Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 10 - 4

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 10 - 4

Jeong Hoon baru tiba di kantor dan langsung berhadapan dengan Direktur Choi cemas melihat luka di pipi Jeong Hoon, apa orang itu melukai Jeong Hoon? Jeong Hoon menyangkal dengan canggung, dia cuma ceroboh hingga tak sengaja menabrak sesuatu kok.


Apapun alasannya, Direktur Chpoi langsung saja membelikannya obat dan mengingatkannya untuk merawat wajahnya dengan lebih baik, jangan malah seenaknya jalan-jalan dan memamerkan lukanya.

"Tidak apa-apa. Akuaa malah dapat salep gratis." Canda Jeong Hoon.

Direktur Choi senang melihatna bercanda lagi. Akhirnya dia kembali jadi dirinya sendiri. Tapi katanya Ha Jin dirawat di rumah sakit. Apa dia terluka?

"Untungnya dia aik-baik saja. Tapi dia pasti terguncang."

"Jeong Hoon benar. Ha Jin butuh waktu unatauak paulaih. Direktur Choi senang dia selamat. Dia sudah berusha menutupinya untuk Jeong Hoon. Tapi dia rasa, para atasan mereka tidak akan membiarkan Jeong Hoon lolos. Apapun alasannya, dia tetap meninggalkan berita. Tapi apa Jeong Hoon akan baik-baik saja? Dia harus membacakan berita tentang Ha Jin nanti.

"Aku akan melakukannya. Terima kasih karena mwmbiaekanku lolos kali terakhir dan juga kemarin. Aku akan berpikir jernih dan melakukannya dengan baik."


Il Kwon baru kembali ke kantor tak lama kemudian dan langsung sumbar tentang aksinya yang mengungkapkan wajah penculiknya Ha Jin. Apa Jeong Hoon sudah menontonnya?

"Siapa yang mengajarimu untuk mengungkap identitas pelaku seperti itu?"

"Menurutmu siapa? Aku satu-satunya juniormu. Seluruh dunia harus tahu siapa penculik Ha Jin tersayang."

"Ha Jin tersayang? Kalian pasti dekat yah?"

"Tentu saja. Aku baru saja kembali dari pesta kejutan ulang tahunnya."

"Dia mengadakan pesta ulang tahun kejutan?"

"Iya, aku pergi bersama Ha Kyung... err... aku mengunjungi rumah sakit bersama Ha Kyung dan mengadakan pesta kecil. Dia terlihat jauh lebih baik sekarang."

Mendengar itu, Jeong Hoon mulai memikirkan sesuatu lalu pergi entah ke mana.


Seung Ho melihat berita penangkapan Sutradara Ji itu dan langsung teingat pertemuan pertama mereka dulu, saat Sutradara Ji mengunjunginya di penjara dan langsung to the point mengutarakan apa yang dia ketahui tentang Seung Ho. Dia pembunuhnya Seo Yeon.

Tapi dia meyakinkan Seung Hoo bahwa mereka satu tim. Dia lalu memperlihatkan foto dan berita skandal hubungan Jeong Hoon dengan Ha Jin. Sutradara Ji mengklaim kalau kedua orang itu pasti akan putus, jadi itu bukan masalah besar. Hanya saja dia kesal saat melihata mereka berkencan. Mereka tidak boleh bersama.

Karena itulah, Sutradara Ji meminta Seung Ho untuk memberitahunya tentang segala hal yang pernah Seung Ho lakukan pada Jeong Hoon. Dengan begitu, Jeong Hoon akan takut dan menjauhi Ha Jin.

Dengan begini juga Seung Ho bisa balas dendam pada Jeong Hoon. Bukankah ini sama-sama menguntungkan mereka? Ide bagus, Seung Ho setuju.


Tapi Seung Ho sama sekali tidak senang dengan tertangkapnya Sutradara Ji, yang itu artinya, Jeong Hoon bisa memulai lembaran baru dengan Ha Jin. Dia tidak akan membiarkan membiarkan itu terjadi.


Ha Kyung melihat Ha Jin masih terus bersedih sepanjang hari ini. Katakan saja, ada apa dengannya? Ha Jin terus berkata dia baik-baik saja, tapi Ha Kyung tidak bisa dibohongi. Dia bisa melihat dengan jelas Ha Jin sedang sedih. Apa dia masih takut? Masih gelisah?

"Semuanya sudah berakhir. Kau tidak perlu khawatir sekarang."

"Kurasa ini benar-benar berakhir sekarang. Kurasa aku sudha jadi masa lalua bagi Pewarta Lee."

Ha Jin yakin Jeong Hooan abaik padanya selama ini hanya karena masalah penguntit itu. Tepi sekarang Jeong Hoon tidak perlu khawatir lagi. Ha Jin takut, Jeong Hoon akan menianggalkannya dan mendoakannya bahagia seperti dulu.

"Jadi itu alasanmu tidak meneleponnya dan gelisah sepanjang hari?"

"Iya, aku takut."


Berusaha menghiburnya, Ha Kyung apun mengajaknya keluar cari angin di rooftop di mana mereka bisa melihat pemandangan malam kota yang indah. Bagaimana? Apa Ha Jin merasa lebih baik sekarang?

"Kurasa aku akan merasa lebih baik dengan tteokbokki."

"Tidak boleh makan tteokbokki."

"Kalau begitu ayam goreng."

"Ayam goreng juga tidak boleh."

"Aaaah~~~ Aku sedih."

"Sedih? Udara segar bisa membangkitkan semangat. Di sini dingin biar kuambilkan selimut."

"Belikan saja aku makanan."

"Bagaimana kalau kita lari-lari di sekitar sini? Itu bisa membangkitkan suasana hati kita."

"Ambilkan selimut saja."

"Oke. Tunggu di sini. Aku akan cepat."


Tak lama setelah Ha Kyung pergi, ada orang lain yang datang. Ha Jin mengira Ha Kyung kembali, tapi ternyata Jeong Hoon lah yang datang dengan senyum manis dan penuh perhatian menanyakan bagaimana keadaan Ha Jin sekarang. Dia tidak menelepon karena ingin Ha Jin abisa istirahat tanpa gangguan. Tapi Ha Jin hanya menatapnya dengan sedih.

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?"

"Kenapa kau tidak menelepon sekalipun setelah meninggalkanku pagi ini? Apa kau tahu berapa lama aku menunggu teleponmu?"

"Ah, begitu yah? Aku tidak mengira kau akan menunggu teleponku. Ada sesuatu yang harus kuurus, jadi aku teralihkan."


Tiba-tiba dia menggenggam tangan Ha Jin lalu membawanya melihat sebuah kado besar yang dibawanya. Ini hadiah ulang tahun untuk Ha Jin. Dia tidak tahu hadiah memberi hadiah apa, jadi dia butuh waktu untuk memilihnya. Bukalah.

"Kurharap kau menyukainya."

"Kau pergi untuk membelikanku hadiah?"

Ha Jin pun membuka kado itu dan mendapati isinya penuh dengan berbagai barang perlengkapan tidur seperti boneka, penutup mata, dll. Ha Jin kan tidak bisa tidur nyenyak karena mimpi buruk, semua ini bisa membantunya tidur lebih nyenyak.

"Aku ingian kau bisa tidur tanpa mimpi buruk. Jadi aku memilih semuanya."


Tapi Ha Jin tidak tampak senang sedikitpun. Jeong Hoon jelas bingung. Kenapa? Dia tidak suka hadiahnya ini? Ha Jin menyangkal. Dia menyukainya kok, dia merasa tersentuh. Terima kasih.

"Tapi kau tidak terlihat tersentuh."

"Aku sangat terharu, tapi..."

"Tapi?"

"Aku takut, bahwa ini mungkin adalah akhir."

Semua ini dimulai dengan cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Lalu ada penguntit. Karena Jeong Hoon mengkhawatirkannya dan takut terjadi sesuatu padanya, jadi Jeong Hoon menjaganya.

Tapi sekarang setelah si penguntit tertangkap, maka itu artinya ini benar-benar berakhir. Ha Jin takut Jeong Hoon baik padanya hinga akhir lalu mengucap selamat tinggal seperti yang waktu itu. Begitukah?


Jeong Hoon menyangkal. "Aku tidak akan mengucap perpisahan. Aku tidak akan mengucap selamat tinggal mulai sekarang."

"Kenapa?"

"Karena aku ingin tetap di sisimu sekarang. Jadi kau tidak perlu khawatir."

Senyum Ha Jin merekah seketika. "Kau tidak bisa menariknya kembali. Janji, yah?"

"Aku janji." Jeong Hoon tiba-tiba mendekat lalu memberinya kecupan singkat dan manis di bibirnya.  Itu hadiah ulang tahunnya. "Selamat ulang tahun."

Jeong Hoon lalu menciumnya lagi, lebih lama, sebelum kemudian dia melepaskan diri dan menatap Ha Jin dengan penuh cinta.

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam