Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 15 - 1

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 15 - 1

Jeong Hoon masa bodo dengan ocehan Reporter Park dan langsung pergi mengabaikannya. Reporter Park jadi kesal, tampak jelas berniat untuk balas dendam. Para reporter lain langsung menargetnya, tapi dia sengaja mengabaikan mereka.


Direktur Choi yang sudah menunggu kedatangan Jeong Hoon sedari tadi, langsung menyuruh Jeong Hoon masuk ke ruangannya untuk menunjukkan buku itu pada Jeong Hoon. Apa Jeong Hoon tahu tentang buku ini?

"Tidak. Aku baru melihatnya sekarang."

Direktur Choi sudah menduganya, tidak mungkin Jeong Hoon akan memberi izin untuk menerbitkan sesuatu seperti ini. Bagaimana bisa dokter itu menerbitkan buku ini tanpa mengatakan apapun pada Jeong Hoon.

Hampir tidak ada apapun yang dia tutupi tentang identitas Jeong Hoon kecuali namanya yang cuma diubah jadi inisial. Makanya semua orang bisa langsung menduga Jeong Hoon-lah yang dibicarakan dalam buku ini. Para reporter itu bahkan sudah menerbitkan jutaan artikel tentang buku ini dan Jeong Hoon.


PD Kim yakin banget Jeong Hoon-lah orang yang dibicarakan dalam buku itu dan langsung berusaha menginterogasi Il Kwon. Tapi tentu saja Il Kwon juga tidak tahu apa-apa.

Kalau begitu, PD Kim mau tanya langsung saja sama Jeong Hoon. Il Kwon tak setuju, Jeong Hoon baru keluar dari rumah sakit. Jadi jangan menanyakan hal-hal seperti itu padanya. PD Kim jadi tidak tega juga dan akhirnya mengurungkan niatnya walaupun dia penasaran tingkat tinggi.


Jeong Hoon penasaran kapan Reporter Park keluar dari penjara. Il Kwon berkata sudah beberapa hari, sepertinya dia punya pengacara yang bagus, makanya dia bisa keluar dengan cepaat dan hanya dihukum dengan masa percobaan.

Dia belum mendengar apapun tentang apa saja yang dilakukan Reporter Park setelah keluar dari penjara, tapi sudah pasti dia sudah tidak bisa lagi bekerja di bidang ini. Tidak akan ada yang mau mempekerjakannya juga. Jadi mungkin dia melakukan hal lain.


Ha Jin mau membuat bekal makan siang untuk piknik sama Jeong Hoon, dia yakin Jeong Hoon pasti akan tersentuh dengan bekal buatannya.

"Kurasa dia akan menunjukkan reaksi besar dengan cara lain." Sinis Ha Kyung.

"Astaga, bagaimana kalau dia terlalu tersentuh dan menangis?" Ujar Ha Jin kepedean.

"Berusahalah sebaik mungkin. Lagipula itu bukan untukku."

"Biarpun aku tidak berusaha keras, itu pasti akan sangat lezat."

Tapi belum sempat melakukan apapun, tiba-tiba saja Ha Kyung mendapati banyak sekali artikel tentang Jeong Hoon yang menderita hipertimesia dan buku itu.


Gara-gara buku itu, Tae Eun akhirnya memutuskan mendatangi kantor polisi untuk menyerahkan diri dan mengklaim bahwa dialah orang yang membocorkan riwayat medis pasiennya.


Jeong Hoon dan Ha Jin sama-sama membaca buku itu. Tuan Yoo bahkan menulis tentang pertemuannya dengan Ha Jin dan segala hal yang dia ucapkan pada Ha Jin. Dia pesimis akan masa depan hubungan mereka karena Jeong Hoon tidak akan pernah bisa melupakan mantan kekasihnya yang sudah meninggal dunia.

 

Jeong Hoon menemui Tae Eun di rooftop dan langsung protes karena Tae Eun tidak menemuinya di rumah sakit dan cuma meninggalkan keranjang buah untuknya.

Tae Eun mengaku kalau dia melihat Ha Jin di sana, makanya dia langsung pergi karena tidak ingin mengganggu mereka. Mereka sudah balikan yah? Tae Eun lega, dia benar-benar senang segalanya berhasil.

Tapi di sisi lain dia benar-benar merasa bersalah dan meminta maaf setulus hati atas buku ayahnya. Dia sudah berusaha sebaik mungkin untuk mencegahnya, bahkan mengancam ayahnya. Seharusnya dia memberitahu Jeong Hoon tentang masalah ini dan mencari solusi bersama-sama. Maaf.

"Sejujurnya aku agak bingung dan kesal juga. Tapi kau tidak perlu minta maaf tentang ini. Ini hanya penyakit yang kuderita. Aku tidak berencana merahasiakannya selamanya. Tapi sekarang setelah semua orang tahu, aku agak takut dengan reaksi mereka."


Karena itulah, Tae Eun menyarankannya menyelesaikan masalah ini. Jeong Hoon tidak perlu menahan diri hanya karena dia dan ayahnya. Dia mengaku sudah ke kantor polisi untuk menyerahkan dirinya. Dia mengaku kalau dialah yang membocorkan riwayat medisnya Jeong Hoon.

Bagaimanapun, dia memang turut bersalah karena selama ini dia menuruti permintaan ayahnya yang selalu menyuruhnya untuk mengirimkan rekam medisnya Jeong Hoon. Tapi dia sungguh tidak tahu kalau ayahnya membutuhkan semua itu untuk dia gunakan buat bukunya.

"Mengungkap riwayat medis pasien adalah pelanggaran. Kami akan dihukum dan buku itu tidak akan dijual lagi."

"Kau ingiana aku menuntutmu?"

"Jika tidak, aku akan menuntut ayahku."

"Yoo Taae Eun."

"Aku yakin ayahku tahu kau akan lunak seperti ini. Karena itulah dia melakukan hal yang tidak masuk akal. Itulah mengapa aku ingin memperbaikinya lebih jauh lagi."

Tae Eun tidak akan tahan kalau sampai terjadi sesuatu pada Jeong Hoon karena masalah ini. Karena itulah dia memohon pada Jeong Hoon untuk melakukan itu.


Ha Kyung bertanya-tanya apakah Ha Jin sebenarnya sudah mengetahui penyakitnya Jeong Hoon itu. Tapi Ha Jin menolak menjawab dan langsung menggerutui Tuan Yoo. Bagaimana bisa seorang dokter membocokan riwayat medis pasiennya. Dia tidak berhak melakukan itu.

Dia benar-benar cemas dengan reaksi orang-orang. Semoga saja mereka tidak akan berpikir buruk tentangnya. Dia cemas kalau orang-orang akan menghakiminya padahal mereka bahkan tidak tahu apa-apa tentang Jeong Hoon. Dia kan tidak melakukan kesalahan apapun.

Berusaha menghiburnya, Ha Kyung meyakinkannya untuk tidak cemas, orang-orang gampang lupa kok. Mereka pasti akan kehilangan minat dengan cepat.

"Kuharap begitu, aku tidak ingin dia terluka lagi."


Maka demi menghibur Jeong Hoon, Ha Jin pun memutuskan mendatangi stasiun TV dan menemani Jeong Hoon selama dia melakukan siaran beritanya dan setelah beritanya usai, dia mengajak Jeong Hoon piknik tengah malam di taman.

"Aku belum pernah piknik jam segini sebelumnya."

"Waktu tidak masalah, yang penting adalah dengan siapa kau pergi. Aku abahkan sudah menyiapkan bekal dan tikar."

"Kau sendiri yang membuat (bekal) itu?" Tanya Jeong Hoon cemas. Hehe, Ha Jin kan nggak pinter masak.

"Tentu saja aku yang buat. Kenapa? Kau takut akan merasa sangat tersentuh?"

"Aku tersentuh dan takut."

"Ini pasti lezat." Ujar Ha Jin sambil berjalan mundur seperti dulu, membuat Jeong Hoon jadi cemas dan langsung menggenggam tangannya biar Ha Jin tidak jatuh sambil mengomelinya untuk berjalan dengan benar.

"Tidak berbahaya kalau kau memegangiku. Aku tahu kau akan menggenggam tanganku juga di masa depan."


Bekal yang dibawa Ha Jin ternyata buah-buahan yang dia bentuk dengan berbagai bentuk lucu. Tapi Jeong Hoon dengan cepat berubah serius dan tanya apakah Ha Jin sudah membaca buku itu, dan apakah dia merencanakan semua ini untuk menghiburnya.

"Iya."

"Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau bertemu Prof Yoo? Kau pasti sangat terkejut."

"Yang dia katakan tidak penting bagiku. Kau bilang kau bahagia. Itu cukup bagiku."

"Bagaimana sekarang? Apa kau masih bahagia?"

"Iya, aku bahagia."

"Kalau begitu, itu cukup bagiku juga. Aku senang."

"Aku tidak tahu apakah ini akan membantu, tapi orang-orang melupakan banyak hal lebih mudah daripada yang kau pikirkan. Jadi kuharap kau tidak akan terlalu kesakitan."


Tiba-tiba dia ingat duduk kelamaan seperi ini mungkin tidak baik untuk proses pemulihan lukanya Jeong Hoon. Dia langsung menyuruhnya berbaring dan memberinya kecupan singkat dan manis.

"Ini bagian terakhir dari kencan kita."

"Bagus. Aku terutama menyukai bagian yang terakhir."

Keesokan harinya, Ha Jin bertemu dengan Tae Eun. Dia sudah dengar dari Jeong Hoon tentang usaha Tae Eun untu memperbaiki situasi terkait buku itu. Makanya dia khawatir kalau Tae Eun juga akan terluka karena ini.

Tae Eun meyakinkan kalau dia baik-baik saja. Tapi dia meminta Ha Jin untuk menjaga Jeong Hoon dengan baik karena pasti sulit bagi Jeong Hoon untuk menanggung semua ini, dikhianati oleh seseorang yang sangat dipercaya.

"Aku juga ingin minta maaf padamu. Apapun yang ayahku katakan, jangan biarkan itu mengganggumu."

"Kenapa kau terus minta maaf? Itu bahkan bukan salahmu."

Tae Eun pernah bilang bahwa dia tidak ingin membuat kesalahan yang sama lagi. Tapi semua yang terjadi di masa lalu sama sekali bukan kesalahan ataupun tanggung jawab Tae Eun. Semua itu adalah keputusan Ha Jin sendiri. Jadi Tae Eun tidak perlu menyesali apa yang telah berlalu.

"Aku selalu berterima kasih padamu. Aku bersyukur saat itu dan sekarang juga. Inilah yang ingin kukatakan padamu."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments