu mereka pergi, Bu Dekan sontak berpaling padanya dan langsung membawanya ke kantor untuk membahas beasiswanya Suam.
Dia mengakui Suam adalah mahasiswi yang baik, nilai-nilainya bagus sehingga dia pantas mendapatkan beasiswa. Bu Dekan memahami masalah keluarga Suam sehingga Suam harus bekerja paruh waktu.
Tapi pekerjaannya Suam itu bisa merusak studinya dan juga bisa merusak reputasi kampus. Banyak mahasiswa lain yang menginginkan beasiswa, jadi sebaiknya Suam jangan membuatnya mempertimbangkan beasiswanya Suam lagi.
Suam jadi gelisah sepanjang hari gara-gara itu. Saat dia berhenti di sebuah halte malam harinya, tiba-tiba saja dia merutuki kesialannya seharian ini dan menantang sial untuk mendatanginya lagi, biar lengkap sekalian.
Dan doanya langsung terkabul saat itu juga saat tiba-tiba saja ada pria m~~~m yang tertarik padanya, mengira dia wanita murahan karena ternyata tempat itu tempat nongkrongnya para wanita penghibur. (Duh! Suam, Suam, ngapain juga nantangin sial?)
Suam yang masih belum nyambung dengan situasi ini, dengan polosnya mendekat saat pria itu memanggilnya. Parahnya lagi, saat Suam menolak ajakannya, pria itu langsung berusaha menyeretnya dengan kasar. Suam berusaha keras melawannya, tapi tenaganya kalah kuat.
Untung saja Rut kebetulan lewat saat itu dan langsung sigap menyelamatkannya dan menggenggam tangan Suam dengan protektif. Pria itu jelas kesal dan menuntut siapa Rut. Dia mengkalim Suam adalah istrinya, jadi Rut tidak boleh ikut campur.
"Dia istrimu? Aneh sekali. Kupikir dia adalah istriku." Ujar Rut.
"Kau Ee..."
"Jangan panggil dia Ee!" Bentak Rut. (Ee adalah panggilan yang sangat kasar)
"Kalau kau sudah punya suami, lalu kenapa kau berdiri di sini?"
Rut menegaskan bahwa dia bukan suami biasa, melainkan seorang polisi juga. Dia sudah mencatat nomor pelat mobilnya dan akan menuntutnya atas tuduhan pelecehan. Kalau dia melarikan diri, Rut akan menangkapnya dengan tangannya sendiri.
Kesal, pria itu pun langsung pergi. Dan saat itulah, Rut baru melepaskan pegangan tangannya. Dia hampir saja mau memarahi Suam, tapi malah mendapati Suam menatapnya dengan berlinang air mata yang kontan membuatnya luluh.
Setelah Suam sudah cukup tenang, Rut mengantarkannya pulang. Suam setulus hati berterima kasih padanya. Tapi Rut masih sinis padanya dan bertanya-tanya apakah Suam memang begini orangnya.
"Aku bisa melakukan apa saja, tapi ini tidak seperti yang kau pikirkan."
"Lalu kenapa kau berada di sana? Apa kau tidak tahu kalau tempat itu..."
Suam menegaskan bahwa dia tidak menjual diri. Dia mau menjelaskan kalau dia cuma baru pulang kuliah, tapi Rut mendadak menyelanya dengan tiba-tiba berhenti di tengah jalan dan mengecek luka di wajahnya dengan kasar. Kenapa wajah Suam jadi seperti ini?
"Aku ditampar."
"Sama Darika?"
"Ayahku."
"Ayahmu?"
Suam tak ingin membicarakan itu dan mau turun di sini saja, tapi Rut tiba-tiba menjalankan mobilnya lagi dan berhenti di area pertokoan. Suam sontak protes panjang lebar, berusaha meyakinkan Rut kalau dia bukan wanita semacam itu.
"Kalau memang bukan, lalu kenapa kau memintaku untuk menjagamu?"
Rut tiba-tiba saja memborgolnya, memperingatkannya untuk tidak macam-macam lalu pergi meninggalkannya sebentar tanpa memedulikan teriakan-teriakannya.
Saat dia kembali tak lama kemudian, dia langsung membungkam mulut cerewetnya Suam dengan melemparkan sekantong obat ke Suam dan menyuruh Suam mengobati dirinya sendiri, baru dia akan mengantarkan Suam pulang.
"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri."
"Bisakah kau tidak membantahku sehari saja? Kumohon padamu."
"Orang yang menampaku tidak ada hubungannya denganmu. Kau tidak perlu..."
"Apa kau akan mati kalau tidak bicara 5 menit saja?"
Suam akhirnya diam dan mulai mengobati lukanya. Tapi pada akhirnya Rut mulai tanya-tanya lagi, apa hari ini Suam bertemu Darika? Tentu saja, dia bertemu dengan masalah besar hari ini, dia hampir kehilangan beasiswanya. Tapi tunggu dulu... kok Rut bisa tahu kalau dia bertemu Darika hari ini?
Rut menolak menjawab dan langsung beralih mengomeli Suam agar dia berhenti mengganggu Aik. Suam tidak terima, Rut saja yang menyuruh Aik untuk berhenti menemuinya.
"Kalau dia datang menemuimu, tidak bisakah kau menolaknya?"
"Aku punya hutang budi pada Khun Aik mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Jadi aku tidak bisa melakukan itu. Kau mungkin tidak akan pernah mengerti, bagaimana rasanya menjadi seseorang yang punya hutang budi."
Rut kontan membisu mendengar itu, tentu saja dia tahu betapa tidak enaknya memiliki hutang budi pada seseorang. Melihat Suam kesulitan mengobati dahinya, Rut akhirnya membantu mengobatinya.
Dia lalu mengantarkan Suam pulang ke kosnya sambil mengingatkannya untuk membersihkan lukanya nanti. Dia bahkan sengaja menggoda Suam dengan memanggilnya hanya supaya Suam berbalik padanya sekali lagi sebelum akhirnya membiarkan Suam masuk.
Mereka sama sekali tidak sadar mereka sedang diawasi oleh Thuan dari balik semak. Dia langsung mengenali Rut dan cemas dengan fakta kedekatan hubungan Suam dan Rut. (Hmm, nih orang lama-lama mencurigakan)
Dia lalu pulang ke rumahnya yang kumuh. Tapi di balik semua kekumuhan itu, dia ternyata memiliki sebuah laptop canggih dan memerintahkan si laptop untuk mengiriminya informasi lengkap tentang Thanamat Munjai (Nama asli Suam). (Kayaknya dia polisi yang menyamar)
Bersambung ke part 2
2 Comments
Lanjut semangat!!!!!!
ReplyDeleteTerimakasih atas sinopsisnya 😘
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam