Sinopsis The Crown Princess Episode 2 - 3

Sinopsis The Crown Princess Episode 2 - 3

Bahkan saat Dawin baru masuk dan belum sempat ngomong apapun, Alice langsung mengusirnya, tidak ada gunanya berusaha membujuknya, dia tidak akan mengikuti rencana gila dan tidak masuk akal itu.


Dawin pantang menyerah dan memberitahu Alice bahwa ada seorang janda yang menyamar jadi pria selama bertahun-tahun hanya demi menghidupi anak-anaknya karena dengan menjadi pria, dia bisa mendapatkan lebih banyak pekerjaan dan tidak diganggu.

Banyak polisi yang menyamar agar bisa masuk ke dalam geng mafia dan mencari informasi untuk menangkap penjahat. Selama perang dunia kedua, banyak agen mata-mata wanita yang menyamar jadi perawat musuh-musuh mereka agar bisa mengirim informasi ke negara mereka selama bertahun-tahun.

Bahkan sampai sekarang, banyak polisi ataupun penjahat yang saling menyamar dan mengendap masuk ke dalam pihak lawan dengan cara hidup, menikah dan berkeluarga selayaknya orang normal dan menunggu kesempatan untuk menyelesaikan misi mereka.

"Bahkan orang yang ingin membunuh Putri juga menggunakan metode penyamaran dan mengendap masuk untuk meracuni Putri. Jika yang di istana bukan yang palsu, maka Putri-lah yang mati sekarang. Jadi, apa sekarang Putri masih berpikir bahwa menyamar adalah cara gila dan tidak masuk akal, Yang Mulia?"

Tapi Alice tidak setuju dengan menikah. Kenapa dia harus menjadi istri seseorang? Kenapa dia tidak menjadi putri seseorang saja?


"Semua orang di perumahan militer sangat dekat. Jika tiba-tiba ada yang membawa pulang seorang anak gadis yang sudah dewasa, itu akan sangat mencurigakan."

Dawin tahu kenapa Alice menolak ide ini. Sebenarnya Alice tidak mencintai dirinya sendiri dan berpikir tidak ada seorang pun yang mencintainya. (Pfft! Sengaja mancing yah?) Alice jelas tidak terima

"Jika anda mencintai diri anda sendiri dan tahu bahwa rakyat anda mencintai anda dan menunggu anda kembali dengan selamat, maka anda pasti akan bersedia menikah demi keselamatan hidup anda sendiri. Pernikahan itu hanya sandiwara. Jika ini saja anda tidak mau, maka seharusnya anda melepaskan posisi anda pada orang lain."

"Itu keterlaluan!"

"Saya hanya berterus terang. Ini adalah misi yang diberikan pada saya dan harus saya kerjakan. Sikap saya mungkin mengesalkan bagi anda, tapi apa yang saya katakan adalah kebenaran."

Dan Alice sukses terpancing hingga akhirnya dia setuju untuk menyamar jadi rakyat jelata dan menikah... tapi dia tidak akan tinggal lama.


Raja Henry yang menyaksikan perdebatan mereka dari CCTV, akhirnya bisa lega. Dia setuju dengan misi penyamaran ini. Tapi... siapa yang akan menikahi Alice?


Tak lama kemudian, giliran Dawin yang protes keras karena ternyata dialah yang ditunjuk untuk menikah dengan Alice. Wkwkwk! Berdasarkan latar belakang dan kemampuan Dawin, Raja Henry merasa Dawin-lah yang paling sesuai dan paling bisa dipercaya untuk menikah dengan Alice. Dan lagi, dia sudah pernah menghabiskan waktu bersama Alice.

Tapi Dawin tidak setuju, dia tidak mau menikah! Itu bisa memengaruhi kehidupan pribadinya. Dia punya hak untuk menerima atau menolak misi ini.

"Tapi ini misi yang diberikan oleh Raja Henry." Ujar Chatchai.

"Aku tahu. Tapi aku tidak bisa melakukannya."

"Kau harus melakukannya! Karena ini perintah!"

Tapi Dawin keras kepala menolak dan menyatakan tidak mau mematuhi perintah. Dia bahkan tidak peduli biarpun dia harus dihukum, silahkan hukum dia sesuka hati. Pokoknya dia tidak akan menikahi Alice.


Pada saat yang bersamaan, Alice memberitahu kakeknya tentang keputusannya. Lalu kapan dia akan bertemu dengan orang yang akan menikah dengannya? Apa dia bahkan punya hak untuk memilih siapa orang yang akan dinikahinya?

"Tidak usah mengkhawatirkan itu. Aku sudah memilihnya."

"Jadi maksudnya, aku tidak bisa memilih?"

"Aku memilih orang terbaik untukmu dan aku jamin kau akan senang."

"Siapa?"

Begitu mendengar siapa orangnya, Alice langsung balik ke kamar dengan kesal lalu memerintahkan Petra untuk mencarikan Dawin. Tapi sampai beberapa lama, Petra belum juga kembali. Alice jadi tidak sabaran dan langsung saja keluar mencarinya sendiri.


Dawin termenung galau memikirkan ucapan Chatcahi tadi, bahwa misi ini berhubungan dengan negara mereka dan bukan cuma masalah satu individu. Alice adalah seorang Putri Mahkota dan dia melakukan ini demi rakyatnya. Seharusnya dia bangga menjadi negara mereka.

Tiba-tiba semua anak buahnya muncul, mereka sudah dengar bahwa Dawin-lah yang akan menikahi Putri. Wah! Dawin tersinggung, jadi mereka datang kemari cuma untuk itu dan bukan karena mereka mengkhawatirkannya?

"Justru karena kami khawatir, makanya kami mendesakmu untuk menikahi Putri." Ujar Lin.

"Betul, Bos. Ini kan cuma nikah pura-pura. Menikah sajalah." Timpal Hin.

"Kau tidak mau menikah, apa karena kau takut kalah dari Putri?" Tanya Kan.

"Tidak. Ini bukan tentang menang atau kalah. Tapi pernikahan itu bukan tugas, ini masalah perasaan. Aku bersamanya di pulau selama 2 hari 1 malam. Wanita macam apa yang sangat kerasa dan dingin. Aku tidak mau kalau aku menikah dan tinggal serumah dengannya. Jangan buang-buang waktu membujukku. Pokoknya aku tidak akan menikah."

Dia tidak sadar saat dia mengucap itu, Alice tak sengaja lewat di kamar sebelah, di mana Chatchai sedang mengawasi mereka melalui CCTV dan Alice mendengarnya.


Dan jelas saja dia kesal mendengar hinaan Dawin itu. Bagaimana bisa kakeknya memilih pria seperti ini untuk menjadi suaminya? Dia langsung masuk ke ruang sebelah dan mengonfrontasi Dawin. Dia tidak mau menikah karena dia takut kan?

Semua orang langsung keluar meninggalkan kedua orang itu berduaan dan menyaksikan mereka dari CCTV di ruang sebelah bersama Raja Henry.

Alice sinis membalikkan semua kata-kata Dawin kembali padanya. Ini namanya Siapa yang tertawa paling akhir, dialah yang akan tertawa paling keras. Waktu Dawin datang padanya untuk membujuknya menikah, apa dia tidak tahu kalau Raja Henry sudah memilihnya?

Lalu kenapa sekarang? Apa yang Dawin takutkan? Kenapa Dawin takut menikahinya? Ini cuma sandiwara. Jika Dawin tidak bisa melakukannya, maka dia harus menyerahkan pewaris tahta pada orang lain.

"Lain kali, jangan mengatakan sesuatu yang kau sendiri tidak bisa melakukannya. Itu mempermalukan martabat seorang tentara. Bisanya cuma ngomong doang."

"Tidak bisa melakukan dengan tidak mau melakukan itu berbeda, Yang Mulia. Saya bisa menikahi Yang Mulia, tapi saya tidak mau menikah."

"Kenapa tidak?"

"Apa anda yakin anda bisa menerima jawabannya, Yang Mulia?"

"Jawab."

"Saya tidak mau menikahi anda, karna saya tidak mencintai anda."


"Omong kosong. Pernikahan ini adalah sebuah tugas. Kupikir kau cukup profesional untuk memisahkan antara urusan pribadi dengan urusan kerja. Tapi ternyata, kau berpikir seperti anak kecil yang emosian."

"Saya tidak emosian, Yang Mulia. Saya hanya mengikuti hati saya. Saya tidak pernah menolak misi lain seberat apapun itu. Tapi untuk yang ini, saya tidak bisa memaksa hati saya. Anda mungkin tidak pernah mencintai siapapun, makanya ana berpikir bahwa cinta itu tidak masuk akal. Saya mungkin tidak cukup profesional untuk menjaga anda, Yang Mulia. Saya mohon maaf."

Dengan Itu, Dawin pun memutuskan untuk mengundurkan diri. Tapi bahkan sebelum dia pergi, tiba-tiba Alice berkata bahwa dia benar.

"Aku mungkin terlalu egois dan hanya memikirkan diriku sendiri. Bahkan sekalipun bukan kau, orang lain pun tidak seharusnya mengorbankan pernikahan mereka hanya untuk melindungiku. Kau boleh kembali bekerja seperti biasanya. Orang yang harus pergi, adalah aku."

Alice bahkan langsung memberitahu Chatchai bahwa dia membatalkan misi mereka ini dan akan kembali ke Hyrsos besok pagi. Dia rela tahtanya diturunkan dan menjadi rakyat jelata. Dawin jadi galau gara-gara itu.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

0 Comments