Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 5 - 4

 Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 5 - 4

Setelah membaca naskah drama itu, Ha Jin benar-benar suka dan semakin bertekad untuk mengambil drama ini atau dia akan menyesal seumur hidup. Tapi bagaimana dengan Pewarta Lee? Apa mungkin dia bakalan mau membantu memberi nasehat? Ha Jin benar-benar tak yakin, Jeong Hoon pasti akan bilang kalau dia tidak suka dengan hal-hal semacam itu.


"Kukira ada romansa di antara kalian berdua!" Heran Ha Kyung.

Memang ada, tapi tetap saja Ha Jin tak yakin. Apa mereka akan mengeluarkannya dari drama ini kalau Jeong Hoon menolak sebagai penasehat? Ha Kyung yakin tidak, casting kan masalah serius. Tapi, sebaiknya dia coba tanya saja pada Jeong Hoon. Jauh lebih baik jika sutradara dan penulis skenario menyukai Ha Jin.

Benar juga. Jeong Hoon pasti mau membantunya. Belakangan ini Jeong Hoon kan baik padanya. Tapi ujung-ujungnya dia tetap tak yakin dan bingung sendiri. Apa Jeong Hoon bakalan mau?


Jeong Hoon dan Tae Eun pergi mengunjungi rumah orang tua Jeong Hoon karena hari ini adalah hari ulang tahun Ibu. Ibu menyambut mereka dengan hangat, bahkan menuntut Jeong Hoon untuk memeluknya, tapi entah mengapa ia tampak sedih.

Jeong Hoon juga memperhatikan Ibu kurusan, apa Ibu sakit? Tapi Ibu menyangkalnya dan mengklaim bahwa belakangan ini Ibu sering olahraga, makanya sekarang Ibu lebih langsing.

Tapi saat mereka hendak makan, Ayah tiba-tiba membahas tentang pacarnya Jeong Hoon dan menyuruh Jeong Hoon untuk mengenalkannya pada mereka. Lebih cepat, lebih baik. Sudah waktunya dia menikah.

Jeong Hoon menolak dengan alasan terlalu cepat membicarakan masalah pernikahan. Ayah sontak ngomel-ngomel kesal, tapi Ibu dengan cepat menghentikan Ayah.


Setelah beberapa saat menggalau ria, Ha Jin akhirnya memberanikan menelepon Jeong Hoon. Tapi alih-alih langsung minta bantuan, dia terlebih dulu menawarkan bantuan apa saja untuk Jeong Hoon. Apa Jeong Hoon mau minta bantuannya?

"Tidak. Kenapa?" Bingung Jeong Hoon.

"Pikirkan dulu baik-baik. Aku bersedia melakukan apapun."

Jeong Hoon langsung paham. "Apa kau ingin minta bantuanku?"

"Iya."

"Apa?"

"Aku tidak bisa mengatakannya sekarang. Tapi kau harus melakukannya untukku, tidak boleh menolak. Jadi, pikirkanlah baik-baik. Siapa tahu? Mungkin suatu hari kau butuh bantuanku. Nanti aku telepon lagi." Ujar Ha Jin lalu menutup teleponnya dan Jeong Hoon sontak tersenyum lebar. (Eeeeeiii, Pewarta Lee sekarang sering senyum karena Ha Jin ^^)


Saat dia kembali ke dalam, Ibu tiba-tiba penasaran tentang pacarnya Jeong Hoon dan tanya ini-itu tentang hubungan mereka. Kapan dan bagaimana pertama kali mereka bertemu? Sudah berapa lama hubungan mereka? Bagaimana wanita itu di kehidupan nyata?

Canggung, Jeong Hoon akhirnya jujur mengakui kalau itu sebenarnya kesalahpahaman, dia dan Ha Jin sebenarnya tidak pacaran. Mereka sengaja tidak mengklarifikasinya karena filmnya Ha Jin masih tayang di bioskop. Mereka akan menunggu sampai filmnya turun layar, baru mereka akan mengumumkan putus.

Ibu tetap menunjukkan wajah cerianya, bersikap seolah ini bukan masalah besar, padahal tampak jelas ia kecewa dan sedih.


Di kantor keesokan harinya, Direktur Choi tiba-tiba membelikan banyak sekali makanan enak untuk Jeong Hoon sampai membuat Jeong Hoon heran. Tapi bahkan sebelum Jeong Hoon sempat menggigit buahnya, Direktur Choi mendadak berkata kalau dia butuh bantuan Jeong Hoon. Jeong Hoon langsung batal makan, belum dia gigit kok.

"Tidak sulit kok. Bisakah kau jadi narator untuk dokumenter khusus hari jadi yayasan?"

"Aku?"

"Kau dan Ha Jin."

"Kenapa dia?"

"Menurutmu kenapa? Tentu saja karena kalian pasangan. Ini dokumenter tentang insting serigala dan cinta mereka yang agung. Jadi akan lebih bagus jika dinarasikan oleh pasangan sungguhan. Kukira kalian tidak akan bertahan lama, tapi ternyata hubungan kalian masih kuat."

"Kau tahu kami cuma pura-pura, berhentilah mendekatkan kami."

Direktur Choi pantang menyerah dan terus berusaha membujuknya. Ini demi menaikkan rating. Gara-gara kejadian dengan Presdir Oh waktu itu, Hwarang Departement Store menarik semua iklan mereka. Jadi mari buat program ini semenarik mungkin.

Jeong Hoon tak percaya mendengarnya. Seharusnya Direktur Choi diberi julukan baru 'Peri Rating'. Tapi akhirnya dia menyerah juga dan setuju untuk melakukannya.


Jeong Hoon lalu bertemu Ha Jin untuk minta bantuannya. Dan tentu saja Ha Jin langsung setuju dengan senang hati. Jeong Hoon menyuruhnya memikirkannya dulu, dia juga boleh menolak kok.

"Tidak apa-apa. Ingat apa yang kukatakan? Aku bersedia membantumu apa saja. Jadi tolong bantu aku juga. Aku tidak akan salah paham, aku tidak punya maksud tersembunyi kok."

Ha Jin benar-benar ingin membintangi drama ini. Sejak dia menjadi aktris, dia sering mencoba melakukan audisi untuk drama-dramanya Penulis Hwang, tapi selalu gagal. Ini kesempatannya sekali seumur hidup.

Baiklah, Jeong Hoon setuju untuk membantunya, tapi dia tidak mau terlibat dalam drama itu. Dia hanya akan membantu Ha Jin dalam pembacaan berita. Beritahu dia kalau jadwal meetingnya sudah ditetapkan.


Saking senangnya, Ha Jin sontak melemparkan dirinya dan memeluk Jeong Hoon erat-erat... Sebelum kemudian tersadar dan buru-buru melepaskan diri dengan canggung. Itu tidak berarti apa-apa kok, dia cuma terlalu senang makanya dia memeluk Jeong Hoon.


Il Kwon mengambil beberapa surat, tapi malah mendapati surat beramplop biru lagi. Dia langsung menyerahkannya ke Jeong Hoon dan isinya sama seperti surat pertama, foto-foto Jeong Hoon yang wajahnya disayat setiap kali bersama Ha Jin... termasuk foto saat dia memeluk Ha Jin.

Tapi dalam foto terakhir itu, si pengirim menulis pesan: Jangan salah paham, Ha Jin mencintaiku.

Semua ini membuat Jeong Hoon mulai teringat kembali akan masa lalu, pada malam kematian Seo Yeon.

Flashback.


Malam itu, Jeong Hoon ditelepon nomornya Seo Yeon, tapi yang bicara di seberang malah suara seorang pria. Dia menculik Seo Yeon dan mengikatnya di ranjang. Dan penculiknya Seo Yeon itu (si kasir mini market) juga mengucap kata-kata yang sama persis seperti penguntitnya Ha Jin.

Dia bahkan memaksa Seo Yeon untuk bilang sendiri ke Jeong Hoon bahwa hanya dia seorang yang Seo Yeon cintai. Tapi Seo Yeon begitu ketakutan sehingga satu-satunya yang dia katakan hanya memohon ampunan si penculik.

Si penculik jadi marah mendengarnya. Dia bahkan langsung memaksa Seo Yeon untuk memakai cincinya yang kontan membuat Seo Yeon menjerit kesakitan dan ketakutan.

Jeong Hoon sontak panik, tapi dia tidak tahu di mana Seo Yeon berada. Seo Yeon berhasil mendorong si penculik dan langsung panik meminta Jeong Hoon untuk menyelamatkannya.

Tapi perbuatannya itu membuat si penculik jadi semakin murka. Dia langsung mendorong Seo Yeon dan ngamuk-ngamuk menuduh Jeong Hoon-lah yang menyebabkan Seo Yeon berubah.


Jeong Hoon langsung berusaha mencarinya. Tapi sayangnya, dia tidak tahu kalau si penculik menyeret Seo Yeon ke rooftop dan mendorongnya paksa ke pagar. Tepat saat dia melihat mobilnya Jeong Hoon datang, dia mendorong Seo Yeon dari gedung itu hingga dia terjatuh di depan mobilnya Jeong Hoon dan meninggal dunia dalam pelukan Jeong Hoon.

Puas melihat Seo Yeon mati, si pembunuh dengan sengaja berteriak memanggil Jeong Hoon. Tak lama setelah itu, Jeong Hoon menemukan apartemen si pembunuh yang seluruh dinding rumahnya penuh dengan foto-fotonya Seo Yeon.


Orang gila itu santai saja menyambutnya. Jeong Hoon sontak murka menghajar orang gila itu dengan membabi buta hingga mereka sama-sama terjatuh dan membuat vas bunga pecah.

Si pembunuh langsung mengambil pecahan kacanya, tapi bukan untuk menyerang Jeong Hoon, melainkan untuk membunuh dirinya sendiri biar dia bisa menyusul Seo Yeon ke alam baka. Tapi polisi tiba-atiba datang saat itu dan meringkusnya.

Flashback end.



Ingatan itu langsung membuat Jeong Hoon memutuskan pergi ke sebuah rumah sakit jiwa, tempat si pembunuh itu diikat erat di ranjangnya. Di label kamarnya, tertulis nama orang itu adalah Moon Seong Ho. Melihat Jeong Hoon berdiri di hadapannya, Jeong Hoon sontak tertawa jahat. (Err...Moon Seong Ho, Moon Chul... Apa mungkin mereka kakak adik?)

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam