Sinopsis Lucky's First Love Episode 15 - 1

Sinopsis Lucky's First Love Episode 15 - 1

Para karyawan TIG heboh karena perusahaan Huize baru saja merilis trailer game baru yang kontennya sama persis dengan trailer game mereka. Karena itulah Xing Yun dicurigai sebagai tersangka yang membocorkannya, makanya barang-barangnya disita.


Amy dan Yi Yi jelas tidak mempercayai tuduhan itu. Biarpun konten trailer itu jelas-jelas copy-paste dari trailer milik mereka, tapi belum tentu Xing Yun pelakunya. Ada banyak orang di perusahaan ini yang mengetahui trailer itu.

Lagipula sekarang ini Xing Yun sedang berada di puncak karirnya, tidak mungkin dia melakukan sesuatu yang bisa menghancurkan karirnya. Tak ada alasan baginya untuk melakukan itu.

Tapi dua pegawai lainnya tak yakin. Promosi jabatan yang didapatkan Xing Yun itu tidak normal dan tidak akan bertahan lagi. Lagipula, belakangan ini Xia Ke juga mengucilkan Xing Yun.

Mungkin saja Xing Yun merasa Xia Ke berniat menyingkirkannya, makanya Xing Yun mencari alternatif lain untuk menyelamatkan dirinya sendiri.


Xing Yun shock menonton trailer game dari perusahaan Huize itu. Manajer Duan yang paling heboh menuduh Xing Yun. Xia Ke diam saja, berusaha tidak memihak siapapun.

He Yu lah yang angkat bicara duluan membela Xing Yun dan menuntut bukti atas tuduhan Manajer Duan. Menyita barang-barang pribadi orang lain itu melanggar hukum.

Manajer Duan terang-terangan mengakui kalau menyita barang-barangnya Xing Yun adalah idenya. Direktur Wang sebenarnya tak ingin mencurigainya, tapi sekarang ini segalanya belum jelas.

Xing Yun mengerti. Dia memang penanggung jawab proyek ini, wajar mereka mencurigainya. Tapi berdasarkan apa mereka menganggapnya sebagai orang yang membocorkannya?

Manajer Duan dengan penuh semangat memperlihatkan bukti kecurigaannya berupa foto selfie Xing Yun dengan Lin Jing yang bekerja di Huize, foto itu bahkan disertai kata 'Tolong'. Xing Yun membela diri kalau dia dan Lin Jing cuma teman kuliah dulu. Manajer Duan ngotot tak percaya, Lin Jing itu sekretaris bos Huize.


"Manajer Duan, pengalaman hidupmu terlalu sederhana atau kau imajinasimu terlalu liar? Siapa juga yang akan meng-upload foto itu di medsos untuk mmeberitahu seluruh dunia bahwa dialah yang membocorkan trailer-nya." Sinis He Yu.

"Kalau begitu biarkan Xing Yun menjelaskan maksud dari kata 'Tolong' di foto ini." Balas Manajer Duan.

"Dia mau menikah, dia memintaku untuk mendesainkan kartu undangan untuknya."

He Yu bisa jadi saksi karena dia juga ada di sana waktu itu. Manajer Duan ngotot tak percaya dan menuntut undangannya. Xing Yun cuma bisa diam tak berkutik.

Direktur lainnya juga meragukan Xing Yun. Walaupun dia tidak ingin memercayai Xing Yun sebagai pengkhianat perusahaan, tapi semua informasi ini jelas mengarah kuat ke Xing Yun.

Xing Yun berusaha membuktikan dirinya dengan memperlihatkan chattingnya dengan Lin Jing, tapi chat itu malah membuat Manajer Duan semakin berapi-api menuduhnya.

Kedua direktur sebenarnya tak yakin dengan chat itu, mereka rasa cuma chat biasa. Tapi atasannya He Yu malah mendukung kecurigaan Manajer Duan. Yao Qing tak sependapat dengannya, orang-orang dari Jaiwo juga punya potensi sebagai pembocor rahasia.


Manajer Duan mendesak Xia Ke untuk memberikan pendapatnya.Xia Ke jelas tak memercayai tuduhan mereka, tapi dia dengan bijak tidak membela atau memihak siapapun. Dia akan membentuk sebuah tim untuk mengubah trailer game mereka. Game-nya sendiri akan tetap diluncurkan sesuai rencana.

Demi menghindari kebocoran lebih lanjut, dia akan membagi tim ke dalam 3 grup yang tidak saling berhubungan. Tiap-tiap grup hanya akan mengetahui porsi masing-masing. Dia juga meminta Jiawo untuk merevisi iklan mereka. Dan tentang Xing Yun... dia diskors untuk sementara waktu.

Xing Yun tidak terima. "Apa kau sudah gila?! Mana mungkin aku membocorkan trailer-nya?"

Xia Ke menyuruhnya pulang saja dan mengembalikan ponselnya. Manajer Duan tidak setuju, di dalam ponsel itu ada bukti, tidak boleh dikembalikan. He Yu santai mengambil ponsel itu dan mengembalikannya pada Xing Yun.

Tapi Xing Yun yang benar-benar sakit hati dengan keputusan Xia Ke, langsung membanting ponselnya itu lalu pergi, silahkan mereka periksa ponselnya sesuka hati.


Berusaha menghibur Xing Yun, He Yu meyakinkannya untuk tidak memikirkan ucapan orang-orang gila itu. Kalaupun Xing Yun berhenti bekerja, dia bisa kok menafkahi Xing Yun, dia lumayan kaya loh. Dia memenuhi standar-nya Xing Yun seperti yang pernah Xing Yun sebutkan di hotel waktu itu.

Tapi tentu saja Xing YUn tidak mood menanggapi gombalannya dan terus memikirkan Xia Ke. "Kenapa dia tidak memercayaiku?"

"Bukankah cukup aku memercayaimu?"


Direktur lain menyarankan agar mereka mengganti gamenya dengan game rancangannya Dong Dong saja mengingat rancangannya Dong Dong mendapatkan skor lebih tinggi. Pengembangan game-nya juga lebih mudah daripada game yang sekarang dan pasti tidak akan makan waktu lama. Manajer Duan setuju paling lantang.

Xia Ke dan Yao Qing tidak setuju. Trailer 45 detik itu hanyalah beberapa potongan dari keseluruhan game. Jadi tidak perlu sampai mengorbankan proyek yang sudah mereka kerjakan dengan susah payah. Mereka akan menyelidiki dan mengevaluasi masalah ini.

Xia Ke langsung menyudahi meeting ini tanpa memedulikan teriakan Manajer Duan yang mengancam bahwa Direktur Sun tidak akan mau lagi berinvestasi pada perusahaannya.


Begitu pulang, Xing Yun tanya apakah Ibu tidak akan menyukainya jika dia tidak punya pekerjaan dan nganggur? Dia diskors karena bosnya mengira dia adalah pengkhianat yang mebocorkan rahasia perusahaan.

Ibu tidak terima, putrinya tidak akan mungkin melakukan itu. Bosnya Xing Yun itu sudah gila atau apa? Tapi yah sudahlah, tidak usah marah. Sekalian saja dia memanfaatkan saat ini untuk istirahat. Selama beberapa bulan ini, Xing Yun bekerja sangat keras dan kecapekan.

Xing Yun mana bisa tenang, sebentar lagi game-nya itu akan segera diluncurkan. Itu proyek yang sudah dia kerjakan selama berbulan-bulan.

Ibu yakin seseorang tidak mungkin berubah jadi orang asing dalam waktu satu malam. Persahabatan Xing Yun dan bosnya, tidak mungkin berubah semudah itu.
 

Saat Yao Qing kembali ke TIG, dia mendapati tiap-tiap grup masih sibuk bukan main, termasuk Xia Ke. Dia berusaha mengingatkan Xia Ke untuk makan dulu, tapi Xia Ke menolak dan ngotot melanjutkan pekerjaannya.

Bahkan saking kangennya sama Xing Yun, Xia Ke sampai tak sengaja memanggil Amy sebagai Xing Yun dan menyuruhnya membuatkannya kopi seperti biasanya.

Yao Qing sedih mendengarnya. Tapi dia teman yang baik seperti biasanya dan langsung menawarkan diri untuk membantunya. Xia Ke berusaha menolak bantuannya, tapi Yao Qing ngotot mengingatkan bahwa dia adalah orang yang berhati-hati, pemberani dan cermat.

Dengan data sebanyak ini, mungkin saja Xia Ke akan melewatkan informasi penting jika dia mengerjakannya sendirian. Xia Ke akhirnya menyerah dan membiarkan Yao Qing membantunya.


Xing Yun berusaha mengingat-ingat di mana dia pernah melihat nama perusahaan Huize itu... hingga akhirnya dia ingat pertemuannya dengan pria bernama Jeremy yang pernah memberinya kartu nama dan mencoba merekrutnya ke perusahaannya dulu, di kartu namanya jelas tertulis pria itu dari Huize.

 

Xia Ke akhirnya mulai merasa kelelahan setelah bekerja keras sampai larut malam dan mendapati Yao Qing sudah ketiduran di sofa. Xia ke langsung keluar tanpa mengganggunya dan menatap meja kerjanya Xing Yun dengan sedih dan langsung meneleponnya, lupa kalau ponselnya Xing Yun ada di kantornya.

Yao Qing terbangun oleh bunyi ponselnya Xing Yun itu dan mendapati Xia Ke bersedih menatap mejanya Xing Yun. Dia sungguh tidak mengerti kenapa Xia Ke mndiskors Xing Yun. Biarpun dia tersangka utama, tapi seharusnya dia tidak perlu melakukan itu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam