Sinopsis Lucky's First Love Episode 15 - 4

 Sinopsis Lucky's First Love Episode 15 - 4

Informasi barusan membuat Xing Yun diam termenung dalam perjalanan pulang. Xia Ke heran melihatnya, apa yang sedang dia pikirkan?


"Mercedes."

"Kau mau beli mobil?"

Tidaklah. Tapi kemudian dia meminta Xia Ke untuk mengantarkannya ke toko Mercedes 4S terdekat. Mereka pun pergi ke toko mobil Mercedes, di mana seorang pelayan menunjukkan tipe mobil keluaran terbaru mereka. Jika mereka membeli mobil ini, mereka akan mendapatkan tiket pertunjukkan balet Swan Lake gratis.


Xing Yun tanya apakah perusahaan mereka membeli semua tiket pertunjukkan itu? Si pelayan membenarkan. Jadi apakah itu artinya, orang-orang yang memiliki tiket perttunjukkan itu adalah orang-orang yang membeli mobil ini?

Si pelayan membenarkan, pemilik tiket-tiket itu pastilah orang-orang yang membeli mobil ini dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Setiap pemilik mobil boleh membawa satu orang teman. Tiet pertunjukkan itu akan dikirim kepada pemilik mobil melalui pusat penjualan tiket.


Xia Ke benar-benar bingung dengan Xing Yun. Dia sebenarnya mau beli mobil atau ingin menonton pertunjukkan itu. Xing Yun menjelaskan bahwa ada seseorang di perusahaan mereka yang merupakan pemilik mobil Mercedes itu.

"Siapa?"

"Da Bai."

 

Beberapa waktu yang lalu, kantor mereka pernah mendapat kiriman tiket pertunjukkan Swan Lake untuk seseorang bernama Da Bai. Resepsionis teriak-teriak memanggil siapapun yang bernama Da Bai, tapi tak ada seorang pun yang mengaku.

Tapi beberapa hari kemudian, tiket itu mendadak menghilang dari meja resepsionis. Pasti si Da Bai mengambil tiket itu secara diam-diam. Tapi kenapa si Da Bai itu tidak mengakui tiket itu di hadapan publik saja, malah mengambilnya secara diam-diam? Bukankah itu jelas artinya si Da Bai tidak ingin ada seorang pun yang mengetahuinya.

Tapi Xia Ke bingung. Kalau memang begitu, kenapa juga orang itu menggunakan alamat kantor? Bukankah lebih baik jika dia mengagunakan alamat rumahnya sendiri?

Xing Yun menduga mungkin alamat rumah orang itu kurang nyaman untuk menerima paket. Makanya orang itu tak punya pilihan selain menggunakan alamat perusahaan dan memakai nama palsu. Bukankah aneh seseorang membeli mobil tapi tidak ingin mengakuinya?

Sesampainya di rumah Xing Yun, Xia Ke meyakinkannya untuk istirahat saja dan serahkan masalah penyelidikan padanya. Xing Yun geli mendengarnya, Xia Ke-lah yang sebaiknya beristirahat dengan baik, sudah waktunya cukuran juga.


Xing Yun jadi lebih ceria sekarang, Ibu pun senang. Tapi bagaimana bisa dia menjadi orang yang berbeda setelah mengantarkan pesanan kue? Apa rencananya untuk menangani masalah di kantor?

"Mengundurkan diri apa? Kurasa sudah waktunya dia mengundurkan diri. Putriku sangat hebat, dia bisa mendapatkan pekerjaan bagus di mana saja. Mereka memperlakukanmu dengan tidak adil." Ujar Ayah.

Xing Yun tak setuju, dia tidak akan mengundurkan diri. Kalau dia mengundurkan diri, itu sama saja mengakui dirinya bersalah. Pak Xia bilang kalau Pak Xia memercayainya. Xing Yun yakin Xia Ke pasti bisa membantunya menemukan kebenarannya.

"Aneh sekali. Baru dua hari yang lalu kau masih mengutuki Pak Xia. Dia tidak bisa membedakan baik dan jahat, dia buta. Terus kenapa kau membelanya sekarang?"

"Masa? Aku ngomong kayak gitu? Pak Xia juga mengalami kesulitan. Ada kebocoran besar semacam ini di proyeknya. Dia bukan cuma harus merevisi instance game-nya dan trailer-nya, tapi juga harus mencari tahu kebenarannya."


Ah tidak! Ini kan masalahnya Xing Yun sendiri, dia juga harus melakukan sesuatu. Maka keesokan harinya, Xing Yun mendatangi parkiran kantornya dengan memakai samaran untuk mencari mobil-mobil Mercedes.

Saking fokusnya, dia sampai tidak sadar hampir ditabrak mobil. Untung saja Xia Ke muncul menyelamatkannya tepat waktu. Xing Yun melaporkan penyelidikannya. Dari semua mobil pegawai TIG, ada 3 mobil Mercedes yang terparkir di sini, tapi tak ada satupun yang keluaran terbaru.

"Jika kau mendapat suap sebuah mobil, apa mungkin kau akan membawanya ke kantor?" Ujar Xia Ke. Xing Yun langsung canggung menyadari kebenaran ucapan Xia Ke.


Sementara itu, Amy dan Yi Yi mengumpulkan semua orang di kantor yang berpotensi sebagai tersangka untuk main kartu tarot. Mereka menyuruh semua orang untuk mengambil masing-masing satu kartu.

Dong Dong sinis, memangnya kebenaan macam apa yang bisa mereka buktikan dari sebuah kartu tarot? Amy balas menantang, apa dia takut? Kalau dia takut, berarti dia menyembunyikan sesuatu. Dong Dong tidak takut dan langsung mengambil satu kartu.


Setelah semua orang mengambil kartu, mereka meminta bantuan Hu dari tim teknis untuk menyelidiki jejak digital semua orang tadi. Tentu saja mereka bukannya mau menyelesaikan masalah ini dengan cara perdukunan semacam itu, ini cuma akal-akalan mereka untuk membuat si pelaku mengungkapkan dirinya sendiri.

Orang yang menyimpan rahasia gelap, pasti akan ketakutan biarpun cara ini memang tidak masuk akal. Siapapun yang memercayai cara ini, orang itulah yang paling mencurigakan.

Dari semuanya orang yang mengambil kartu, Hu mendapati ada 7 orang yang membrowsing tentang kartu tarot. Tapi, di antara ke-7 orang tersebut, ada satu orang yang browsing dengan menggunakan kata kunci: Mata-mata, pengkhianat dan pencuri.

"Siapa?" Tanya Amy.

"Dong Dong."


Saat Xia Ke dan Xing Yun baru keluar dari parkiran, mereka tak sengaja melihat Dong Dong pulang kerja pakai sepeda. Xing Yun heran melihatnya, dulu Dong Dong selalu pulang kerja naik taksi dan menghina-hina sepeda. Tapi sekarang dia malah mengendarai sepeda?

Xia Ke seketika merasa aneh dengan informasi itu dan langsung diam-diam membuntuti Dong Dong. Xing Yun baru ingat. Dulu saat dia mencoba membujuk Dong Dong untuk membantunya, Dong Dong menuntutnya untuk memperlihatkan detil proyeknya dan waktu itu Xing Yun dengan polosnya memberikan apa yang Dong Dong minta tanpa curiga sedikitpun.

Kalau begitu, Xia Ke menyimpulkan Dong Dong sudah pasti mengetahui detil proyek itu dengan sangat baik. Xing Yun tak yakin, Dong Dong kan termasuk tim inti, pencipta game mereka. Kalau sampai ada masalah dengan instance-nya, maka keseluruhan game juga akan kena imbas. Xing Yun yakin Dong Dong tidak akan melakukan itu.

Tapi tepat saat itu juga, mereka malah melihat Dong Dong berhenti di sebuah parkiran mobil, lalu meninggalkan sepedanya di sana dan masuk ke mobil Mercedes keluaran terbaru. Jadi dia pengkhianatnya?

Bersambung ke episode 16

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam