Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 12 - 1

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 12 - 1

Karena Ha Jin terus mendesaknya, Ha Kyung terpaksa mengakui bahwa Yeong adalah temannya Ha Jin. Mereka dulu belajar balet bersama sejak kecil dan sangat dekat dengannya. Ha Kyung cuma pernah bertemu dengannya beberapa kali.


Ha Jin jelas bingung mendengarnya. Jika mereka begitu dekat, lalu bagaimana bisa dia melupakan Yeong? Dan kenapa Ha Kyung tidak pernah cerita tentang dia?

"Waktu kau mengalami kecelakaan, kau terluka parah dan menderita. Makanya ingatanmu kurang stabil. Yeong adalah orang yang bersamamu saat kecelakaan itu terjadi."

Karena itulah Ha Kyung tidak menceritakan apapun tentangnya. Tidak ada alasan bagi Ha Jin untuk mengingatnya karena itu adalah momen yang menyakitkan bagi Ha Jin.

"Tapi kau bilang kami dekat. Lalu kenapa aku belum melihatnya sampai hari ini?"

Ha Kyung berbohong kalau Yeong pergi kuliah ke luar negeri tepat setelah kecelakaan itu... Kalau tidak salah, ke Rusia. Lalu dia tidak pernah kontak lagi setelah itu.

"Tunggu, jadi itu artinya tidak ada cara untuk menghubunginya sama sekali? Dia jauga tidak pernah menghubungiku?"

"Iya. Dia tidak pernah menghubungimu lagi sejak saat itu."

Informasi itu tampak jelas tidak bisa menenangkan Ha Jin sama sekali, tapi dia menerimanya saja lalu masuk masuk kamar dengan galau. Ha Kyung benar-benar cemas dan cepat-cepat menghubungi Tae Eun, dia ingin bertemu besok pagi-pagi sekali, akan dia ceritakan segalanya besok. Tae Eun setuju.


Pada saat yang bersamaan, Jeong Hoon termenung galau memikirkan informasi dari Tae Eun tadi, bahwa Ha Jin merasa begitu bersalah atas kematian Seo Yeon sampai ingin bunuh diri adalah karena Ha Jin-lah yang memberikan pascode ruang latihannya Seo Yeon pada si pelaku karena waktu itu Ha Jin pikir orang itu adalah pacarnya Seo Yeon.

Karena itulah Ha Jin selalu menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab kematian Seo Yeon. Dia selalu berpikir dialah yang membunuh Seo Yeon.


Tak bisa tenang, Ha Jin akhirnya menghubungi Jeong Hoon. Dan terlepas dari apa yang diketahuinya, perasaan dan sikap Jeong Hoon tak berubah sedikitpun padanya.

Saat Ha Jin mengaku tak bisa tidur, Jeong Hoon dengan lembut bertanya apakah Ha Jin takut bermimpi buruk. Ha Jin mengaku bahwa dia baru saja mengingat seorang teman yang dia lupakan.

Ha Kyung bilang kalau orang itu teman dekatnya yang belajar balet bersamanya sejak kecil. Tapi dia tidak terlalu ingat selain namanya adalah Yeong. Ha Jin ingin sekali bertemu dengannya, tapi dia kuliah di luar negeri dan mereka sudah hilang kontak sekarang. Jadi sepertinya dia tidak akan bisa menemuinya.

"Tapi aku merasa sangat aneh. Aku merasa frustasi dan benci dengan fakta yang tidak bisa kuingat. Tapi setelah mengingat hal-hal baru, aku mulai merasa takut... bahwa ada ingatan yang mungkin akan kusesali jika kuingat."

"Waktu yang kulalui bersamamu sekarang sangat berharga bagiku. Kuharap kau pun begitu. Yang lalu biarlah berlalu."

Ha Jin senang mendengarnya. "Aku tahu. Dan aku juga tahu bagaimana perasaanmu saat kau mengatakan itu. Terima kasih. Aku juga merasakan hal yang sama. Setiap waktu yang kuhabiskan bersamamu, sangat berharga bagiku. Begitu berharga sampai membuatku takut."

Karena sudah larut malam, Ha Jin pun pamit dan menutup teleponnya  tanpa tahu kalau Jeong Hoon sebenarnya ada di depan rumahnya, menatap kamarnya dengan sedih.


Tae Eun terkejut saat mendengar cerita Ha Kyung. Lalu, apa Ha Jin percaya segala hal yang Ha Kyung katakan tentang Yeong? Untuk saat ini iya, Ha Kyung menduga kalau Ha Jin pasti ingin menemui Tae Eun, makanya dia ingin cepat-cepat bertemu Tae Eun duluan agar mereka bisa menyamakan cerita.

Tapi Ha Kyung khawatir. "Apa yang akana terjadi jika dia mengingat segalanya? Apa dia akan mencoba melukai dirinya sendiri lagi?"

Tae Eun yakin tidak. Tadi Ha Kyung bilang kalau Ha Jin akan mengerti, jadi dia pasti tidak akan melakukan itu. Tapi tentu saja sekarang bukan saat yang tepat, Tae Eun akan mencoba bicara padanya nanti. Ha Kyung tidak perlu terlalu khawatir.

 

Ha Jin maih sedih, tapi saat teringat ucapan Jeong Hoon kemarin, semangatnya mulai muncul kembali. Ha Kyung pulang tak lama kemudian dan langsung tegang melihat Ha Jin sudah bangun, dengan canggung dia beralasan kalau dia cuma keluar jalan-jalan barusan. Bagaimana sakit kepalanya Ha Jin? Apa sudah baikan?

"Iya, sudah tidak sakit lagi. Mau kopi?"

Ha Kyung senang. "Aku ganti baju dulu. Kita makan roti panggang hari ini?"

"Oke."


Ha Jin akhirnya bisa menjalani rutinitasnya dengan normal dan mulai latihan membaca beritanya dengan giat. Dia merekamnya lalu mengirimnya ke Jeong Hoon yang tampak begitu bangga mendengar perkembangan Ha Jin.


Hari ini hasil komite disiplin akhirnya keluar. Direktur Choi ternyata cuma mendapat teguran, malah PD Kim dan Jeong Hoon yang mendapat hukuman lebih berat, dipotong gaji 3 bulan.

PD Kim sontak mewek tidak terima. Il Kwon prihatin juga dan langsung berinisiatif mengembalikan setengah uangnya Jeong Hoon yang dia habiskan selama dia tinggal di hotel, apalagi waktu itu dia sengaja pilih yang mahal-mahal. Dia tidak ingin Jeong Hoon jadi miskin dan tidak bisa berkencan.

Baiklah. Dan berhubung dia akan mendapat uang gratis dari Il Kwon, dia langsung menyatakan mau mentraktir PD Kim makan. PD Kim heran, tumben banget, biasanya Jeong Hoon tidak seramah ini.

"Aku hanya ingin menebus apa yang telah kulakukan."

"Ternyata kau setia juga. Sebentar, apa kau jadi ramah berkat Ha Jin? Inilah sebabnya seorang pria harus bertemu wanita yang tepat."


PD Kim tiba-tiba kepikiran sesuatu lalu pergi menemui istrinya untuk minta uang saku karena sekarang gajinya dipotong 3 bulan. Dia tidak mau malu di hadapan para juniornya karena dikira tidak punya uang.

Tapi Direktur Choi menolak tegas. Kalau gajinya dipotong, maka dia harus menghadapinya sendiri. Kesal, PD Kim langsung menuduh Direktur Choi sudah mengetahui hasil sidang komite disiplin itu sebelumnya.

Pasti karena itukan Direktur Choi malah tertawa menonton acara variety show itu? Direktur Choi tahu itu tapi malah menerima hadiah pemberiannya dan menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah.

Direktur Choi tidak terima tuduhannya. PD Kim sendiri yang menawari semua itu. Dan lagi, dia sama sekali tidak mengetahui hasil sidang itu sebelumnya. Dia baru mengetahuinya hari ini.

PD Kim ngotot minta uang saku biar dia bisa membayar tagihan kartu kreditnya, tapi Direktur Choi tak mau tahu dan tak peduli, itu bukan urusannya.

 

Saat Direktur Choi kembali, dia mendapati Jeong Hoon mencarinya. Ada apa? Jeong Hoon mau minta uang saku darinya juga? Jeong Hoon geli mendengarnya, tapi tentu saja dia tidak akan menolak jika dikasih.

"Kalau begitu, bantu aku menuliskan surat permintaan maaf. Aku lebih suka dipotong gaji, aku benar-benar tidak ingin menulisnya."

"Meski begitu, selamat atas pemulihan anda."

"Skors ini hanyalah peringatan agar aku lebih berhati-hati. Aku harus lebih berhati-hati. Kau tidak akan membuat masalah lagi kan?"

"Entahlah. Mungkin."

"Hei, jangan buat aku kena serangan jantung seperti itu. Aku ingin mempertahankan pekerjaan ini untuk waktu yang lama. Tolong bantu aku."

"Saya juga ingin melihat anda dalam posisi ini untuk waktu yang lama."


Direktur Choi heran mendengarnya. Sikap Jeong Hoon belakangan ini banyak berubah. Apa itu karena dia punya pacar? Belakangan ini ada banayak artikel tentang Jeong Hoon dan Ha Jin. Jujur saja deh, mereka berdua saling menyukai kan?

"Iya, benar." Jeong Hoon malu-malu mengakuinya.

"Dulu kau menyangkalnya. Aku sudah menduganya."

Sebentar. Kalau begitu, Direktur Choi adalah mak comblang mereka dong. Dialah yang mengundang mereka berdua minum-minum bersama lalu mereka berdua berdebat. Dialah yang paling berjasa bagi mereka berdua.

"Jika kalian menikah nanti, kau harus belikan aku pakaian yang bagus."

"Astaga, sudah minta pakaian. Itu terlalu cepat."

"Tidak perlu menunggu sampai saat itu. Belikan sekarang. Kau mengencaninya berkat aku."

"Kasihanilah aku. Gajiku dipotong 3 bulan."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam