Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 12 - 2

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 12 - 2

Karena Il Kwon minta break satu hari gara-gara seluruh tubuhnya kesakitan, Ha Kyung memutuskan untuk mampir ke apartemennya. Tapi setibanya di sana, dia malah melihat Il Kwon sedang bicara dengan mantannya yang minta balikan. Il Kwon menolak, tapi wanita itu pantang menyerah.


Gara-gara Ha Kyung ngintip dalam posisi yang mencurigakan, satpam jadi mencurigainya. Ha Kyung mengklaim kalau dia tinggal di sini dan berusaha kabur diam-diam, tapi Il Kwon melihatnya. Ha Kyung datang untuk menemuinya yah?

Ha Kyung menyangkal, dia cuma lewat. Mantannya Il Kwon cemburu, siapa wanita ini? Ha Kyung canggung memberitahu wanita itu bahwa mereka cuma kenalan biasa dalam pekerjaan. Dia pamit dulu, mereka silahkan bicara berdua.

Tapi Il Kwon tiba-tiba mencegahnya dan menyangkal klaimnya. "Kau adalah orang yang istimewa bagiku."

(Hah? Il Kwon bilang apa?) Ha Kyung tercengang. Si mantan terus menuntut siapa wanita ini. Il Kwon memberitahunya bahwa Ha Kyung adalah orang yang mengajarinya olahraga, jadi sebaiknya dia pergi saja dan tidak usah kembali lagi, Il Kwon sama sekali tidak ingin balikan sama dia. Kesal, si mantan akhirnya pergi.


"Bukankah seharusnya kau mengejarnya? Katanya di saat inilah pria harus meraih wanitanya. Apa kau sok jual mahal...?"

"Tidak. Ada orang lain yang kusukai."

Ha Kyung kaget. "Dalam waktu sesingkat itu? Kapan? Siapa?"

"Orang yang mengajariku olahraga."

Ha Kyung nggak nyambung. "Kau belajar olahraga lain? Olahraga apa?"

Il Kwon heran sama dia. "Kau lebih lamban dari yang kukira."

"Kalau begitu, bantu aku memahaminya."

 

Maka Il Kwon langsung saja menjawabnya dengan mencium Ha Kyung dan kontan membuat Ha Kyung membeku saking kagetnya. Dan akhirnya Ha Kyung nyambung juga. Jadi yang Il Kwon maksud adalah dia.

Tapi saking bingungnya, dia malah berniat mau kabur. Il Kwon sigap mencegahnya, apa maksudnya reaksinya Ha Kyung itu? Apa Ha Kyung menolaknya?

"Ti-tidak... bukan begitu."

"Kayaknya emang begitu. Aku tidak sebodoh itu."


Ha Kyung ngotot menyangkal... lalu tiba-tiba saja dia memeluk Il Kwon erat-erat (Wkwkwk! Ha Kyung lucu banget). Canggung dan malu, Ha Kyung langsung melemparkan barang bawaannya ke Il Kwon lalu kabuuurrr. Il Kwon bahagia, apalagi barang yang Ha Kyung bawa ternyata kompres panas dan dingin.

 

Ha Kyung pulang dalam keadaan linglung dan langsung masuk kamar sampai-sampai dia tidak sadar Ha Jin sedang menyembunyikan snack. Apalagi kemudian dia menerima pesan dari Il Kwon yang menyatakan bahwa hari ini adalah hari pertama mereka pacaran.

Saking kagetnya, dia sampai menjerit heboh sambil melempar ponselnya. Wkwkwk! Saat akhirnya dia sadar, dia buru-buru membalas pesannya dengan singkat: Oke. Ha Kyung bahagia banget.


Jeong Hoon ditelepon seorang ahjumma yang memberitahunya tentang ayahnya yang mabuk berat. Jeong Hoon akhirnya harus pergi menjemput ayahnya. Saat dia hendak menaruh jaket ayahnya ke lemari, seketika itu pula dia teringat kembali kenangan buruk itu, saat dia dikurung di tempat itu dulu sama ayahnya. Cept-cepat mengenyahkan kenangan itu, Jeong Hoon pun bergegas pergi.

Keesokan harinya, dia mendatangi danau, tempat kenangannya bersama Seo Yeon dulu. Di tempat itulah, dulu Seo Yeon curhat padanya tentang rasa bersalahnya atas kecelakaan yang menimpa Ha Na.

Dia benar-benar merasa bersalah karena kecelakaan itu membuat Ha Na tidak bisa menari balet lagi. Dia merasa dialah yang telah menghancurkan hidup Ha Na dan mencuri kebahagiaannya. Seharusnya dialah yang terluka. Dia benar-benar berharap Ha Na bisa bahagia lagi seperti dulu, tersenyum ceria lagi seperti dulu.

"Jangan mengucap hal bodoh. Itu kecelakaan. Semua itu bukan salahmu, Seo Yeon." Itulah yang Jeong Hoon ucapkan pada Seo Yeon waktu itu.


Dan sekarang, dia memberitahu kenangan Seo Yeon bahwa dia ingin mengucap yang sama pada Ha Jin. Bahkan itu adalah kecelakaan dan bukan kesalahan Ha Jin. Boleh kan dia melakukan itu?
 

Hari ini Ha Jin akan melakukan pembacaan naskah drama barunya. Tapi mumpung sutradara dan penulis skenario belum datang, Ha Jin memanfaatkan saat itu untuk ke toilet sebentar.

Jeong Hoon mengirim pesan saat itu, mengingatkannya untuk tidak tegang karena ketegangan bisa membuat nada suaranya naik. Dia harus mengendalikannya agar segalanya berjalan dengan baik.

Tapi karena pesannya itu terkesan seperti pesan dari seorang guru, Ha Jin menuntut Jeong Hoon untuk mengirim pesan dukungan sebagai pacar, pesan dengan banyak cinta.

"Kau pasti bisa. Aku percaya padamu." Ujar Jeong Hoon dalam pesannya yang diakhiri emoji heart.

"Kalau kirim heart, seharusnya kasih 3 dong." Gerutu Ha Jin. Tapi tak pelak pesan itu membuat semangat dan rasa percaya dirinya bangkit.


Usai siaran berita, Jeong Hoon ditelepon Ha Jin yang mengajaknya ketemuan. Saat tengah menunggu kedatangan Ha Jin, dia termenung galau memikirkan ucapan Tae Eun yang khawatir jika ingatan Ha Jin kembali, mungkin keadaannya akan jauh lebih parah daripada dulu.

Pikirannya begitu galau sampai dia tidak sadar Ha Jin mengendap-endap dari belakangnya dan langsung memeluknya dari belakang.

"Suasana hatimu sedang baik. Sepertinya hari ini berjalan lancar."

"Benar sekali, sempurna. Seharusnya kau melihatku, aku hebat hari ini."

"Dilihat dari wajahmu, sepertinya kau habis minum."


Ha Jin malu-malu mengakuinya. Dia tidak bisa menolak soalnya penulis skenario duduk tepat di sebelahnya. Tapi dia baik-baik saja kok. Karena sekarang dia sangat senang, dia jadi tidak ingin langsung pulang. Dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama Jeong Hoon dulu baru pulang.

"Selarut ini? Kita mau ke mana?"

"Kau yang putuskan. Ayo tunjukkan jalannya."


Jeong Hoon akhirnya membawa Ha Jin naik ke atas bukit. Ha Jin protes panjang lebar karena diajak mendaki, tapi protesnya seketika berubah menjadi kekaguman saat mereka tiba dan bisa melihat pemandangan kota di kejauhan yang sangat indah.

"Indah kan? Aku ingin sekali datang ke sini bersamamu."

Ha Jin senang mendengarnya. "Belakangan ini aku sangat bahagia setiap hari hingga membuatku berpikir apakah aku pantas sebahagia ini?"

"Kau pantas untuk bahagia. Karena itulah, jangan takut atau gugup di saat-saat bahagiamu. Kau tidak perlu begitu."

"Aku tahu. Tapi aku tetap takut meski aku tahu."


Mendengar itu, Jeong Hoon langsung menggenggam tangannya dan memberitahu Ha Jin untuk fokus saja pada masa kini, di mana mereka berada saat ini, pada momen ini. Apa yang Ha Jin rasakan?

Menuruti nasehatnya, Ha Jin pun mulai menutup mata, merasakan angin musim semi dan pemandangan malam yang indah ini. Dan juga... "Kau yang ada di sampingku."

Jeong Hoon tersenyum mendengarnya. "Hanya itu yang kau butuhkan. Kau tidak perlu yang lain."

"Sekarang giliranmu. Katakan semua yang kau lihat dan rasakan sekarang."

"Aku hanya bisa merasakan satu hal. Sesuatu yang sudah lama ingin kukatakan padamu, tapi aku tidak bisa mengatakannya padamu aku tidak yakin apakah harus dan juga takut."

"Kau juga tidak seharusnya takut, kau tidak perlu takut atau gugup di saat-saat bahagiamu."

Jeong Hoon akhirnya mengatakannya. "Yaitu aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu."

Ha Jin terharu. "Aku juga mencintaimu."

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments