Usai rapat, Direktur Sun terang-terangan mengaku sangat puas dengan perkembangan proyeknya dan memuji-muji Xing Yun. Sungguh tak disangka kalau ternyata kemampuan Xing Yun lebih daripada yang selama ini dia kira.
Xia Ke pun bangga padanya. Xing Yuan dengan rendah hati mengakui kalau dia bisa presentasi dengan baik berkat bantuan Xia Ke. Tapi apa maksudnya dengan ucapan Xia Ke tadi? Bahwa kantor sedang menggalakkan kesehatan diri dan hanya minum air putih? Direktur Sun kan biasanya minum teh Long Jing.
"Salah dia sendiri menunda urusanku."
Oh, Xing Yun langsung paham. Hari ini Xiao Xi keluar dari rumah sakit kan? Jangan khawatir, mereka sudah dijemput Chu Nan kok. Xia Ke mendadak cemburu, dia dan Chu Nan masih saling berhubungan?
"Tidak, tidak. Kenapa juga aku menghubunginya? Xiao Xi yang memberitahuku."
Oh yah, berhubung mereka sudah lulus sidak-nya Direktur Sun dan jika sudah tidak ada urusan lagi, Xing Yun minta izin pulang lebih awal. Xia Ke jadi curiga apa dia ada janji kencan?
Xing Yun menyangkal. Hanya saja belakangan ini dia selalu bekerja keras siang sampai malam, dia cuma ingin pulang dan istirahat. Xia Ke mengizinkan dan Xing Yun sontak melesat pergi.
Tapi di luar, tiba-tiba sepupunya - Xing Cheng, datang dan langsung menangis dalam pelukan Xing Yun. Ada apa dengannya? Apa dia bertengkar dengan suami barunya?
Xing Cheng menyangkal, pernikahannya sempurna dan mereka lagi bahagia-bahagianya. Dia bersedih untuk Xing Yun, dia sudah dengar kalau Xing Yun putus sama Chu Nan. Kenapa Xing Yun menyembunyikan masalah ini darinya?
Dia tahu saat pergi ke bank tempat kerjanya Chu Nan tadi, Chu Nan bilang kalau mereka putus karena dia yang salah sudah memperlakukan Xing Yun dengan buruk.
Dia penasaran apakah Chu Nan punya wanita lain? Bukankah Chu Nan bahkan sudah melamar Xing Yun? Dasar cowok brengsek! Xing Yun pasti sedih dan menderita banget tapi pura-pura senyum.
"Haduh, tidak usah mendramatisir lah. Oh yah, kau belum memberitahu tentang putusnya kami pada orang tuaku, kan? Aku tidak ingin mereka khawatir."
Tapi Xing Cheng terus saja heboh meyakini kalau Xing Yun menahan penderitaannya dalam hati dan menyemangatinya untuk tidak menutup-nutupi kesedihannya atau dia bakalan depresi.
Dia sudah dapat izin dari orang tuanya Xing Yun untuk mengajak Xing Yun main hari ini. Ayo! Xing Cheng langsung mengajaknya ke karaoke. Niatnya biar Xing Yun bisa melampiaskan kesedihannya, tapi malah dia sendiri yang keasyikan nyanyi-nyanyi dan tidak memberi kesempatan pada Xing Yun untuk nyanyi.Xing Yun kesal banget. Kalau tahu begini, mending dia kerja lembur aja.
Laa-lama Xing Yun ketiduran di sana. Tapi saat dia bergerak-gerak dalam tidurnya, dia malah terjatuh dari sofa. Parahnya lagi, Xing Cheng sudah menghilang entah ke mana.
Bingung, Xing Yun langsung keluar dan teriak-teriak memanggil Xing Cheng, tapi sepertinya dia sudah pergi. Kebetulan He Yu baru keluar dari ruangan sebelah dan sepertinya sudah mulai mabuk.
Melihat Xing Yun, He Yu tiba-tiba saja merangkul Xing Yun sok akrab dan berusaha mengajak Xing Yun karaokean bersamanya. Tapi Xing Yun sudah lupa sama dia dan panik sendiri dirangkul orang asing. Dia pura-pura menyetujuinya, tapi begitu He Yu lengah, dia langsung menghantam kepala He Yu pakai mic lalu kabur.
Xia Ke ketiduran di kantor saat ponselnya tiba-tiba berbunyi. Dari He Yu yang mewek lebay mengeluhkan kepalanya dan menuntut Xia Ke untuk datang ke rumah sakit sekarang juga. Xia Ke harus bertanggung jawab soalnya kepalanya dihantam sama ceweknya Xia Ke. Kepalanya berdarah sampai sekolam nih.
Xia Ke males banget mendengar ocehannya. "Apa kau tidak punya hal lain untuk dikerjakan?"
"Sungguh, cewekmu yang memukulku. Wanita di kantormu yang katanya... Apa... Maskot apalah itu. Xing siapalah namanya."
Xia Ke kaget, "maksudmu Xing Yun?"
"Yah, betul itu dia."
Gara-gara ketiduran di karaoke, Xing Yun jadi tidak ada waktu untuk pulang dan langsung berangkat kerja lebih awal daripada biasanya. Saat dia absen, mesin absennya tiba-tiba bersuara menyapanya dan memberitahu bahwa ini pertama kalinya Xing Yun absen paling awal dalam setahun ini.
Xing Yun sampai heran mendengarnya, Xia Ke pasti lagi kurang kerjaan banget. Tapi baru sedetik ngomong begitu, tiba-tiba dia melihat Xia Ke muncul di balik tembok. Waduh! Xing Yun buru-buru meralat ucapannya sendiri dan mengklaim kalau mesin absen itu keren bisa memujinya.
"Kenapa kau datang pagi-pagi sekali?"
"Aku... habis olahraga pagi. Mumpung searah, jadi sekalian saja aku masuk kantor." Dia buru-buru masuk sambil mencari ponselnya. Tapi loh... kok tidak ada, di mana ponselnya?
Dia langsung menelepon pihak karaoke dan meminta mereka untuk membantu mencarikan ponselnya. Tapi sayangnya, mereka tidak menemukan apapun di sana.
Parahnya lagi, saat dia masuk dapur, dia tidak menemukan makanan apapun di sana. Tapi saat dia kembali ke meja kerjanya, tiba-tiba sudah ada pancake disertai pesan dari Xia Ke yang menyuruhnya makan pancake itu.
Xing Yun langsung memakan pancake itu dengan senang hati, rasanya juga enak. Tapi kenapa Xia Ke ada di kantor sepagi ini dan membawakannya sarapan? Tapi tidak mungkin. Mungkin Xia Ke tidak suka sama pancake ini, makanya dikasih ke dia. Pasti begitu.
Tiba-tiba dia menoleh ke kantornya Xia Ke. Kaget, Xia Ke buru-buru menutup jendelanya dan bersembunyi. Tapi diam-diam dia senang melihat Xing Yun menikmati sarapan yang dia belikan.
Dalam rapat siang harinya, Xia Ke memberitahu para bawahannya bahwa mulai senin depan, manajer proyek dari perusahaan Jiawo akan datang dan bekerja di sini selama beberapa hari untuk mengumpulkan materi. Yang lain serius rapat, tapi Xing Yun malah ketiduran.
Xia Ke bahkan memerintahkan Amy untuk menyiapkan satu ruang kerja khusus untuk Manajer He - si manajer proyek itu, lengkap dengan kulkas berisi cola dan air mineral. Kantornya harus siap jumat depan. Amy heran mendengarnya, katanya Manajer He akan mulai bekerja senin depan?
"Kurasa dia tidak akan datang secepat itu." Xia Ke tiba-tiba mendekati Xing Yun dan berbisik di telinganya. "Dia punya urusan pribadi yang belum selesai."
Kaget, Xing Yun sontak terbangun, mengira rapat sudah selesai dan langsung saja beranjak bangkit dan sontak menubruk Xia Ke. Rapatnya belum selesai yah? Maaf, dia salah dengar. Xing Yun sontak duduk lagi.
Xia Ke akhirnya mengakhiri rapat, tapi hanya Xing Yun seorang yang dilarang pergi untuk diinterogasi. Apa Xing Yun kurang tidur semalam? Dia pasti bekerja keras yah semalam suntuk yah?
Canggung, Xing Yun berjanji tidak akan lagi pulang lebih cepat, kantor ini sudah seperti rumahnya sendiri. Maaf, tidak seharusnya dia tidur saat rapat berlangsung. Ini karena suaranya Xia Ke sangat merdu sampai membuatnya ngantuk.
"Istirahatlah sebentar di sofa." Perintah Xia Ke tiba-tiba.
Xia Ke serius, tapi Xing Yun salah mengira kalau Xia Ke mungkin lagi nyindir dia atau lagi ngetes dia. Xia Ke menegaskan kalau dia hanya merasa tidak nyaman melihat muka kurang tidurnya Xing Yun. Baiklah, Xing Yun akhirnya menurutinya dan langsung tidur di sofa.
Bersambung ke episode 8
2 Comments
Lanjut min.. Semangat 😍
ReplyDeleteLanjut....
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam