Jika mobil itu bukan barang haram, Dong Dong pasti sudah sumbar berkoar-koar tentang mobil mahal itu pada seluruh dunia. Mobil itu mahal banget, Dong Dong tidak mungin mampu membelinya biarpun dengan cara kredit.
Berusaha menenangkan Xing Yun, Xia Ke meyakinkan bahwa ini baru dugaan, mereka tidak punya bukti. Sebaiknya mereka makan saja sekarang.
Tapi waktu Xing Yun melihat makanannya, dia malah mendapati Xia Ke cuma pesan sayur mayur. Apa Xia Ke sedang balas dendam padanya gara-gara makanan anti panas dalam yang dia kasih ke Xia Ke waktu itu? Dia tuh lagi bad mood, dia ingin makan makanan yang enak untuk menghibur diri. Setidaknya pesanlah seporsi ikan juga.
Geli, Xia Ke langsung memanggil pelayan dan menyilahkan Xing Yun untuk memilih sendiri. Xing Yun berbisik tanya ikan apa yang paling mahal. Xia Ke mendengar bisikannya dan langsung saja memesan dua jenis seafood yang mahal-mahal. Xing Yun jadi tak enak, Xia Ke dermawan sekali.
"Apa kau merasa lebih baik sekarang?"
"Aku tidak terbiasa dengan anda yang sekarang. Anda seperti bukan Pak Xia yang selama ini kukenal."
"Apa di matamu, aku ini sangat pelit."
"Bukan begitu. Maksudku, belakangan ini anda banyak berubah. Tidak sedingin dulu. Anda jadi lebih ramah."
"Mungkin yang berubah bukan orangnya, melainkan hubungan di antara mereka."
Xing Yun bengong mendengar ucapannya itu... sampai saat ponselnya mendadak berbunyi. Dari Ibu yang mengabarkan bahwa He Yu datang ke rumah. Kapan Xing Yun akan pulang?
Xing Yun jadi tak enak pada Xia Ke, apalagi suaranya ibu terdengar keras banget. Xing Yun memberitahu Ibu kalau dia masih sibuk sekarang, belum bisa pulang.
He Yu ternyata datang untuk mengantarkan sekotak komik untuk Xing Yun, biar dia tidak terlalu bosan di rumah. Ibu sungguh berterima kasih padanya, dia sangat perhatian.
Belakangan ini Xing Yun selalu keluar rumah. Pergi pagi-pagi sekali dan pulang larut malam. Tapi meski begitu, mood-nya sedang baik sekarang. Smua ini berkat mereka semua yang sudah membantu Xing Yun.
"Tidak masalah, Bibi. Memang itu yang seharusnya kami lakukan. Kalau begitu, saya pamit dulu."
Tak lama kemudian, Xia Ke mengantarkan Xing Yun pulang Tapi Xia Ke tidak langsung pulang dan sengaja berlama-lama dan memberitahu Xing Yun untuk bersiap kembali masuk kerja beberapa hari lagi. Masalah lainnya bisa mereka diskusikan setelah masalah ini selesai.
"Masalah lain apa?"
"Masuklah."
Xing Yun akhirnya masuk rumah dengan bahagia. Taka da seorangpun yang sadar He Yu masih ada di sana dan sedih menyaksikan semua itu dari kejauhan. Dia langsung menelepon Yao Qing untuk curhat.
Dia sedang berada di depan rumah Xing Yun sekarang. Pertama kalinya sejak beberapa hari ini, dia melihat Xing Yun tersenyum sangat lebar. Sayangnya senyum itu bukan untuknya, Yao Qing pasti bisa menebak untuk siapa senyum lebarnya Xing Yun itu.
"Kalau kau punya waktu untuk bersedih di sana, kenapa kau tidak menggunakan waktumu untuk melakukan sesuatu yang serius saja?" Omel Yao Qing.
Misalnya... He Yu bisa menghubungi mantannya yang kerja di bandara itu untuk mencari tahu keberadaan Lin Jing.
Yi Yi mengirim pesan ke Xing Yun, memberitahunya tentang dugaan mereka tentang orang yang paling mereka curigai. Xing Yun mengaku kalau dia juga mencurigai seseorang. Apa mungkin mereka mencurigai orang yang sama?
Keesokan harinya di kantor, Dong Dong mendengar beberapa rekannya menggosip tentang Yi Yi. Sepertinya Yi Yi mengetahui sesuatu, makanya dia mencari Direktur Wang.
Dia ingin bertemu di cafe biar tidak dicurigai oleh si pengkhianat. Sepertinya idenya Yi Yi pakai kartu tarot kemarin berguna banget. Siapa yah kira-kira si pengkhianat itu.
Percakapan mereka itu kontan membuat Dong Dong gelisah sehingga dia langsung saja pergi ke cafe yang dimaksud tanpa menyadari kalau dia sebenarnya sedang dijebak.
Setibanya di sana, dia malah mendapati Xing Yun sedang menunggunya. Canggung, dia pura-pura seolah dia datang cuma untuk minum kopi. Dia berusaha bergegas pergi, tapi Yi Yi dan Amy mendadak muncul menghadangnya dan mengonfrontasinya.
Mereka sudah tahu dialah si pengkhianat itu, sebaiknya dia akui saja biar dia bisa mendapatkan pengampunan. Dong Dong santai saja, bahkan balas menuduh Yi Yi memfitnahnya dan menjadikannya kambing hitam hanya demi menyelamatkan Xing Yun.
Amy sinis mendengarnya. Jika Dong Dong tidak bersalah, lagi kenapa dia membrowsing tentang 'Cara Menemukan Pengkhianat Melalui Kartu Tarot'? Dong Dong mengklaim kalau dia hanya penasaran.
"Kalau kau hanya penasaran, lalu kenapa kau datang kemari?" Serang Yi Yi.
Dong Dong santai pura-pura tak mengerti apa maksudnya dan berniat mau kabur. Tapi tentu saja mereka tak membiarkannya pergi begitu saja. Dong Dong baru saja membeli mobil baru, kan? Bagaimana kalau Dong Dong membawa mereka jalan-jalan dengan mobil barunya itu? Bukankah mereka adalah teman baik?
Xing Yun ingat Dong Dong pernah berkata bahwa dia berbagi sewa rumah dengan seorang koleganya. Makanya di waktu di toko mobil 4S itu, dia menuliskan alamat kantornya alih-alih rumahnya. Dia kan orang yang bernama Dabai?
Dong Dong akui kalau dia memang membeli sebuah mobil, terus kenapa? Dia tidak memberitahu karena dia rendah hati dan tidak punya waktu memberitahu mereka tentang itu. Dari mana dia mendapatkan uang untuk membeli mobil itu sama sekali bukan urusan mereka.
Belum selesai berdebat, Amy tiba-tiba ditelepon Xia Ke yang menyuruh mereka semua balik ke kantor sekarang juga. Dong Dong santai mengingatkan mereka kalau mereka tidak punya bukti tentangnya, jadi jangan memfitnahnya.
Saat mereka semua menghadap Xia Ke, dia mengklaim kalau tadi dia menabrak sebuah mobil Mercedes abu-abu. Tapi waktu dia menelepon perusahaan asuransi, dia mendapati ada yang aneh.
Si pemilik mobil dan pemegang asuransinya bukan orang yang sama. Pemiliknya adalah Dong Dong, tapi pemegang asuransinya adalah sepupu Tuan Yang yang merupakan general manager di perusahaan Huize Game.
Tak bisa berkutik lagi, Dong Dong akhirnya mengakui kesalahannya dan Xia Ke pun langsung menyuruh Amy melapor ke polisi.
Tak lama kemudian, semua orang dipanggil ke ruang rapat di mana mereka semua diberitahu bahwa Dong Dong-lah si pengkhianat itu dan sekarang dia sudah ditangkap polisi. Dan TIG akan menuntut Huize Game.
Manajer Duan masih belum puas juga, bagaimana dengan Xing Yun dan teman kuliahnya yang mendadak menghilang sejak kejadian itu? Xia Ke memberitahu bahwa itu cuma kebetulan.
Sejak Manajer Duan menyebut-nyebut tentang Lin Jing, pihak Huize langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk mengirim Lin Jing ke luar negeri biar Xing Yun terlihat semakin mencurigakan dan mengalihkan perhatian semua orang dari Dong Dong.
"Jika bukan karena seseorang yang asal membuat kesimpulan yang berdasarkan rumor tak berdasar, pihak lawan tidak akan punya kesempatan itu." Sindir He Yu.
Tak lama kemudian, Yao Qing datang dengan membawa Lin Jing yang barusan dijemputnya dari bandara. Lin Jing menjelaskan bahwa bosnya tiba-tiba saja memberinya hari libur untuk menyiapkan pernikahannya.
"Apa kau pernah mendiskusikan masalah game dengan Xing Yun?" Tanya Xia Ke.
"Saya hanya meminta Xing Yun untuk membantu mendesainkan undangan pernikahan saya. Ada beberapa orang rekan kami yang bisa menjadi saksi."
Manajer Duan ngotot kalau Xing Yun tetap harus bertanggung jawab karena dia adalah kepala proyek. Xia Ke santai menyatakan dirinya juga bersalah karena dia adalah bosnya Xing Yun. Dan karenanya dia meminta maaf pada Direktur Sun atas masalah ini.
Direktur Sun tidak peduli dengan maafnya Xia Ke, yang ingin dia ketahui hanya bagaimana mereka akan meneruskan proyek ini ke depannya?
Bersambung ke part 2
2 Comments
Lanjut semangat!!!!!
ReplyDeleteUdah bolak balik buka ep 16 belum ada lajut dong semangat
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam