Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 16 - 3 [END]

 Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 16 - 3 [END]

Seolah belum puas dengan kencan mereka, Jeong Hoon masih meneleponnya setelah mereka pulang ke rumah masing-masing. Dia ingin mendengar suara Ha Jin sebelum tidur.


Ha Jin mengaku dia sedang dilema sekarang dan meminta Jeong Hoon untuk membantunya memilih. Dia bingung untuk menentukan proyek berikutnya, dia harus pilih film Korea atau Kill the Venus 3. Menurut Jeong Hoon, sebaiknya dia pilih yang mana?

Jeong Hoon juga tidak tahu. Pastinya dia ingin Ha Jin tetap di sini, tapi dia sadar tidak boleh egois. Begini saja, beri dia waktu untuk memikirkannya. Ha Jin setuju, dan Jeong Hoon langsung serius melakukan riset tentang si sutradara film Korea.


Saat mereka bertemu untuk kencan berikutnya, Jeong Hoon pun nyerocos tentang pendapatnya terhadap kedua film itu, dan juga hasil risetnya tentang si sutradara film Korea dan film-filmnya yang kebanyakan sukses dan mendapat banyak pujian.

Ha Jin tercengang mendengarnya. Sungguh dia tidak menyangka Jeong Hoon bakalan seserius ini. Padahal dia minta pendapat Jeong Hoon hanya dengan harapan Jeong Hoon akan menyuruhnya untuk tetap tinggal di Korea. Dia jadi tidak enak sudah membuat Jeong Hoon berusaha sekeras ini.

"Tentu saja aku menginginkan itu, tapi kau menyukai pekerjaanmu. Kau merasa bahagia saat berakting. Jadi ajangan utamakan aku, pikirkan yang terbaik untukmu sendiri."

Ha Jin jadi semakin jatuh cinta padanya. "Sudahkah aku bilang kalau aku sangat mencintaimu?"

"Aku lebih mencintaimu."


Hari ini adalah hari pertama PD Kim dipromosikan menjadi manajer tim program berita jam 9. Tapi dia tetap cuek dengan penampilannya seperti biasanya sampai membuat sang istri gregetan dan langsung mendorongnya ke tempat sepi dan memaksanya pakai dasi.

PD Kim jadi kelihatan keren dan tampan kalau begini. Senang, PD Kim langsung nyosor dan kali ini Direktur Choi membiarkannya mengecup pipinya dengan malu-malu.


Jeong Hoon dan Ha Jin sedang kencan di depan kantor stasiun TV. Jeong Hoon bertanya-tanya apakah Ha Jin ada waktu luang besok siang, soalnya ada seseorang yang sangat ingin bertemu Ha Jin.

Belum juga dia sempat bilang siapa orangnya, PD Kim mendadak muncul menyela mereka dan menyapa Ha Jin dengan antusias. Dia langsung sumbar tentang promosinya dan mengundang Ha Jin untuk wawancara di program berita jam 9.

Jeong Hoon dengan cepat menyela dan langsung membawa Ha Jin pergi bersamanya, mereka tidak punya banyak waktu soalnya.


Keesokan harinya, Jeong Hoon akhirnya mempertemukan Ha Jin dengan ayahnya. Sama seperti Ibu dulu, Ayah juga langsung suka sama Ha Jin dan tidak bisa berhenti memandangi calon menantunya itu. Ia bahkan setulus hati berterima kasih pada Ha Jin karena telah memacari putranya.

"Kalian berdua tampak bahagia, itu juga membuatku bahagia."


Hari berikutnya, mereka pergi bersama ke makam ibunya Jeong Hoon. Dalam perjalanan, Ha Jin memotreti Jeong Hoon dan berkata kalau dia mau memajang foto ini di mobilnya di Amerika nanti.

"Kau mengatakan akan melakukan hal yang serupa dengan foto yang kau ambil saat makan siang kemarin."

"Ah! Kalau begitu akan kugantung di kamarku."

"Itu yang kau katakan tentang foto yang kau ambil 3 hari yang lalu di observatorium."

"Berhentilah menggunakan ingatan tajammu untuk menggodaku."

"Kau sangat manis saat aku menggodamu. Aku berencana untuk sering memanfaatkan ingatanku."


Bagaimanapun, Jeong Hoon benar-benar berterima kasih pada Ha Jin karena dia duluan yang menyarankan untuk mengunjungi makam Ibu. Ha Jin mengoreksi, dia melakukan ini sama sekali tidak ada hubungannya sama Jeong Hoon, dia memang ingin mengunjungi Ibu. Dia dan Ibu sangat akrab.

"Kurasa Ibu memikirkan hal yang sama. Pada hari ia bertemu denganmu, aku tidak pernah melihatnya tersenyum seperti itu."

"Aku berniat mengunjunginya setiap kali kembali ke Korea. Aku bisa menyapanya sekaligus berkendara denganmu. Itu akan menyenangkan."

"Aku juga suka ide itu."

Ha Jin langsung memotretinya lagi dan Jeong Hoon langsung membuat ekspresi konyol yang kontan membuat Ha Jin tertawa

 

Tapi saat mereka pulang tak lama kemudian, mereka malah mendapati para reporter berkerumun di depan rumah Ha Jin. Tapi mereka sudah tidak takut lagi sekarang. Sambil bergandengan tangan, mereka pun melangkah ke rumah Ha Jin dengan penuh percaya diri dan mengabaikan para reporter itu.

 

Keesokan harinya, seorang kurir datang mengantarkan paket pagi-pagi dan Ha Jin sontak melesat dari kamarnya dengan antusias. Lagi-lagi dia membeli banyak sekali barang sampai membuat Ha Kyung melongo. Ha Jin beli baju buat Jeong Hoon lagi?

"Bukan, ini peralatan camping."

"Kau tidak boleh menginap di luar."

Tapi Ha Jin mana mau dengar. Dia langsung menghubungi Jeong Hoon dan mengajaknya camping bersama.


Segalanya sudah siap, semua peralatan camping sudah dimasukkan ke mobil. Ha Jin pun sudah melengkapi style-nya Jeong Hoon pakai kacamata hitam. Mereka pun siap berangkat... saat tiba-tiba saja hujan mengguyur deras. Wkwkwk! Kasihan, kasihan!


Tapi Ha Jin tetap bertekad untuk camping. Maka jadilah mereka membangun tenda di dalam rumahnya Jeong Hoon. Jeong Hoon pun berniat memasak untuk mereka dengan meniru resep di internet.

Tapi resepnya aneh banget, dagingnya disuruh marinasi selama 3 tahun. (Wkwkwk! Daging apaan dimarinasi 3 tahun? Keburu mati kelaparan) Parahnya lagi, proses memanggang dagingnya kurang lebih 4 jam. Jeong Hoon nyerah deh.

Ha Jin mendadak punya ide bagus. Akhirnya mereka cuma makan ramyeon. Ha Jin usul agar setelah makan, mereka lanjut nonton film sambil minum bir.

"Kapan kau akan pulang?"

"Aku tidak bisa pulang malam ini?"

"Kenapa?"

"Aku sedang makan ramyeon. Kau tidak pernah menonton film itu. Saat makan ramyeon di rumah pria, kau tidak bisa pulang."

"Oh, begitu." Ujar Jeong Hoon polos. (Pfft!)


Yang tidak Ha Jin sangka, Jeong Hoon sekarang sudah pandai minum bir. Ha Jin senang, dia sudaah lama bermimpi minum bir bersama Jeong Hoon. Sekarang mereka bisa minum bir bersama-sama.

"Ini tidak bagus. Aku terus menjadi semakin ambisius."

"Dalam hal apa?"

"Aku ingin membuatmu jadi wanita paling bahagia di dunia."

"Ah, ini tidak bagus juga."

"Kenapa?"

"Karena aku ingin membuatmu lebih bahagia daripada itu."


Jeong Hoon pun langsung menghadiahinya dengan kecupan-kecupan manja sebelum akhirnya menciumnya dalam dan mesra.

Beberapa waktu kemudian, Ha Jin sedang bersiap untuk melakukan konferensi pers filmnya. Ternyata dia memilih film Korea dibanding film Hollywood. Tapi dia gugup banget walaupun sudah minum obat penenang dan langsung menelepon Jeong Hoon, meminta Jeong Hoon untuk segera datang, dia rasa dia bisa lebih tenang kalau melihat wajahnya Jeong Hoon.


Jeong Hoon meyakinkan dia sudah mau berangkat dan akan berusaha secepatnya ke sana. Hujan salju tiba-tiba turun saat Jeong Hoon baru keluar gedung yang kontan membuatnya membeku di tempat.

Tentu saja kenangan itu masih ada dan mungkin tidak akan pernah hilang seumur hidupnya. Tapi sekarang Jeong Hoon sudah bisa lebih tenang dan bisa menerima kenyataan itu sehingga hujan salju itu sudah tidak lagi terlalu mengganggunya seperti dulu dan dia bisa kembali melanjutkan perjalanannya.


Konferensi pers itu dimulai dengan sesi tanya-jawab dengan Ha Jin. Jeong Hoon baru tiba saat seorang wartawan meminta Ha Jin untuk menyampaikan pesan untuk para penggemarnya.

"Aku sangat merindukan kalian dan ingin bertemu kalian." Ucap Ha Jin yang sebenarnya hanya dia tujukan pada Jeong Hoon seorang.

Seorang wartawan tanya kenapa Ha Jin lebih memilih film Korea, Ha Jin mengaku bahwa seseorang membuat analisis untuknya dan berkata bahwa film ini akan bermanfaat untu masa depan karirnya.

Tapi kemudian, seorang reporter lain bertanya tentang alasan kembalinya Ha Jin ke Korea. Apa ada alasan lain selain film itu sendiri? Apa mungkin karena Pewarta Lee?

Ha Jin tegas menjawab tidak. Dia kembali demi dirinya sendiri. "Aku memutuskan menjadi orang yang akan dikenang setiap hari dan selamanya. Aku ingin mengingat dan mencintai di tempat ini."


Jeong Hoon tersenyum bangga mendengarnya. Tiba-tiba dia mengangkat tangannya untuk mengajukan pertanyaan pada Ha Jin dan sontak saja semua wartawan langsung berpaling padanya.

Namun Ha Jin dan Jeong Hoon mengabaikan semua orang itu. Mereka saling menatap satu sama lain dengan penuh cinta seolah dunia milik berdua. Sayangnya sepertinya kita tidak akan pernah tahu apa pertanyaan yang ingin Jeong Hoon tanyakan pada Ha Jin saat dia mengakhiri kisah ini dengan narasinya.

"Kini aku tahu cara menyimpan kenangan itu di dalam hatiku dan bergerak maju. Aku tahu kenangan itu bisa menjadi kenangan indah, bukan luka. Aku hanya perlu menjalani momen ini dengan indah."

~TAMAT~


Hmm, sebenarnya aku merasa drama ini jadi kurang menarik sejak kasus penguntitnya Ha Jin selesai. Kukira kasus penguntitnya Ha Jin bakalan wow banget, ternyata flat. Kaburnya Moon Seung Ho juga rasanya flat aja.

Drama ini kayak ingin menceritakan banyak hal tapi pada akhirnya bingung mau dibawa ke mana ceritanya. Kurasa drama ini bakalan lebih bagus jika lebih fokus ke penguntitnya Ha Jin aja daripada meleber ke mana-mana nggak jelas.

Aku bertahan nonton dan nyelesain sinopsisnya cuma karena suka sama male lead-nya, chemistry kedua leads-nya dan kedua couple lainnya. Padahal aku nonton Kim Dong Wook sejak Coffee Prince, aku tahu aktingnya dia bagus karena perannya selalu berbeda-beda di semua film dan drama-dramanya dia yang pernah kutonton. Tapi baru di drama ini aku baru sadar kalau dia ganteng dan senyumnya manis banget. Wkwkwk! Anyway, terima kasih semuanya yang masih bertahan membaca sinopsis ini sampai ending. ^^ 

Post a Comment

4 Comments

  1. Terimakasih atas sinopsisnya

    Suka nonton ini juga karena cemistry mereka tuh seperti beneran...

    ReplyDelete
  2. Sependapat ka aku jg kurang puas dengan kasus penguntit dan jga tentang brita tentang mereka berdua selingkuh dri yeon gk di jelasin ke mediany bagus sih crita ny cma y itu gk kya kbnyakan drakor yg bener2 tuntas klo bikin konflik dlm drama klo drama ini kurang joss

    ReplyDelete
  3. Maaf aku tanya donk.karna belum nonton drama nya smpe end.kekasih jeong hoon.meninggal jatuh dri atas gedung.apa dibahas soal itu karna sepertinya dia dibunuh.?

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam