Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 8 - 4

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 8 - 4

Jeong Hoon sedang dalam perjalanan saat tiba-tiba saja dia mencurigai mobil di belakangnya. Dia mencoba mengetesnya dengan pindah jalur dan mobil itu langsung mengikutinya.


Maka Jeong Hoon dengan sengaja putar arah mendadak dan menghadang mobil itu di lampu merah. Si penguntit yang tak lain adalah Reporter Park itu langsung panik berusaha menyembunyikan wajahnya tapi gagal. Jeong Hoo sontak menggedor pintunya dan menuntutnya keluar. Kebetulan lampu kembali hijau, Reporter Park langsung kabur saat itu juga.

Jeong Hoon langsung balik ke stasiun TV untuk mengecek foto-foto yang di-recover dari memory card-nya Reporter Park, dan mendapati semuanya berisi foto-fotonya Ha Jin.

"Astaga, dia mengambil foto-fotonya seperti penguntit." Heran Il Kwon.

"Hubungi agensi majalah tempat dia bekerja. Tanya apakah dia di kantor, laporkan padaku nanti."


Jeong Hoon langsung pergi mencari Reporter Park ke tempat kerjanya dan langsung berhadapan dengannya saat Reporter Park kebetulan baru tiba di lobi.

Reporter Park sontak kabur, tapi Jeong Hoon berhasil menangkapnya dengan cepat di tangga. Reporter Park tidak terima diperlakukan seperti ini padahal dia menghormati Jeong Hoon karena Jeong Hoon adalah seniornya.

"Caramu menghormatiku adalah dengan cara membuntutiku?"

Reporter Park pura-pura tak mengerti apa maksudnya, maka nJeong Hoon langsung mengonfrontasinya dengan foto-foto paparazzi itu. Reporter Park kan yang membuntuti Ha Jin, menyelinap masuk ke rumahnya, dan mengiriminya surat ancaman?

Reporter Prk menyangkal. Dia mengambil foto-foto ini cuma untuk dia publikasikan dalam artikel. Jeong Hoon tahu sendiri kalau dia reporter acara gosip.

Jeong Hoon tak percaya. "Aku datang kemari bukan untuk mendengarkan ocehanmu, melainkan untuk memperingatkanmu. Mulai sekarang, aku akan melakukan segala cara untuk menghentikanmu. Aku bisa memenjarakanmu atau menguburmu. Tapi sebelum itu, akan kulakukan cara cara paling mudah. Aku akan membuatmu dipecat."

Reporter Park sinis mendengarnya. Bukan dia yang mengunti Ha Jin. Baiklah, dia minta maaf karena membuntuti Jeong Hoon, tapi dia sungguh tidak mengerti kenapa kenapa Jeong Hoons semarah ini. Beberapa orang bahkan bilang kalau mereka tidak benar-benar pacaran.

"Kau sebut dirimu reporter gosip tapi kau bahkan tidak tahu kalau itu sungguhan? Karena itulah aku tidak ingin kau melakukan apapun. Mengubur reporter tidak kompeten sepertimu sangat mudah bagiku."


Reporter Park sontak panik membela dirinya dan mengaku kalau dia hanya menerima uang dari si penguntit itu. Dia memotret Ha Jin untuk dia jual pada si penguntit itu. Dia hanya melakukan apa yang disuruh oleh si penguntit.

Dia langsung membuktikannya dengan memperlihatkan chat-nya dengan si Black Sugar. Tapi ini pesan terenkripsi, jadi sulit dilacak. Dia juga menerima pembayarannya melalui mata uang virtual. Dia tidak akan bisa melacak orang ini.

"Kau pikir aku akan percaya?"

"Sungguh. Aku mengatakan yang sebenarnya. Sungguh."

Reporter Park memang tidak pernah bertemu orang itu. Tapi dia pernah mengawasi orang itu satu kali dari kejauhan. Dia tidak bisa melihat wajahnya, tapi orang itu bawa sepeda motor warna hitam. Orang itu pasti menyembunyikan sesuatu karena pelat nomornya ditutupi.


Ha Jin dan Ha Kyung memutuskan keluar ke cafe terdekat. Tapi saat Ha Jin melepas penyamarannya, dua orang wanita di meja seberang mengenalinya dan langsung diam-diam memotretnya lalu mengunggahnya ke sosmed dengan disertai hastag nama cafenya. Hadeh!

Postingan foto itu pastinya langsung ditemukan oleh si penguntit, dan berkat foto itu dia jadi mengetahui keberadaan Ha Jin dan langsung pergi ke sana.


Jeong Hoon yang cemas pun memutuskan pergi menemui Ha Jin. Tapi saat dia tiba di dekat cafe, tiba-tiba saja dia melihat pengendara motor lewat, motor warna hitam yang pelat nomornya ditutupi... persis seperti yang dibilang Reporter Park.

Ha Jin dan Ha Kyung baru keluar saat itu. Tapi saat Jeong Hoon hendak menghampiri mereka, tiba-tiba saja dia melihat si pengendara motor muncul dari belakang kedua gadis itu dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi tepat ke arah mereka.

Jeong Hoon sontak lari secepatnya ke mereka dan saat itulah kedua gadis itu melihat si pesepeda motor. Ha Kyung refleks mendorong Ha Jin sehingga mereka sama-sama terjatuh.

 

Si pengendara motir langsung kabur, sementara Ha Jin membeku di tempat karena kejadian barusan tiba-tiba saja memicu ingatan masa lalunya saat Seo Yeon mengalami kejadian serupa.


Tersadar dari lamunannya saat Jeong Hoon memanggil namanya, Ha Jin langsung mencemaskan Ha Kyung yang ternyata terluka tangannya. Dia langsung membawa Ha Kyung ke rumah sakit dan memaksanya untuk opname tanpa memedulikan protesnya.

Pokoknya Ha Kyung baru boleh pulang setelah dokter menyatakan dia baik-baik saja. Ha Kyung malah lebih mencemaskannya, Ha Jin pasti sangat shock tadi.  Jeon Hoon masuk tak lama kemudian dengan membawa polisi yang datang untuk menginterogasi mereka tentang kasus ini.

Usai interogasi, Jeong Hoon mengantarkan kedua polisi itu keluar. Mereka bertanya-tanya apakah Jeong Hoon mungkin tahu siapa kira-kira pelakunya. Tapi tentu saja Jeong Hoon tidak tahu.


Ha Jin dengan penuh perhatian menanyakan apa-apa saja yang mungkin Ha Kyung butuhkan. Tapi kecerewetannya lama-lama membuat Ha Kyung gregetan dan langsung mengusirnya. Pulanglah bersama Pewarta Lee.

"Aku tidak mau pergi."

"Kubilang pergi saja. Unnie tidak bisa tidur di sini dan aku juga tidak bisa tidur kalau ada unnie di sini. Haruskah aku pulang bersamamu? Pewarta Lee, tolong bantulah aku. Aku merasa tidak tenang meninggalkannya sendirian di rumah, bisakah kau menemaninya?"

Jeong Hoon agak ragu awalnya, tapi akhirnya dia setuju. Ha Kyung langsung menyuruh Ha Jin pualng sekarang juga. Nanti akan dia telepon kalau hasil tesnya sudah keluar.


Mereka akhirnya pulang bersama. Tapi Jeong Hoon memperhatikan Ha Jin terus melamun sepanjang jalan hingga dia jadi khawatir. Dia bahkan menolak pulang saat Ha Jin menyuruhnya pulang. Bagaimanapun, dia sudah janji untuk menemani Ha Jin, dan Ha Jin juga tampak tidak baik-baik saja.

"Kau benar. Aku tidak baik-baik saja. Si peseped motor tadi penguntitku, kan? Kau tahu, kan? Makanya tadi kau lari. Aku benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi."

"Kalau kau kesulitan, katakan saja. Jangan memendamnya sendirian. Aku di sini untuk membantumu."


Tapi Ha Jin ragu dan akhirnya masuk kamar tanpa mengatakan apapun, dia benar-benar bingung dengan ingatannya yang tiba-tiba kembali. Dia ingat saat dia menyelamatkan Seo Yeon dari si pesepeda motor dulu sehingga membuat kakinya jadi cidera.

Dari luar, Jeong Hoon tiba-tiba mendengar rintihan Ha Jin yang kontan membuatnya cemas. Ketukan pintunya juga tak terjawab, Jeong Hoon akhirnya langsung masuk dan menemukan Ha Jin gelisah dalam tidurnya.

Cemas, dia langsung membangunkan Ha Jin. "Ada apa? Apa kau bermimpi buruk?"

"Mimpi itu terasa tidak asing. Rasanya seolah aku pernah mengalaminya."

Jeong Hoon langsung beranjak bangkit untuk mengambilkannya minuman hanga, tapi Ha Jin dengan cepat menangkap tangannya dan memohonnya untuk tidak pergi. Jeong Hoon dengan lembut menggenggam tangannya dan meyakinkan kalau dia tidak akan pergi ke mana-mana. Sebentar saja.


Tapia saat dia hendk mengambil minum, tiba-tiba saja dia mendapat telepon dari Seung Ho yang entah bagaimana bisa tahu nomornya Jeong Hoon dan tahu kalau Jeong Hoon sedang bersama Ha Jin sekarang.

"Pastikan kau melindunginya jika kau tidak ingin kehilangan dia."

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam