Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 15 - 2

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 15 - 2

Polisi mendatangi Tuan Yoo dan menangkapnya atas tuduhan pelanggaran hukum medis, mengungkap catatan medis pasiennya.


Tak lama kemudian, Tuan Yoo mendatangi Tae Eun yang saat itu sedang sibuk mengosongkan kliniknya dan mengonfrontasinya. Tidak terima anaknya sendiri menjatuhkannya padahal Jeong Hoon saja tidak melakukan apapun.

Taae Eun santai mengakui kalau dia sengaja melakukan semua ini untuk menghentikan Tuan Yoo. Tapi dia mengingatkan bahwa bukan dia yang menjatuhkan Tuan Yoo, Tuan Yoo sendirilah yang menjatuhkan dirinya sendiri. Dan yang paling penting, Tuan Yoo salah.

Jeong Hoon telah menemukan cara untuk hidup di masa sekarang dengan tetap mempertahankan masa lalunya bersamanya. Justru Tuan Yoo-lah yang tidak bisa menerima itu dan tetap di masa lalu. Tuan Yoo masih saja keras kepala dan tidak nyambung dengan omongannya. Malas berdebat lagi, Tae Eun dengan cepat mengusirnya secara halus. Dia harus membereskan semua ini.


Belum selesai masalah satu, muncul lagi masalah kedua. Reporter Park membuat live streaming di internet untuk membongkar hubungan rumit antara Jeong Hoon, Ha Jin dan Seo Yeon yang merupakan mantannya Jeong Hoon sekaligus sahabatnya Ha Jin yang telah meninggal dunia.

Netizen dan para reporter jadi gempar gara-gara itu. Mereka mengira Ha Jin sudah pasti mengenal Jeong Hoon sedari dulu dan pikiran itu langsung membuat mereka menuduh Ha Jin dan Jeong Hoon selingkuh semasa Seo Yeon masih hidup.

Ha Jin yang belum mengetahui masalah itu, santai-santai saja mengecek fashionnya. Tapi tiba-tiba Bu Park muncul mengabarkan bahwa pihak perushaan produksi mendadak membatalkan pertemuan hari ini... Atau lebih tepatnya, memutus hubungan secara sepihak tanpa memberikan alasan yang jelas.

Heran, Ha Kyung langsung mengecek internet dan saat itulah mereka akhirnya tahu apa yang terjadi yang pada akhirnya membuat perusahaan produksi melakukan hal itu pada mereka.


Parahnya lagi, begitu mereka tiba di rumah, mereka mendadak diserbu puluhan reporter yang heboh menanyakan masalah ini. Ha Jin cuma bisa membeku tak tahu harus bagaimana menghadapi mereka.

Tapi untunglah Jeong Hoon muncul saat itu juga. Tanpa mengucap sepataha kata, dia menerobos kerumunan reporter itu lalu menuntun Ha Jin masuk rumah, sementara Ha Kyung yang mengurus para reporter.


Ha Jin heran, bagaimana Jeong Hoon bisa tahu. Jeong Hoon mengaku bahwa di rumahnya juga ada banyak reporter. Ha jnin berusha tetap menunjukkan wajah cerianya di hadapan jeong Hoon, padahal dia masuk kamar, wajahnya langsung berubah sedih.

Ha Kyung mengiriminya pesan, menyuruhnya untuk membuat Jeong Hoon tetap berada di rumah sampai dia kembali nanti.


Ha Jin langsung tersenyum ceria lagi saat dia keluar tak lama kemudian dengan membawakan sandal bulu untuk Jeong Hoon dan mengajak Jeong Hoon untuk membuat makan malam bersamanya. Jeong Hoon sontak melotot cemas, Ha Jin mau masak? Ha Jin dengan pedenya mengklaim kalau dia adalah seorang koki yang baik. Jeong Hoon iyain ajalah daripada ribut.

Tapi berhubung Ha Jin sudah terlalu kelaparan untuk memasak, jadi mereka makan yang sederhana saja. Dia langsung memperlihatkan lemari khusus tempat penyimpanan segala macam snack yang biasanya dikuasai Ha Kyung.

Biasanya dia hanya bisa makan semua itu jika Ha Kyung memberikannya untuknya, Ha Kyung sangat ketat dalam masalah ini. Tapi berhubung sekarang Ha Kyung sedang tidak ada di rumah, Ha Jin langsung meminta Jeong Hoon mengambilkan semua snack yang ingin dimakannya.


Mereka akhirnya menikmati jajanan itu sambil santai nonton drama. Jeong Hoon cepat kenyang dan ingin berhenti, tapi Ha Jin malah terus memaksanya makan. Dia bahkan langsung lanjut minum bir dan cola untuk Jeong Hoon.

 

Tapi suasana dengan cepat berubah sendu saat mereka mulai membicarakan masalah ini. Jeong Hoon menyadari situasi mereka pasti akan sulit untuk sementara waktu, mungkin juga akan butuh waktu lebih lama dan lebih sulit. Tapi dia ingin mereka terus seperti ini. Ha Jin setuju. Jeong Hoon pun langsung menariknya ke dalam pelukannya.


Keesokan harinya saat Jeong Hoon baru tiba di kantor, Tae Eun menghubunginya dan tiba-tiba mengaku bahwa dia sedang dalam perjalanan ke bandara. Dia mau pergi menjadi dokter sukarelawan.

Dia mengaku sudah memikirkan hal ini cukup lama, dan akhirnya sekarang dia punya kesempatan. Jeong Hoon terkejut mendengarnya, lalu bagaimana dengan kliniknya Tae Eun.

"Sudah kututup minggu lalu."

"Dan kau baru mengatakan ini padaku sekarang? Dalam perjalanan ke bandara, melalui telepon?"

Tae Eun mengklaim lupa. Tapi Jeong Hoon jangan salah paham loh yah, dia melakukan ini bukan karena Jeong Hoon. Jeong Hoon tidak banyak berarti dalam hidupnya.

"Bagaimana bisa kau bercanda sekarang?"

"Lalu apa aku harus menangis? Aku tidak melarikan diri. Untuk pertama kalinya, aku serius memikirkan apa yang ingin kulakukan lalu membuat keputusan ini. Aku bersungguh-sungguh, jangan khawatirkan aku."

"Baguslah kalau memang begitu. Tapi kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya? Aku bahkan tidak bisa mengucap selamat tinggal. Apa-apaan ini?"

"Aku tidak akan pergi selamanya. Aku merasa agak buruk harus pergi saat hidupmu sedang sulit."

"Jadi kau tidak tahu kapan kau akan kembali?"

"Aku akan memutuskan... setelah aku sampai di sana."

"Baiklah kalau begitu, berhati-hatilah. Dan beritahu aku segera setelah kau sampai di sana."


Reporter Park sedang jalan santai sambil ngemil saat seseorang tiba-tiba menumpahkan tong sampah berisi makanan busuk ke atas kepalanya. Wkwkwk! Si penyerang langsung melarikan diri dan ternyata dia Chul. (Chul keren deh)


Tapi sekarang keadaan jadi semakin memburuk. Netizen semakin sengit menyerang Ha Jin melalui medsosnya. Parahnya lagi, saat Ha Jin tiba di kantor, dia mendapati Bu Park dan Ha Kyung sibuk berdebat di telepon masing-masing.

Ternyata masalah ini juga memengaruhi karirnya Ha Jin dan banyak perusahaan periklanan yang mendadak memutus kontrak secara sepihak dengan Ha Jin. Dia benar-benar tidak punya pekerjaan apapun saat ini. Bahkan drama pun dibatalkan.

Bu Park sungguh tidak mengerti. Padahal Ha Jin bahkan tidak melakukan kejahatan apapun, apa pantas dia menerima semua kebencian ini? Si penguntit itulah yang jahat, kenapa malah Ha Jin yang disalahkan hanya karena dia selebritis.

Bu Park rasa, satu-satunya pekerjaan yang bisa dia lakukan sekarang ini adalah mengambil tawaran film di luar negeri. Memang bukan pemeran utama, tapi karakternya baik.


Bukan cuma Ha Jin, karirnya Jeong Hoon juga terancam. Direktur Choi didesak atasannya untuk mengganti pewarta beritanya. Direktur Choi tidak setuju dan berusaha membela Jeong Hoon.

Tapi si atasan tidak mau tahu dan tidak peduli. Semua orang menentangnya dan rating mereka terus turun selama seminggu terakhir. Para netizen juga terus membombardir web mereka. Dia harus diganti jika ingin menyelamatkan program berita mereka.

Direktur Choi pantang menyerah dan mengingatkan si atasan bahwa Jeong Hoon lah yang telah berjasa menaikkan peringkat program mereka, sejak dia menjadi pewarta mereka, program berita mereka menjadi yang teratas dalam hal kualitas berita.

Masalah ini akan mereda setelah beberapa waktu dan peringkat mereka pasti akan naik kembali. Saat si atasan tetap bersikukuh dengan keputusannya, Direktur Choi langsung mengancamnya untuk memecatnya juga.


PD Kim juga kesal dengan segala hal yang menimpa program berita mereka. Padahal biasanya program mereka selalu mendapat pujian, ini semua gara-gara si bacot sialan itu.

Tiba-tiba Reporter Choi yang biasanya jadi pengganti Jeong Hoon lewat dan langsung menyinggung program berita yang sedang bermasalah. Kabarnya karir Direktur Choi juga terancam.


Tak lama kemudian, PD Kim kembali ke mejanya sambil mengeluh. Jeong Hoon penasaran, tapi PD Kim dengan ketus berkata kalau dia tidak mau membicarakannya dengan Jeong Hoon.

Reaksinya itu membuat Jeong Hoon langsung tahu kalau masalahnya PD Kim pasti ada hubungannya dengannya. Ada apa sebenarnya?

"Karena kalian selalu dekat, aku jadi tidak pernah punya kedamaian."

"Apa terjadi sesuatu padanya?" Cemas Jeong Hoon.

"Presiden ingin menggantimu. Tapi tentu saja dia menolak. Makanya sekarang mereka sedang berdiskusi untuk menempatkan Tuan Han sebagai direktur baru."

"Apa? Itu tidak masuk akal. Bagaimana bisa mereka menggantikannya semudah itu?"

PD Kim mengingatkan bahwa Direktur Choi sudah pernah mendapat peringatan pertamanya dari komite disiplin satu kali. Dan hanya butuh dua kali mendapat peringatan untuk dipecat.


Jeong Hoon jadi merasa bersalah karena itu. Maka hari itu juga, Jeong Hoon pun membuat sebuah keputusan besar. Seusai membawakan berita, dia langsung mendatangi Direktur Choi untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya.

"Terima kasih karena telah menjadikanku sebagai pewarta berita. Aku merasa sangat terhormat bekerja dengan seseorang seperti anda. Anda tahan dengan apapun yang aku lakukan. Dan berkat itu, aku bisa melakukan apapun yang kuinginkan."

"Kenapa kau melakukan ini?"

"Aku tidak ingin mengganggu anda lagi dengan masalah pribadiku. Kuharap anda akan mempertahankan posisi anda untuk waktu yang lama."

Direktur Choi tidak mau menerimanya. Dia tidak pernah memikirkan News Live tanpa Jeong Hoon dan dia akan terus berpikir seperti itu. Tapi keputusan Jeong Hoon sudah bulat. Dia meminta maaf setulus hati lalu pergi.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments