Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 16 - 1

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 16 - 1

Ternyata sebelum Jeong Hoon melihatnya, sebenarnya Ha Jin duluan yang melihatnya. Tapi saat Jeong Hoon berpaling padanya, Ha Jin segera memalingkan muka, pura-pura tak melihatnya dan Jeong Hoon tak tahu itu.


Bahkan begitu sudah aman dari pandangan Jeong Hoon, Ha Jin harus berhenti di tengah jalan untuk mengatur perasaannya.


Dia lalu masuk ke sebuah cafe. Ada dua anak remaja yang melihatnya, tapi mereka agak ragu apakah dia Ha Jin beneran atau tidak. Tapi akhirnya memutuskan kalau dia tidak mungkin Ha Jin, soalnya kan Ha Jin lagi di Amerika. Dia terkenal banget di sana dan kabarnya bakal syuting Kill The Venus 3. Jadi tidak mungkin Ha Jin kembali ke Korea.

Ha Jin tersenyum senang mendengar gosipan mereka. Ha Kyung muncul tak lama kemudian dengan membawakan 3 gelas kopi. Ha Jin sontak protes karena dia pesan coklat malah dikasih kopi.

"Aku membatalkannya untukmu."

"Apa menurutmu aku bisa minum coklat sebelum aku mati?"

"Kau mungkin bisa meminumnya saat usiamu sekitar 60 tahun."

"Itu lebih cepat daripada dugaanku."

"Sinar mataharinya bagus."

"Apa bedanya sama di Amerika?"

"Beda dong! Aromanya sangat berbeda. Bagaimana menurutmu kembali ke Korea?"

"Menyenangkan."


Bu Pak datang tak lama kemudian. Gara-gara Ha Jin sekarang jadi bintang internasional, Bu Park sekarang jadi lebay ngomong Korea campur English patah-patah.

"Aigoo, baby-babyku sudah di sini. Aku hampir finish menyiapkan rumahmu. Kalian bisa come back home."

Ternyata rumahnya Ha Jin selama dua tahun ini diurus dan ditinggali oleh keponakannya Bu Park secara gratis. Tapi sekarang Bu Park sudah mengosongkan rumah itu kembali dan memberikan uang untuk travelling buat keponakannya biar Ha Jin dan Ha Kyung bisa tinggal di rumah mereka kembali.

Tujuan kedatangan Ha Jin kembali ke Korea ternyata untuk mendiskusikan tawaran sebuah film Korea untuk Ha Jin. Sebenarnya Sutradaranya ingin meeting dengan Ha Jin hari ini. Tapi Bu Park sengaja menundanya sehari biar Ha Jin bisa take a rest dulu.

Ha Jin menyukai skenarionya. Tapi tampak jelas dia masih agak ragu untuk kembali ke dunia perfilman Korea. Makanya dia baru bisa memutuskan setelah bertemu dengan Sutradara nantinya.


Pertemuannya dengan Ha Jin tadi membuat Jeong Hoon langsung pergi ke rumahnya dengan penuh harap. Tapi di sana dia hanya melihat sepasang sepeda dan tanda rumah yang menunjukkan rumah itu sudah ditempati orang lain. Kecewa, Jeong Hoon berlalu pergi... tanpa menyadari bahwa Ha Jin sebenarnya ada di dalam rumah itu.


Tak ada yang berubah di rumah itu. Karena keponakannya Bu Park menyukai interiornya, jadi mereka tidak pernah mengubahnya.

Karena banyaknya pekerjaan yang harus mereka kerjakan, Bu Park dan Ha Kyung terpaksa harus pergi meninggalkan Ha Jin. Ha Kyung janji akan membelikan makanan enak saat dia pulang nanti. Ha Jin mau pesan makanan apa?

"Tidak perlu. Pergilah bekerja, makan malam dan berkencanlah. Kau belum menghubungi Reporter Jo, kan? Dia akan sangat senang bertemu denganmu. Aku ingin sendirian. Cepat pergi, sana!"


Il Kwon ternyata menghias rumahnya dengan semua foto-foto kenangannya bersama Ha Kyung. Dia benar-benar kangen dan sedang menulis surat cinta untuk Ha Kyung saat teleponnya tiba-tiba berbunyi dari Ha Kyung yang mengabarkan dia sedang dalam perjalanan ke rumahnya Il Kwon.

Il Kwon sontak keluar rumah dengan antusias untuk menyambut kekasih tercinta. Tapi alangkah terkejutnya dia saat melihat Ha Kyung berpelukan dengan seorang bule yang mengantarkannya.

Il Kwon langsung cemburu berat. Bahkan saat Ha Kyung memeluknya, dia langsung mendorong Ha Kyung dengan muka ngambek. Ha Kyung nggak nyambung, Il Kwon kenapa sih?


Il Kwon kesal. Masa Ha Kyung tidak tahu alasannya? Siapa pria tadi? Kenapa Ha Kyung memeluknya? Bingung, Ha Kyung menjelaskan kalau pria itu adalah orang dari agensi di Amerika dan cuma memberinya tumpangan. Dia tidak memeluknya kok, tadi itu cuma pamitan. Semua orang melakukan itu di Amerika.

Il Kwon tak percaya mendengarnya. "Jadi, kau memeluk sembarang pria tua yang kau temui di sana?"

"Apa? Kenapa sih hari ini kau sangat gelisah?"

"Bagaimana denganmu? Kau pasti merasa sangat bebas selama tinggal di Amerika. Kau tampak sangat terbuka!"

"Kita bertemu setelah sekian lama. Apa kau akan terus membuatku lelah?"

"Lelah? Kalau kau lelah, pulang saja da istirahat."

Ha Kyung benar-benar sakit hati sekarang. Baiklah! Ha Kyung pun langsung pergi dengan kesal dan baru saat itulah Il Kwon menyesali perbuatannya.

 

Ha Kyung jadi gelisah sepanjang malam gara-gara itu dan terus menerus membuka dan menutup ponselnya dengan galau. Yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul tak lama kemudian.

Il Kwon mengirim pesan permintaan maaf. Dia cemburu karena dia sangat menyukai Ha Kyung. Dia ingin bertemu dan membicarakannya. Ha Kyung senang. Tapi dia menolak menyerah begitu saja dan sengaja jual mahal dengan tidak membalas pesan itu.

 

Keesokan harinya, Bu Park membawa kedua anak buahnya ke perusahaan produksi film agar Ha Jin bisa berdiskusi dengan sutradara. Sementara Ha Jin masuk untuk bicara dengan sutradara, Bu Park sumbar tentang Ha Jin yang pernah bertemu Justin Beiber dan mengklaim kalau Justin Beiber mengenali Ha Jin dan menyapanya. Padahal yang sebenarnya Justin Beiber cuma mengira mereka adalah penggemarnya gara-gara mereka menatapnya terus.


Ha Jin bertanya-tanya apakah sutradara tidak keberatan dengan skandal yang pernah menimpanya dua tahun yang lalu. Orang-orang mungkin akan membahasnya lagi. Kalau sutradara ingin mundur, dia bisa memberitahunya sekarang.

"Apa kau ingat waktu aku bilang padamu bahwa aku menulis skenario ini sambil memikirkanmu?" Ujar Sutradara sambil menunjukkan skenario film itu, judulnya Find Me in Your Memory. Pfft!

Ia menulis skenario itu jauh sebelum Ha Jin pergi ke Amerika. Bahkan setelah kejadian itu, ia tidak pernah sekalipun berpikir dua kali untuk men-casting Ha Jin. Ha Jin senang mendengar jawabannya.

Tapi tetap saja Ha Jin belum yakin sepenuhnya dan masih ingin memikirkannya dulu. Bu Park dan Ha Kyung pun tidak memaksanya dan menyerahkan keputusan sepenuhnya pada Ha Jin, mereka akan tetap mendukungnya apapun keputusannya. Tidak perlu terlalu terburu-buru, pikirkan pelan-pelan sambil istirahat. Dia sudah bekerja terlalu keras.
 

Bukan cuma Ha Jin yang karirnya berjalan baik, Jeong Hoon pun akhirnya kembali menjadi pewarta di program berita News Live-nya. PD Kim senang banget sampai-sampai dia menyuruh anak buahnya untuk bilang ke Jeong Hoon agar tidak usah terburu-buru. Direktur Choi pun senang banget dengan kembalinya Jeong Hoon, bahkan langsung memanjakan Jeong Hoon dengan menawarinya sofa yang lebih empuk dan minuman madu untuknya.

Ngomong-ngomong, Jeong Hoon tidak mengkhawatirkan wawancaranya kan? Ini wawancara pertamanya Jeong Hoon setelah dia comeback jadi pewarta. Apa dia tidak mau menemui bintang tamunya dulu. Jeong Hoon ragu, sebaiknya tidak. Takutnya si bintang tamu akan merasa tak nyaman.

"Bukankah kalian sudah lama tidak bertemu?"

"Iya, sudah dua tahun." (Oh, siapakah bintang tamunya?)


Ternyata si bintang tamu spesial itu tak lain tak bukan adalah Yoo Tae Eun yang baru kembali dari kerja sukarelanya sebagai terapis anak di negara-negara berperang. Dan sekarang dia jadi terkenal berkat itu.

Dan sekarang setelah dia kembali ke Korea, dia akan mengadakan pameran lukisan yang digambar anak-anak yang berkonsultasi dengannya selama terapi menggambar. Hasil keuntungan pameran iu nantinya akan disumbangkan untuk pendidikan anak-anak di negara-negara yang berperang.


Usai berita, kedua sahabat itu bertemu di rooftop seperti biasanya. Tae Eun langsung sumbar tentang dirinya yang jadi semakin terkenal. Barusan saja dia menerima dua telepon yang mengundangnya sebagai bintang tamu, dan besok dia akan bertemu reporter untuk membahas pamerannya. Sepertinya dia ditakdirkan untuk tampil di TV.

"Bukankah acara amal seharusnya membuatmu jadi lebih rendah hati? Kau sudah berubah."

"Tentu saja. Sudah dua tahun berlalu. Sebenarnya aneh kau belum berubah. Apa kau masih menunggu Ha Jin? Kenapa kau tidak meneleponnya saja?"

Jeong Hoon mengaku kalau sebenarnya dia melihat Ha Jin secara kebetulan di jalan kemarin. Tae Eun heran mendengarnya, seharusnya dia menghentikan Ha Jin kalau begitu.

"Begitukah? Kalau sudah takdir, kami pasti akan bertemu lagi."

"Hadeh, kau menyedihkan sekali. Aku akan mengosongkan jadwalku akhir pekan ini. Jadi, hubungi aku. Aku akan mentraktirmu makan. Aku pergi yah."


Ha Jin sedang menonton siaran beritanya Jeong Hoon saat Ha Kyung mendadak muncul. Dia langsung panik menyembunyikan ponselnya, tapi gagal gara-gara suaranya masih terdengar.

Canggung, Ha Jin pura-pura seolah dia menonton berita itu cuma karena Tae Eun. Ha Kyung iyain ajalah, dia mau keluar sebentar, Ha Jin lanjut nonton saja dan tunggu dia kembali.


Saat Ha Kyung pulang tak lama kemudian, dia membawa beberapa jajanan dan minuman khas Korea yang sudah sangat mereka rindukan. Kembali ke rumah ini rasanya seperti tidak nyata.

Selama di Amerika, Ha Jin merasa waktunya selama di Korea bagai sebuah mimpi. Tapi saat di Korea, rasanya justru sebaliknya. Sudah cukup lama dia pergi, tapi rasanya seperti berputar di tempat yang sama.

Ha Kyung bertanya-tanya apakah itu karena Jeong Hoon? Karena Jeong Hoon kah, makanya Ha Jin belum bisa membuat keputusan tentang filmnya? Bukan cuma tentang Jeong Hoon sebenarnya. Ha Jin mengaku kalau dia masih takut. Dia masih tidak yakin apakah tidak masalah kembali ke Korea.

"Lupakan alasan lain. Jika kau masih menyukainya setelah sekian lama, maka kau harus kembali bersamanya."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments