Sinopsis Lucky's First Love Episode 14 - 3

Sinopsis Lucky's First Love Episode 14 - 3

Yao Qing menemani Xia Ke yang mabuk-mabukan di bar. Yao Qing berusaha menghentikannya, tapi Xia Ke tidak mau dengar. Hari ini adalah kesempatan langka untuk mabuk-mabukan karena hari ini tidak akan ada yang memberinya obat pengar dan air madu.


"Kalau kau ingin tahu apakah dia menerima He Yu atau tidak, telepon saja dia langsung. Nih, telepon di sekarang." Desak Yao Qing sambil menyodorkan ponselnya.

Tapi Xia Ke malah cuma menatap koleksi foto-fotonya Xing Yun, foto-foto yang menyimpan begitu banyak kenangan mereka bersama.

"Kenapa sebelumnya aku tidak pernah menyadari kalau aku sangat menyukainya?" Renungnya sedih.

Yao Qing sedih mendengar pengakuannya. Tapi dia menahannya saat dia menasehati Xia Ke untuk tidak menahan perasaannya jika dia benar-benar menyukai Xing Yun.

Xia Ke ragu. "Bagaimana kalau malam ini dia menerima He Yu?"

"Yang paling penting bukan tergantung padanya, tapi kau. Bagaimana kau akan melakukannya?"

Xia Ke tidak tahu dan langsung lanjut minum-minum lagi. Yao Qing jadi semakian sedih melihatnya terpuruk seperti ini.


Keesokan harinya di kantor, Yao Qing terang-terangan menyindir He Yu yang ditolak sama cewek. He Yu dengan penuh harga diri menyatakan bahwa ini bukan pertama kalinya, tapi juga tidak akan menjadi terakhir kalinya. Tapi pokoknya dia belum menyerah.

Ngomong-ngomong, apa Xia Ke mengantarkan Yao Qing pulang semalam? Yao Qing tidak yakin karena sepanjang malam kemarin dia seperti penasehat cinta bagi Xia Ke.

"Yang benar saja. Xia Ke juga memiliki saat-saat rapuh?"

"He Yu, jangan coba-coba mengabaikannya lagi. Xia Ke menyukai Xing Yun."

"Bukankah kita memang sudah mengetahui itu sebelumnya?"

"Tapi Xia Ke tidak mengetahuinya."

Tapi setelah kejadian semalam, Yao Qing yakin kalau Xia Ke akhirnya mengetahuinya. Mereka berdua tahu betul seperti apa daya juang Xia Ke jika dia sudah sadar. Karena He Yu juga sudah ditolak, sebaiknya mereka menyerah saja.

He Yu menolak menyerah begitu saja, dan menyemangati Yao Qing untuk tidak menyerah juga. Menurutnya, Yao Qing hanya teralu lunak. Padahal semalam dia punya kesempatan besar untuk bersama Xia Ke. Waktu Xia Ke mabuk, seharusnya Yao Qing menerkamnya.

Yao Qing hampir emosi mendengarnya. Dia mengaku kalau semalam Xia Ke dijemput kakaknya. Mereka mengantarkannya pulang juga, tapi sepanjang perjalanan, Shen Qing terus menerus memberitahunya tentang betapa besar cinta Xia Ke pada Xing Yun.


Semua orang di TIG bingung karena bos belum datang-datang juga, bahkan Amy pun tidak bisa menghubunginya. Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Ini sama sekali tidak seperti gayanya Xia Ke.

Xing Yun dengan tak enak hati mengaku bahwa sebenarnya, dia dan Xia Ke bertengkar kemarin malam. Dia khawatir kalau-kalau Xia Ke tidak ngantor hari ini gara-gara ada hubungannya sama dia.

Tiba-tiba Shen Qing meneleponnya, terdengar begitu panik memintanya untuk pergi ke rumahnya Xia Ke. Sepertinya Xia Ke sedang ada masalah, sepertinya dia sedang sakit parah.

Shen Qing sendiri tidak bisa pergi ke sana karena dipanggil gurunya Xiao Xi, Chu Nan juga tidak bisa karena tidak bisa minta izin. Cemas, Xing Yun setuju dan bergegas pergi ke rumah Xia Ke.


Padahal sebenarnya Shen Qing bohong. Nyatanya, dia dan Chu Nan justru sedang nganggur. Dia memang sengaja menyuruh Xing Yun pergi mengurus Xia Ke.

Xia Ke tidak pernah mabuk-mabukan seperti itu sebelumnya. Semua itu hanya karena Xing Yun. Masalah mereka harus mereka selesaikan sendiri.

Lagipula dia tidak sepenuhnya bohong kok. Xia Ke benar-benar terdengar begitu putus asa waktu ditelepon tadi. Jadi daripada memberinya obat, lebih baik mengirim Xing Yun padanya.


Setibanya di rumah Xia Ke, Xing Yun mendapati bosnya itu terbaring lemah dan sakit dengan bau alkohol yang sangat kuat. Dia demam tinggi sampai tidak mendengar panggilan Xing Yun.

Xing Yun pun cepat-cepat mengambilkan kompres untuknya. Sungguh tidak disangka, singa temperamental seperti dia, ternyata bisa juga jadi kucing sakit. Xing Yun bahkan menyodok-nyodok pipinya sambil ngomel-ngomel tapi Xia Ke tetap tidak bangun.


Xing Yun akhirnya menghabiskan waktu sepanjang hari untuk mengurus rumah Xia Ke yang berantakan dan membeli beberapa bahan masakan untuk membuat bubur.

Saat Xia Ke akhirnya terbangun tak lama kemudian, dia mendapati Xing Yun sedang masak di dapur dan pemandangan itu kontan membuatnya sumringah.

Karena dia tidak bersuara sedikitpun, Xing Yun jadi tidak menyadarinya. Dan jelas saja dia kaget saat berbalik dan mendapati Xia Ke sedang mengawasinya. Apa dia hantu berjalan tanpa suara?


"Aku tidak ingat kalau aku memanggil maskot keberuntungan ke rumahku."

"Kalau bukan karena Shen Qing, aku tidak akan meninggalkan pekerjaanku dan datang kemari untuk menantang diriku sendiri."

Menurutnya Xia Ke tuh sebenarnya tidak kuat minum. Belakangan ini, dia sudah dua kali mabuk berat. Xia Ke tidak terima dikritiki, dia bahkan hampir keceplosan mau bilang tentang saat Xing Yun mabuk berat waktu itu. Tapi dia berhasil menahan diri, dan mengalihkan topik membahas Xing Yun dan He Yu.


Suasana semalam memang bisa membuat orang berilusi dan membuat keputusan yang salah hanya karena perasaan senang sesaat berkat kembang api yang indah. Kalau Xing Yun seperti itu, dia pasti akan menyesal. Xing Yun nggak nyambung, maksud Xia Ke apaan sih?

"Intinya, kau terlalu naif membuat keputusan untuk balas dendam padaku hanya karena kau marah."

"Anda ini bicara apa? Apa anda bingung karena demam? Saya sama sekali tidak mengerti dengan apa yang anda katakan."

"Apa kau menerima He Yu?"

Xing Yun mengerti, jadi maksudnya tentang semalam. Tidak, dia tidak menerima He Yu. Sebenarnya Xing Yun ingin mempertimbangkannya. Tapi gara-gara perubahan sikap Xia Ke, dia jadi tidak punya waktu untuk memikirkannya.

Intinya masalah ini terlalu rumit baginya, jadi lebih baik dia mengikuti hatinya saja. Biarpun He Yu sebenarnya baik, tapi dia tidak menyukai He Yu. Xia Ke diam-diam tersenyum senang mendengarnya. Akhirnya dia bisa bernapas lega sekarang.


"Kalau begitu aku ingin memberitahumu sesuatu."

Tapi bahkan sebelum dia sempat mengucap apapun, Xing Yun mendadak menyela dengan cemas mengira Xia Ke mau bilang kalau dia mau dipindahkan kembali ke departemen seni.

Xia Ke sampai heran mendengarnya, masa Xing Yun tidak mengerti suasana seperti apa sekarang ini? Xing Yun tetap saja nggak nyambung. Xia Ke pun mulai mengungkapkan perasaannya dengan kalimat bertele-tele.

Tapi bahkan sebelum sempat masuk ke bagian inti, teleponnya mendadak berbunyi. Terpaksalah Xia Ke harus mengangkat teleponnya lebih dulu. Hmm, sepertinya sedang terjadi masalah besar di perusahaan.


Saat mereka kembali ke kantor tak lama kemudian, Xing Yun malah mendapati semua barang-barangnya disingkirkan dari meja kerjanya dan dibawa ke ruang meeting atas perintah Direktur Wang.

Begitu semua orang berkumpul di ruang meeting, Xing Yun tiba-tiba saja dituduh sebagai terangka yang membocorkan rahasia perusahaan. Hah?

Bersambung ke episode 15

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam