Sinopsis Lucky's First Love Episode 15 - 3

Sinopsis Lucky's First Love Episode 15 - 3

He Yu mendatangi Xia Ke yang masih bekerja lembur dan tanya apakah Xia Ke sudah menemukan petunjuk? Sayangnya belum. Dia sudah mengecek semua tes dan copywriter para pegawai, tak ada satupun yang mencurigakan.


"Kenapa kau tidak mencurigaiku?" Tanya He Yu.

"Kau tidak akan melakukan hal semacam itu."

"Masa? Coba kau pikir-pikir, ada banyak keuntungan yang bisa kudapatkan dan aku tidak akan rugi apapun. Aku bisa membawa lari Keberuntungan Kecil darimu. Aku mendukungnya saat dia diserang banyak musuh. Kami bahkan pergi ke supermarket dan belanja bersama selayaknya sepasang kekasih."

"Jika kau bisa memenangkan hatinya dengan hanya belanja bersamanya, kau tidak akan buang-buang waktu untuk membuat pertunjukkan kembang api malam itu. Ditambah lagi kau datang kemari di jam segini hanya untuk menantangku."

He Yu nyerah deh. Dia datang mengantarkan makanan titipan Yao Qing untuk Xia Ke, dia tidak bisa datang karena sibuk. Yao Qing itu cantik dan berbakat loh, dia pasangan yang sempurna untuk Xia Ke. Kenapa Xia Ke tidak mencoba mempertimbangkannya?


Keesokan harinya, Yi Yi memberanikan diri mengakui perbuatannya pada Xia Ke. Tapi saat dia mnelepon Xing Yun tak lama kemudian, dia memberitahu Xing Yun bahwa Xia Ke ternyata sudah menyelidiki semua email-nya dan tidak mendapati  ada yang mencurigakan. Xing Yun lega mendengarnya. Dia kan sudah bilang kemarin, Yi Yi berpikir terlalu berlebihan.

"Oh yah, dia juga menanyakan tentangmu sebelum aku pergi tadi."

Xing Yun langsung berubah sebal. "Memangnya dia masih peduli dengan hidup pengkhianat sepertiku?"

"Sebenarnya, tak ada seorang pun yang percaya kalau kaulah pelakunya. Jangan khawatir, kebenarannya pasti akan terkuak suatu hari nanti."


Tak lama setelah itu, Shen Qing menghubunginya dan memintanya untuk membantunya mengirim pesanan kue-kuenya, soalnya hari ini dia menerima banyak sekali pesanan sampai kewalahan. Xing Yun dengan senang hati membantunya, lagian dia nganggur di rumah.

"Aku sudah mendengarnya. Tega sekali Xia Ke mendiskorsmu."

"Tidak masalah kok. Aku akan mengantarkan ini ke alamat yang kau berikan padaku."

Xing Yun pun pamit, tapi Xia Ke mendadak muncul dan langsung mengambil alih kue-kue itu. Xing Yun mau pulang saja kalau begitu, tapi Xia Ke mengklaim kalau dia tidak tahu jalannya dan tidak bawa ponsel, jadi dia menuntut Xing Yun untuk jadi penunjuk jalannya.


Xing Yun sebal, tapi terpaksalah dia akhirnya mengalah dan duduk di mobilnya Xia Ke dengan muka cemberut. Berusaha memecahkan keheningan di antara mereka, Xia Ke tanya bagaimana kabar Xing Yun beberapa hari ini?

"Sangat luar biasa. Aku merasa sangat nyaman. Aku tidak perlu bekerja tapi tetap dapat gaji. Aku tidak perlu jadi asistennya seseorang, tidak perlu kerja lembur, aku bisa tidur lebih dari 10 jam sehari. Dan lagi, aku punya waktu untuk nonton drama dan membaca komik. Aku juga sibuk nongkrong sama teman-temanku yang selalu membelikanku makan malam. Jika akau masih saja mengkomplain kehidupan seperti itu, maka orang lain pasti hidup di neraka." Sinis Xing Yun.

"Aku percaya padamu." Ucap Xia Ke

Dan ketulusan dalam suaranya kontan membuat Xing Yun begitu tercengang dan mulai melunak. Xia Ke meyakinkan bahwa dia percaya Xing Yun bukan pelakunya, ada orang lain yang menjual trailer mereka.

"Hanya setelah kita menemukan orang itu, baru aku bisa melindungimu."

Dia men-diskors Xing Yun sementara waktu untuk menurunkan kewaspadaan si pelaku yang sebenarnya. Dengan begitu dia akan mengungkapkan dirinya. Yah, walaupun sampai saat ini Xia e belum menemukan petunjuk apapun.


Lalu bagaimana bisa Xia Ke punya waktu untuk mengantarkan kue? Lalu bagaimana dengan peluncuran game-nya? Masa mau diulang? Sia-sia dong kerja keras mereka selama ini?

"Sudah tidak marah lagi sekarang?"

"Tentu saja aku marah. Seharusnya kau memberitahuku tentang apapun rencanamu."

"Kau meninggalkan ponselmu di ruang meeting. Bagaimana caranya untuk memberitahumu?" Ujar Xia Ke sambil mengembalikan ponsel itu padanya.


Mereka akhirnya tiba di rumah si pelanggan, sebuah rumah mewah yang indah tapi cukup terpencil di daerah pinggiran kota. Xing Yun kagum melihat keindahan tempat itu.

"Kau mau tinggal di sini?" Tanya Xia Ke.

Tidak. Kalau keluarga besar tinggal bersama-sama di rumah ini sih tidak masalah. Tapi kalau cuma dihuni 3 orang, pasti sepi banget rasanya.

Xia Ke setuju. "Rumah yang sebenar-benarnya, bukan berdasarkan ukuran gedungnya."


Penghuni tempat itu ternyata hanya seorang nyonya yang hidup sendirian. Xing Yun dengan ceria menjelaskan kue-kue itu dan membantunya memasukkan semuanya ke dalam kulkas.

Xing Yun pamit setelah itu, Tapi Nyonya Zhang langsung mengajak mereka untuk minum teh dulu dan ngobrol dengannya dulu. Dia tinggal sendirian di sini, rasanya sangat kesepian. Makanya ia sangat menanti-nantikan kedatangan mereka berdua biar bisa ia ajak ngobrol.

Xing Yun akhirnya menghabiskan waktu untuk membantu Nyonya Zhang memperindah lukisannya. Nyonya Zhang kagum dengan bakatnya, tak disangka seorang gadis kurir sangat berbakat melukis.

Xing Yun menjelaskan kalau dia sebenarnya bekerja di perusahaan game, hari ini dia cuma membantu mengantarkan pesanan.

"Pantas saja kau terlihat berbeda dari orang-orang yang biasanya. Pemuda itu sepertinya juga bukan orang biasa. Dia sangat tampan."

"Dia? Ini pertama kalinya dia melakukan customer service, biasanya dia dilayani orang lain." Bisik Xing Yun.

Tapi suaranya cukup lantang dan jelas terdengar oleh Xia Ke yang sontak menatapnya tajam. Xing Yun buru-buru mengalihkan topik membahas putranya Nyonya Zhang.


Nyonya Zhang mengaku bahwa kue-kue tadi sebenarnya pesanan putranya yang dia beli untuk teman-temannya di klub mobil. Belakangan ini putranya baru saja membeli mobil Mercedes dan bergabung di klub mobil.

Seiap haari dia nongkrong bersama teman-teman klubnya itu. Nantia malam dia akan menonton pertunjukkan balet yang tiketnya dia dapatkan dari toko 4S, grup balet dari Hungaria yang akan tampil. Putranya bilang kalau dia bertemu seorang gadis di klub mobil.

Xing Yun agak aneh mendengar semua informasi itu. Apakah pertunjukkan grup balet itu adalah Swan Lake? Nyonya Zhang antusias membenarkannya.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam