Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 9 - 1

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 9 - 1

Seung Ho tiba-tiba menelepon dan memperingatkan Jeong Hoon untuk melindungi Ha Jin jika Jeong Hoon tidak ingin kehilangan dia.


"Si bodoh itu, dia cukup mengejutkan." Seung Ho terkikik geli, jelas yang dimaksudnya adalah penguntitnya Ha Jin.

"Apa maksudmu dia cukup mengejutkan? Berapa banyak yang kau ketahui?"

"Pertanyaanmu terlalu banya. Kalau kau penasaran, temuilah aku. Yang waktu itu kau datang cuma sebentar."

"Hentikan omong kosongmu dan beri tahu aku sekarang. Siapa bajingan itu?" Tuntut Jeong Hoon. Tapi Seung Ho ngotot tidak mau bilang dan langsung menutup teleponnya.


Jeong Hoon jadi melamun terus gara-gara itu sampai-sampai dia lupa untuk mengambilkan air madu hangat untuk Ha Jin. Dia baru sadar saat Ha Jin memanggilnya. Tapi dia sengaja merahasiakan percakapan teleponnya barusn dari Ha Jin agar tak membuatnya cemas dan beralasan kalau teleponnya barusan cuma urusan kerja.

Jeong Hoon merasa bersalah. Dia bilang bahwa Ha Jin tidak perlu khawatir. Tapi nyatanya, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan hanya membuatkan air madu hangat untuk Ha Jin. Maaf.

"Tidak perlu minta maaf. Inilah yang paling kubutuhkan sekarang. Ini sempurna. Hangat dan manis."

Kalau begitu, Jeong Hoon menyuruhnya untuk menghabiskannya lalu tidur. Dia janji akan tetap di sini dan mengantarkan Ha Jin ke rumah sakit besok pagi.


Tapi Ha Jin tidak bisa tidur. Jeong Hoon mengira Ha Jin tidak bisa tidur gara-gara dia dan langsung berniat mau menutup pintu kamarnya Ha Jin. Tapi Ha Jin dengan cepat melarangnya. Dia justru akan lebih ketakutan kalau pintunya ditutup.

"Maukah kau berbincang denganku sebentar. Kurasa itu bisa membantuku tidur."

Tentu saja. Jeong Hoon akhirnya duduk di ranjangnya Ha Jin. Tapi apa yang harus mereka bicarakan?

"Akan menyenangkan jika ngobrol tentang hal-hal sederhana seperti misalnya kegemaran dan hobimu. Tapi kau tidak punya keduanya." (Pfft!)

Ha Jin penasaran apakah Jeong Hoon sejak dahulu sudah ingin menjadi seorang pewarta? Jeong Hoon mengaku waktu masih kecil, dia pernah ingin menjadi seoang penulis seperti ibunya. Tapi ternyata dia tidak berbakat, jadi dia menyerah. Setelah dia dewasa, dia ingin menjadi reporter.

"Impainmu menjadi kenyataan. Apa kau menjadi reporter demi menciptakan masyarakat yang adil?"

Tidak. Jeong Hoon tidak punya impian besar. Dia hanya kesal karena orang-orang suka menarik kembali kata-kata mereka dan berbohong, mereka bahkan tidak merasa bersalah.

Bukan berarti dia jadi reporter untuk melampiaskan kekesalannya. Dia hanya ingin publik mengetahui yang sebenarnya.

"Kurasa kau bisa dengan mudah melihat orang bisa begitu egois dan penuh dusta. Itu pasti menyakitkan."


"Apa yang kau sukai?"

"Aku? Aku sudah bilang kalau aku suka memotret. Aku juga suka olahraga dan shopping. Aku juga suka mendengarkan musik dan menonton film. Aku juga suka membaca. Tapi aku paling suka makan."

Jeong Hoon tersenyum mendengarnya. Dia menanyakan pertanyaan yang salah, sepertinya jawabannya tidak akan ada habis-habisnya.

"Kau mungkin benar. Aku suka banyak hal. Aku suka melihatmu tersenyum. Aku tahu tidak seharusnya aku merasa seperti ini dalam situasi sekarang ini. Tapi aku suka momen ini. Aku suka hanya ada kau dan aku."

Ha Jin akhirnya tertidur tak lama kemudian, Jeong Hoon mematikan lampu kamarnya sebelum kemudian keluar diam-diam.


Di rumah sakit, Ha Kyung kesal memikirkan siapa si bajingan ini. Bagaimana bisa dia mengetahui keberadaan mereka. Tiba-tiba dia mendengar langkah kaki dari luar, orang itu bergerak semakin mendekat.

Begitu orang itu sampai depan pintunya, Ha Kyung sontak membuka pintu dengan tiba-tiba sambil berteriak heboh menakuti orang itu... Dan Il Kwon sontak terjengkang saking kagetnya. Pfft! Padahal dia datang hanya untuk menjenguk Ha Kyung.


"Kukira kau terluka, tapi sepertinya kau baik-baik saja." Heran Il Kwon. "Tapi kenapa kau tadi tiba-tiba membuka pintunya."

"Ah, aku berniat membunuhmu kalau kau penguntit itu. Kenapa kau datang kemari?"

Tentu saja mengunjungi Ha Kyung. Dia pikir Ha Kyung pasti bosan. Dulu dia pernah dirawat di rumah sakit dan bosan setengah mati. Makanya dia datang untuk menemani Ha Kyung.

"Kehadiranmu saja tidak akan menghibur.

Jangan khawatir. Il Kwon sudah menyiapkan beberapa barang. Dia langsung mengeluarkan semua cemilan yang ada di tasnya lalu menarik sofa ke depan TV dan mulai menyalakannya. Nonton film adalah cara terbaik untuk menghabiskan waktu. Duduklah.

Dia mulai memilih beberapa snack sementara Ha Kyung memilih filmnya. Dia akhirnya memutuskan menonton film yang menurutnya menarik dan bisa meredakan stres. Tapi saat Il Kwon melihat filmnya, dia malah mendapati film yang menarik itu ternyata film horor.

Il Kwon rasa ini tidak akan cocok untuk pasien. Mending dia nonton film komedi saja yang bisa bikin tertawa. Tapi Ha Kyung tidak mau, malah langsung menaikkan volumenya. Film ini seru, tahu!

"Jangan bilang kalau kau tidak bisa menonton film horor."

Il Kwon menyangkal dengan penuh harga diri dan dengan pedenya menyatakan kalau dia suka nonton film horor. Tapi waktu pemeran filmnya menjerit ketakutan, Il Kwon sontak menutup kupingnya rapat-rapat. Wkwkwk! Katanya nggak takut?
 

Bahkan saat hantunya muncul, Il Kwon dengan takut-takut menutup matanya. Sedangkan Ha Kyung malah ketawa-kwtiwi seolah film itu lucu.

Saat dia ke kamar mandi tak lama kemudian, dia mendapati ikatan rambutnya longgar. Ha Kyung akhirnya memutuskan untuk melepaskan ikatan rambutnya.

Il Kwon meringkuk ketakutan menonton film horor itu sendirian. Tiba-tiba saja dia merasakan sesuatu yang aneh. Perlahan dia berbalik... dan langsung menjerit heboh melihat hantu berambut panjang di lantai.

"APA?!" Bingung si hantu yang ternyata Ha Kyung dengan rambut berantakan.

"Apa yang kau lakukan di situ?"

"Ambil remote. Kenapa melemparnya?"

"Aku kaget."

"Kau lebih mengagetkan."

"Rambutmu berantakan."

"Ikat rambutku longgar."


Baru kali ini Il Kwon melihat Ha KYung dengan rambut tergerai. Dia kayak hantu atau orang yang hidup di alam liar. Dia terlihat lebih baik dengan rambut diikat.

Ha Kyung kesal. Dia juga ingin mengikat rambutnya, tapi tangaannya lagi sakit. Il Kwon langsung berinisiatif membantunya mengikat rambutnya dan Ha Kyung tampak gugup karenanya.


Keesokan harinya, Jeong Hoon mengantarkan Ha Jin ke rumah sakit. Dia tampak lebih ceria sekarang, dia bahkan mengaku tidak bermimpi buruk semalam. Itu pasti berkat air madu hangatnya.

Tapi apa Jeong Hoon sendiri tidur nyenyak? Jeong oon tidak begadang karenanya kan? Jeong Hoon menyangkal, dia juga tidak nyenyak kok.


Ha Kyung terbangun oleh telepon dari Ha Jin yang menabarkan kalau dia sedang dalam perjalanan ke sana. Ha Kyung seketika sadar sepenuhnya dan langsung kaget mendapati dirinya sendiri tidur di sofa, sementara ranjangnya malah ditiduri Il Kwon. Pfft! Ini siapa yang pasien?

Ha Kyung langsung panik membangunkan Il Kwon, dan jadilah mereka berdua kalang kabut dengan heboh merapikan segala kekacauan yang mereka buat semalam sebelum Ha Jin dan Jeong Hoon sampai.
 
Saat jeong Hoon dan Ha Jin tiba tak lama kemudian, kedua orang itu berakting seolah Il Kwon baru saja datang. Saat Ha Jin dan Ha Kyung pergi menemui dokter, Jeong Hoon meminta Il Kwon untuk mengantarkan kedua wanita itu pulang nanti.

Dia beralasan kalau dia ada meeting penting, jadi tidak bisa mengantarkan mereka pulang. Tapi tentu saja meeting yang dimaksudnya adalah menemui Seung Ho.


Sesampainya di rumah, Il Kwon langsung menyiram tanamannya yang tak terrawat selama dia tak ada. Ah, Ha Jin baru ingat kalau rumah ini kan rumahnya Il Kwon. Dia benar-benar berterima kasih atas bantuan Il Kwon.

Ha Kyung tiba-tiba membahas latihan mereka, sebaiknya ditunda dulu minimal seminggu. Ha Jin jelas penasaran, latihan apa? Ha Kyung mengaku kalau dia mau jadi pelatih fisiknya Il Kwon.

"Kenpa tiba-tiba?"

"Kami sudah sepakat."

Ha Jin jadi tambah curiga. Ada sesuatu di antara mereka yah? Ada apa? Ha Kyung dan Il Kwon sontak menyangkal dengan kompak, tidak ada yang aneh kok. Mengalihkan topik, Ha Jin penasaran Jeong Hoon pergi ke mana. Il Kwon juga idak tahu, Jeong Hoon tidak cerita apa-apa.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam