Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 6 - 1

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 6 - 1

Jeong Hoon memutuskan pergi ke rumah sakit jiwa tempat Moon Seung Ho dirawat demi memastikan penguntitnya Ha Jin bukan Seung Ho, memastikan Seung Ho masih terkurung di sana dan tidak bisa melakukan apapun, memastikan dia tidak akan lagi kehilangan siapapun karena Seung Ho.


Tae Eun yakin itu bukan ulah Seung Ho. Jeong Hoon sudah lihat sendiri orang itu masih terkurung di rumah sakit jiwa. Itu pasti ulah seorang penggemar yang terlalu terobsesi pada Ha Jin, dia kan selebritis. Ha Jin pasti akan berhati-hati mulai sekarang. Jadi jangan khawatir dan tidak suah dianggap serius.

"Aku memikirkan hal yang sama delapan tahun yang lalu. Kukira itu hanya kebetulan dan bukan masalah besar."


Dalam beberapa flashback, Jeong Hoon sebenarnya beberapa kali melihat Seung Hoo berada di dekat mereka. Saat dia menyusul Seo Yeon di depan mini market, juga saat dia dan Seo Yeon kencan di cafe.

Tapi dia tidak pernah punya pikiran macam-macam terhadap Seung Ho. Dia pikir  wajar saja mereka sering bertemu mengingat Seung Ho tinggal di area yang sama.


Seandainya saja dia pernah mencurigai Seung Ho sekali saja, seandainya saja dia menganggapnya lebioh serius, dia pasti bisa menghentikannya.

"Seo Yeon meninggal karena aku. Kurasa aku tidak akan bisa hidup jika hal yang sama terjadi lagi. Aku tidak bisa kehilangan Ha Jin."


Hari ini Jeong Hoon dan Ha Jin akan bertemu dengan Penulis Hwang dan Sutradara. Jeong Hoon tiba di rumah Ha Jin untuk menjemputnya dan langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling area perumahan itu.

Ha Jin sendiri masih bersiap-siap. Tapi dia bingung karena tidak bisa menemukan pasangan anting-antingnya di mana-mana. Aneh sekali, padahal dia sudah menyiapkan anting-anting itu di tempat terpisah buat dipakai hari ini, tapi kenapa bisa hilang satu? Terpaksa dia harus pakai anting-anting lain.

Moon Chul ternyata ada di sana juga dan berkata kalau dia akan menjemput Ha Jin nanti. Tapi Jeong Hoon tegas menolak dan menyatakan bahwa dia sendiri yang akan mengantarkan Ha Jin pulang nanti.

Penulis Hwang tampak sangat senang bertemu mereka berdua dan tak segan memuji betapa serasinya mereka dan juga aktingnya Ha Jin di film terbarunya. Dia bahkan jadi yakin dengan castingnya Ha Jin setelah menonton filmnya. Tapi si sutradara tampak kurang ramah dan lebih banyak diam.

Saat mereka hendak makan, Ha Jin santai saja mau mengambil salah satu lauk. Tapi Jeong Hoon dengan cepat menghentikannya karena itu udang, Ha Jin tidak boleh makan udang.

Dia tahu kalau Ha Jin alergi udang karena dulu Seo Yeon pernah cerita bahwa Ha Na alergi udang, bahkan sampai pernah dilarikan ke rumah sakit. Penulis Hwang jadi tak enak mendengar Ha Jin alergi, tapi di sisi lain dia kagum juga karena pacarnya Ha Jin tahu banyak hal tentang Ha Jin. Ha Jin beruntung punya pacar perhatian.

Ha Jin mesem canggung mendengarnya. Diam-diam dia berbisik menanyakan bagaimana Jeong Hoon bisa tahu? Apa dia pernah bilang? Tapi tentu saja Jeong Hoon tak bisa menjawabnya dan buru-buru menghindar dengan alasan ke toilet. Kebetulan Penulis Hwang juga mendapat telepon, jadi dia keluar untuk mengangkat teleponnya.


Jadilah Ha Jin berduaan dengan si sutradara dan seketika itu pula si sutradara mulai menunjukkan sikapnya yang sebenarnya dan terang-terangan menyuruh Ha Jin untuk mundur saja dari drama ini.

Dia menyetujui Ha Jin hanya karena Penulis Hwang menginginkannya, tapi sebenarnya tidak setuju. Dia menginginkan aktris lain yang lebih elegan, sedangkan Ha Jin sama sekali tidak elegan dan sama sekali tidak cocok jadi pewarta.

Dia bahkan menuduh Ha Jin menerima drama ini karena pacarnya. Tidak usah buang-buang waktu dan tenaga dan akhiri saja sampai di sini. Penulis Hwang cuma tergila-gila pada Jeong Hoon, jadi pasti akan sadar Ha Jin tidak cocok dengan peran ini setelah mendengar membaca skripnya. Jadi sebaiknya dia mundur saja dari peran ini dengan alasan dia sibuk atau sakit. Tanpa mereka sadari, Jeong Hoon sebenarnya ada di luar dan menguping percakapan mereka.


Saat mereka berempat berkumpul lagi, Jeong Hoon pura-pura tak tahu apa-apa, tapi dia meyakinkan mereka bahwa dia akan berusaha menjadi guru yang baik bagi Ha Jin hingga mereka akan terkejut mendengar betapa realistisnya Ha Jin saat pembacaan naskah nanti.

Tapi dia penasaran, apakah Ha Jin mendapatkan peran ini karena hubungan mereka? Dia hanya khawatir orang-orang akan berpikir bahwa dia mendapatkan peran ini karena pacarnya.

Sutradara diam saja, tapi Penulis Hwang menyangkal keras, sama sekali tidak seperti itu, mereka tidak mungkin melakukan itu.

"Benar, bukan? Kurasa itu pertanyaan tidak penting. Mereka yang berpikir bodoh seperti itu adalah orang aneh." Sindir Jeong Hoon.

Tidak sadar Jeong Hoon menyindir siapa, Penulis Hwang langsung setuju dengannya. Mereka tidak boleh berurusan dengan orang brengsek semacam itu. Ha Jin tidak usah sakit hati hanya karena gosip semacam itu.


Ha Jin termenung sedih sepanjang perjalanan pulang. Tapi di tengah jalan, dia tiba-tiba meminta Jeong Hoon untuk membelikannya sekaleng bir. Dia benar-benar sedang frustasi.

Jeong Hoon menurutinya dan tampak terpesona saat melihat Ha Jin meneguk birnya. Tapi tiba-tiba Ha Jin cegukan dan langsung keluar cari angin.


Duduk bersama di tangga sebuah gang, Ha Jin bisa menduga kalau Jeong Hoon pasti mendengar semua percakapannya dengan si sutradara. Jeong Hoon mengaku tidak semuanya, hanya beberapa kalimat saja.

"Tapi kenapa tiba-tiba kau bicara banmal padaku?"

"Sudah saatnya kita saling bicara banmal. Sampai kapan aku harus memanggilmu Pewarta Lee terus?"

Jeong Hoon boleh bicara banmal padanya juga kok. Apa Jeong Hoon juga berpikir sama seperti si sutradara? Apa Jeong Hoon pikir dia tampak murahan? Apa dia seburuk itu?



"Sutradara apanya? Dia cuma orang brengsek." Maki Jeong Hoon. "Dia tidak bisa mengatakan apapun di depan sang penulis, tapi mengancam aktris di belakang penulis. Kenapa juga kau peduli dengan bedebah seperti itu?"

Jika Ha Jin sangat ingin tampil di drama ini, maka dia harus melakukannya. Bukankah dia tipe orang yang mengejar keinginannya? Ha Jin tercengang mendengarnya, apa boleh seorang pewarta menjelek-jelekkan orang seperti itu?

"Kenapa tidak boleh? Aku sangat pintar memaki orang."

Terpana, Ha Jin memutuskan menyerah saja. Bukan dramanya maksudnya, dia akan tetap membintangi drama itu apapun yang terjadi, bahkan sekalipun karena dendam.

Yang dia maksud menyerah adalah menyerah bicara banmal pada Jeong Hoon, jadi Jeong Hoon juga jangan bicara banmal padanya. Mendengar Jeong Hoon bicara banmal padanya membuat hatinya berdebar.


"Dan juga, jangan salahkan aku nanti. Ini salahmu sendiri." Ujar Ha Jin lalu mendekat dan mengecup bibir Jeong Hoon. Kaget, Jeong Hoon sontak mendorongnya. Mereka tidak boleh melakukan ini. Mereka akan menyesalinya.

"Aku tidak akan menyesalinya."

"Kau pasti akan menyesal. Mungkin kau akan lebih menyesal daripada aku."


Ha Jin akhirnya pulang dengan hati dongkol dan sedih. Ha Kyung penasaran bagaimana meeting-nya? Apa berjalan dengan lancar? apa jangan-jangan Ha Jin mabuk dan bikin perkara? Karena itukah dia tampak sedih?

Dia pasti membuat masalah kan? Apa yang dia lakukan? Apa dia terlalu bersemangat atau sok akrab sama mereka? Haduh! Bagaimana dia akan memperbaikinya sekarang?! Bagaimana kalau mereka malah menolak Ha Jin?

"Kenapa tidak? Kenapa aku tidak boleh melakukannya? Kenapa tidak boleh aku?"

"Tidak boleh kau? Mereka sudah menolakmu?"

"Lalu kenapa dia baik padaku?"

"Baik?"

"Seharusnya dia membiarkanku makan udang itu!"

"Udang?"

"Dia menjagaku, memihakku, dan bersikap keren tanpa alasan."

"Keren?" Ha Kyung benar-benar bingung dengan arah pembicaraan ini. Apa mereka sedang membicarakan drama itu?


Males membicarakan ini lagi, Ha Jin langsung mengusirnya dan termenung sedih. Sama seperti Ha Jin, Jeong Hoon juga termenung sedih, masih sulit menerima kenyataan ini.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam