Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 3 - 3

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 3 - 3

Jeong Hoon baru duduk di depan kamera saat Ha Jin mengirim pesan, kesal karena Jeong Hoon tidak menjawab teleponnya, dia ingin bertemu seusai acara beritanya Jeong Hoon nanti. Tapi Jeong Hoon tetap mengabaikannya.


PD Kim langsung gatel menggodainya. Jeong Hoon pasti bahagia banget yah pacaran sama aktris cantik. Berusaha bersabar, Jeong Hoon mengiyakan saja sambil senyum manis.

Tapi PD Kim malah tambah getol menggodainya. Dia penasaran kenapa Jeong Hoon mendadak membeku waktu wawancara? Apa karena dia tidak tega besikap kejam sama pacarnya sendiri, makanya dia mendadak diam? Ataukah hubungan mereka sangat mesra sehingga Jeong Hoon mendadak memikirkan hal lain? Ha Jin bilang kalau dia s~~si saat mengkritik orang. Lalu apa yang Jeong Hoon anggap s~~si dari Ha Jin? Oh, dia tahu, tubuhnya Ha Jin kan bagus.

Jeong Hoon benar-benar jadi kesal sekarang. "Aku benar-benar tidak tahan lagi sekarang." Geram Jeong Hoon lalu tiba-tiba saja dia beranjak bangkit dari kursinya yang kontan saja membuat PD Kim jadi ketakutan.

Dia bahkan langsung berjengit kaget saat pintu terbuka, mengira Jeong Hoon mendatanginya untuk meninjunya atau apa gitu, tapi ternyata cuma seorang staf yang memberitahu bahwa Jeong Hoon sudah tidak tahan lagi... jadi dia ke toilet sebentar. Wkwkwk!


Jeong Hoon ternyata keluar untuk menelepon Tae Eun untuk tanya apa yang akan terjadi jika Ha Jin mendapatkan ingatannya kembali.

"Mungkin, dia akan sangat menderita dan mungkin akan jauh lebih buruk daripada sebelumnya."

"Apa ada kemungkinan ingatannya tidak akan pernah kembali?"

"Mungkin. Itu jarang terjadi, tapi beberapa orang mengalaminya, ingatan mereka tidak kembali sampai beberapa lama. Tapi aku tidak bisa menjamin apapun."

"Setengah dari diriku iri padanya, tapi setengahnya lagi merasa kasihan padanya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaannya harus hidup tanpa ingatannya yang berharga. Menurutmu siapa di antara kami yang paling menyedihkan? Aku yang tidak bisa melupakan ingatan-ingatanku seumur hidupku atau Yeo Ha Jin yang melupakan ingatannya untuk bertahan hidup?"

Ha Jin mengirim pesan lagi saat itu, masih setia menanti balasan Jeong Hoon. Kenapa Jeong Hoon belum membalas pesannya? Apa mata Jeong Hoon lagi sakit, makanya Jeong Hoon tidak membaca pesannya? Atau jarinya terluka sehingga dia tidak bisa membalas pesannya? Pokoknya Jeong Hoon harus menghubunginya, penting soalnya.


Tak lama kemudian, akhirnya ada telepon berbunyi. Ha Jin langsung lari keluar kamar dengan semangat 45 sampai dia kesandung dan terjatuh. Parahnya lagi, yang bunyi itu malah bukan teleponnya sendiri, melainkan teleponnya Ha Kyung, dari Bu Park yang mengabarkan besok jadwalnya Ha Jin adalah interview.

Ha Kyung sampai heran melihatnya, apa Ha Jin mengira Jeong Hoon yang menelepon? Ha Jin mengakuinya, tapi Jeong Hoon belum menelepon balik sampai sekarang. Mungkin Jeong Hoon sibuk banget.

Ha Kyung pesimis, dia tidak yakin Jeong Hoon belum menelepon cuma karena sibuk. Ha Jin langsung kecewa. Ha Kyung tercengang melihat reaksinya, dia beneran suka sama Jeong Hoon? Serius?

"Kenapa kau tidak jawab?"

"Aku sedang berpikir."

"Apa? Tapi kau tidak pernah berpikir." (Wkwkwk! Adik macam apa ini?)


Ah, entahlah. Ha Jin sendiri sebenarnya masih bingung apakah perasaannya ini serius mengingat mereka belum banyak bertemu. Tapi dia penasaran dan khawatir. Waktu Jeong Hoon mendadak membeku di tengah siaran, kadang-kadang dia terlihat seolah pikirannya melayang entah ke mana.

"Aku tahu dia ada di hadapanku, tapi rasanya dia seperti berada di alam lain. Tapi setiap kali itu terjadi, dia tampak sedih dan seperti dalam bahaya. Entah kenapa jika aku tidak mempertahankannya, dia mungkin akan menghilang."

"Ngomong apa sih kau?"

"Kau tidak akan amengerti. Oh, itu. Diam selalu lebih sulit daripada kata-kata. Kau yang bilang itu padaku."

"Ya, benar. Tapi percuma cinta bertepuk sebelah tangan. Aku ragu itu akan berhasil untukmu. Dia langsung menolakmu dan mengabaikan semua telepon dan pesanmu."


Tidak masalah, Ha Jin tetap positive thinking seperti biasanya, belum berakhir sampai benar-benar berakhir. Baru diomongin, tepat saat itu juga, ponselnya Ha Jin berbunyi... dari Jeong Hoon. Akhirnya! Ha Jin laget banget sampai sulit mempercayainya.


Jeong Hoon minta maaf karena lama merespon dengan alasan dia sibuk banget. Ha Jin langsung sumringah, tidak apa-apa kok, dia mengerti. Ha Jin ingin mereka bertemu untuk bicara empat mata karena situasinya sekarang berubah.

Jeong Hoon setuju, dia sendiri ingin mengatakan sesuatu pada Ha Jin. Bagaimana kalau besok. Tapi Ha Jin besok tidak ada waktu senggang, jadi dia minta bertemu malam ini juga setelah acara beritanya Jeong Hoon selesai. Oke, Jeong Hoon setuju.


Ha Kyung heran mendengar Jeong Hoon mendadak setuju bertemu setelah seharian mengabaikannya. Dia tidak yakin kalau Jeong Hoon bakalan menyetujui rencana Ha Jin. Dia mungkin bakalan heboh kalau Ha Jin memintanya untuk meneruskan kencan pura-pura ini selama dua bulan.

Tepat saat itu juga, acara beritanya Jeong Hoon dimulai. Ha Jin benar-benar penasaran apa yang ingin Jeong Hoon katakan padanya? Apakah dia mau mengatakan sesuatu yang baik atau buruk?

"Kurasa tidak seharusnya kau leyeh-leyeh. Kau mau pergi dengan penampilan begitu? Kau harus siap dalam waktu 40 menit kalau ingin sampai di sana tepat waktu."

Baru sadar, Ha Jin sontak lari ke kamarnya lalu mengambil setumpuk baju dan minta pendapat Ha Kyung. Baju yang mana yang paling bagus. Ha Kyung asal saja menjawab yang silver.


Tapi dalam perjalanan tak lama kemudian, Ha Kyung kesal karena Ha Jin ternyata pakai baju lain. Ngapain tanya pendapatnya kalau ujung-ujungnya Ha Jin memakai baju pilihannya sendiri?

"Tidak, kau sangat membantu kok. Aku menyingkirkan semua yang kau sukai, selesai deh."


Saat tiba di cafe tempat janjian mereka, Jeong Hoon ternyata sudah tiba duluan. Sikapnya kali ini sangat ramah pada Ha Jin. Saat Ha Jin salah berpijak di tangga, Jeong Hoon sigap menangkapnya. Dia bahkan tersenyum ramah yang kontan saja membuat Ha Jin semakin kesengsem padanya.

"Berhati-hatilah. Aku tidak boleh lengah saat bersamamu. Naiklah dengan hati-hati dan jangan terjatuh lagi."

Ha Jin bahagia. "Baik."


Ha Jin sudah lebih memesankan cocktail untuk mereka berdua, tapi dia meyakinkan kalau punyanya Jeong Hoon tidak ada alkoholnya. Tapi saat dia mencoba mencicipi minumannya sendiri, dia malah bingung karena tidak merasakan alkohol. Jelas minuman mereka tertukar.

"Lihalah. Aku benar-benar tidak boleh lengah. Ini enak dan aku suka suasana di sini."

Ha Jin tiba-tiba ingin memotret dan mengabadikan pemandangan indah malam ini. Dia janji tidak akan memotret Jeong Hoon dan tidak akan pula mengunggahnya di internet. Tapi saat dia selfie, dia sengaja mengambil gambar Jeong Hoon di latar belakang.

"Bukankah biasanya orang-orang sepertimu tidak suka foto?" Heran Jeong Hoon. "Kau sudah sering difoto sebagai seoranbg selebritis."

Memang benar. Beberapa selebritis tidak suka difoto, tapi Ha Jin suka. Karena dengan memiliki foto-foto, dia tidak akan lupa. Ingatannya tidak bagus, makanya dia melupakan banyak hal.

"Tapi jika dipotret, maka kenangan ini tidak akan menghilang dan aku tidak perlu gugup karena tidak ingat. Saat aku melihat foto-foto ini kelak, aku akan merasa yakin bahwa aku hidup dan bekerja keras dengan baik. Kenapa? Apa aku terlihat aneh lagi?"

"Tidak. Jika dipikir-pikir, aku bisa mengerti alasanmu melakukaan itu. Ingatanku sangat bagus."

"Apa? Apa kau sedang pamer?"


Mengalihkan topik ke tujuan utamanya, Ha Jin memberitahu bahwa presdiksi Jeong Hoon salah. Ternyata filmnya sukses besar, jadi sepertinya tidak akan turun layar dalam waktu dua pekan. Karena itulah, Ha Jin ingin memperpanjang masa pacaran pura-pura mereka setidaknya dua bulan... atau mungkin lebih lama.

Dan Jeong Hoon langsung setuju dengan mudah, begitu mudahnya sehingga membuat Ha Jin jadi bingung alih-alih merasa senang. Dia jadi penasaran apakah terjadi sesuatu pada Jeong Hoon?

Jeong Hoon dia tampak berbeda hari ini, dia tampak lebih baik dan lebih lembut padanya, seolah Jeong Hoon berubah pikiran terhadapnya. Sangat berbeda dari sikapnya yang sebelumnya sangat dingin terhadapnya. Jeong Hoon bahkan pernah bilang kalau dia benci dengan orang ceroboh dan tidak pengertian seperti dirinya.

"Ha Jin-ssi, kau orang yang baik. Aku ingin kau selalu bahagia." Ucap Jeong Hoon setulus hati.

Tapi kata-katanya itu malah membuat Ha Jin jadi semakin cemas. Karena biarpun kata-kata itu bermaksud baik, tapi rasanya seolah mereka tidak akan bertemu lagi.
 

"Kau benar. Kuharap kau tidak akan pernah lagi menghubungiku atau meminta bertemu denganku lagi. Inilah alasanku ingin bertemu denganmu."

Senyum Ha Jin menghilang seketika. Bukankah tadi Jeong Hoon menyetujui permintaannya? Jeong Hoon tadi bilang kalau dia boleh melakukan apapun yang dia suka dan terserah mau berapa lama. Lalu apa alasan Jeong Hoon berkata seperti itu sekarang?

Jeong Hoon menegaskan bahwa masalah hubungan mereka bukanlah sesuatu yang penting karena pada dasarnya, semua itu palsu. Awalnya mereka berdua hanyalah dua orang asing sampai saat wawancara waktu itu. Jadi lebih baik jika mereka kembali ke tempat asal mereka. Itu saja alasannya, sesederhana itu.

Dia akan tetap bertanggung jawab untuk meneruskan skandal cinta ini sampai saat Ha Jin merilis berita putusnya hubungan mereka setelah filmnya turun layar nanti. Ha Jin begitu tercengang sampai tidak bisa berkata-kata.
 

Tak lama kemudian, mereka pun pergi sendiri-sendiri. Tapi sesampainya di rumah, Ha Jin tidak sadar ada orang misterius yang memotretnya diam-diam. Hmm, paparazzi kah? Atau penguntit?

Sepertinya dia penguntit itu yang selalu membuntuti Ha Jin ke mana-mana dan punya semua fotonya Ha Jin saat bersama Jeong Hoon. Atau mungkin dia fan sasaeng yang cemburu dengan Jeong Hoon karena kemudian kita melihatnya menyayat foto wajah Jeong Hoon. Ih, serem!

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam