Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 8 - 3

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 8 - 3

Ha Kyung baru sampai rumah dan menemukan ponselnya. Tapi tiba-tiba saja dia mendengar suara-suara aneh dari dalam kamar. OMG! Ada penyusup. Ha Kyung langsung mengambil payung sebagau senjata. Dengan hati-hati dia mendekati kamar itu dan membuka pintunya sepelan mungkin, dan mendapati seseorang tengah mengobrak-abrik laci meja.


Ha Kyung sontak menghantam orang itu pakai payungnya dan menghajarnya dengan ganas... sampai orang itu teriak-teriak kesakitan dan mengungkap dirinya ternyata Il Kwon.

Ha Kyung malah tambah ganas mengira dialah penguntit itu dan langsung memelintir tangannya dan hampir saja menonjoknya... sampai saat Il Kwon dengan panik meyakinkan kalau ini adalah rumahnya. Jeong Hoon memintanya untuk menggunakan rumah ini untuk mereka tinggali.

Ha Kyung akhirnya melepaskannya, maaf sudah memukulinya. Soalnya dia kira Il Kwon tuh penguntit, lagian dia ngapain sih? Il Kwon mengaku kalau dia harus mengambil beberapa barang yang berhubungan dengan mantannya. Tenyata mantannya itu berselingkuh.


Ujung-ujungnya malah Ha Kyung yang lebih emosi daripada Il Kwon. Dia sudah menduga tuh cewek nggak beres waktu Il Kwon bilang kalau pacarnya tidak sanggup menghabiskan satu set sushi. Dia selingkuh tapi malah dia yang nampar Il Kwon. Apa Il Kwon balas dendam padanya?

"Tidak. Aku tidak bisa melakukan apapun. Dia lebih memilih pria itu, aku tidak benar-benar speechless. Dia menginginkan seorang pria yang bisa diandalkan."

"Cih! Memangnya pria itu bisa diandalkan?"

"Dia petaruh MMA."

"Oh, begitu."

"Ha Kyung-ssi, apa aku kelihatan tidak bisa diandalkan?"

"Iya." Jujur Ha Kung. (Pfft!)


Tapi terus kenapa? Masa Il Kwon hanya akan duduk diam tanpa melakukan apapun? Di harus balas dendam. Tipe ideal wanita itu sepertinya pria yang kuat. Bertarung itu bukan tentang kekuatan, melainkan kemampuan. Apa Il Kwon butuh bantuannya?

"Bantuanmu?" Il kwon psimis.

"Kau tidak percaya padaku?"

Bukan begitu. Oke deh, Il Kwon setuju. Ha Kyung boleh membantunya, Ha Kyung bisa diandalkan kok. Dia santai saja mengelus kepala Ha Kyung, tapi Ha Kyung sontak menangkap tangannya lalu menekannya kuat-kuat dengan kesal sampai Il Kwon menjerit kesakitan. Tapi dia setuju untuk mulai minggu depan.


PD Kim ternyata cuma membawa mereka ke wine bar. Dan berhubung Jeong Hoon tidak bisa minum, jadi dia menyuruh Jeong Hoon untuk minum air putih saja.

"Anda bilang mau mentraktirku sesuatu yang lezat, yang anda maksud wine bar ini?" Protes Jeong Hoon.

"Keju mereka lezat, tahu. Cobalah. Atau kau ingin aku mentraktirmu makanan lain yang lebih enak?"

Jeong Hoon heran padanya. Hari ini sepetinya PD Kim tidak seperti biasanya. PD Kim mengaku bahwa sekarang dia mulai mensyukuri segala hal yang ada di sekitarnya. Jeong Hoon pasti akan mengerti jika nanti Jeong Hoon mencapai usianya.

Tiba-tiba ia mendapat telepon yang membuatnya harus keluar sebentar. Kesempatan! Jeong Hoon langsung mengajak Ha Jin kabur sekarang. Tapi baru juga mereka beranjak bangkit, PD Kim mendadak muncul di hadapan Jeong Hoon. Pfft! Gagal kabur deh.


Tak lma kemudian, PD Kim yang sudah mabuk, menelepon istrinya sambil mengoceh manja, memintanya untuk segera datang menjemputnya.

"Dia manis banget sama istrinya." Bisik Ha Jin.

Tiba-tiba PD Kim menyerahkan teleponnya pada Jeong Hoon, menyuruh Jeong Hoon untuk bicara sama istrinya, mungkin istrinya bakalan lebih mendengarkan Jeong Hoon, biasanya mereka kan dekat banget. Ha Jin jelas penasaran mendengarnya. Jeong Hoon dekat dengan istrinya PD Kim?

"Kau juga mengenalnya."

"Aku mengenalnya juga? Siapa? Selebritis?"


Dan pertanyaannya terjawab saat itu juga saat Direktur Choi datang dan PD Kim langsung memeluk sang istri tercinta sambil teriak heboh. Ha Jin kaget. Direktur Choi malu banget sama tingkah suaminya dan langsung meminta maaf pada mereka berdua.


Usai mengantarkan mereka naik taksi, Ha Jin langsung memprotes Jeong Hoon karena tidak pernah memberitahunya bahwa kedua orang itu ternyata suami-istri.

"BUkannya aku sengaja, hanya saja tidak sempat. Mobilku masih di stasiun TV, bagaimana kalau kau naik taksi?"

"Tidak masalah, tidak terlalu jauh kok. Kita jalan kaki saja."

Mereka akhirnya nge-date jalan jalan di bawah pohon-pohon sakura yang indah. Ha Jin suka suasana yang indah, sepi dan nyaman ini. Jeong Hoon penasaran kapan pembacaan naskah dramabarunya Ha Jin?

"Entahlah. Mungkin sekitar akhir bulan ini. Tapi aku khawatir karena tutor pewartaku sepertinya telah melupakanku. Kurasa aku akan jadi bahan tertawaan"

Jeong Hoon tersenyum mendengarnya. "Kapan kau ada waktu luang? Aku akan membantumu."


Ha Jin senang. Dia bebas mulai hari ini. Tapi gara-gara tidak lihat jalan, dia hampir saja terjatuh, untunglah Jeong Hoon sigap menangkapnya.

"Hati-hatilah. Aku lupa kalau aku harus selalu waspada saat berada di dekatmu."

"Kau membuatku gugup."

"Kenapa?"

Karena Ha Jin takut Jeong Hoon akan mengucap perpisahan seperti dulu. Waktu itu awalnya Jeong Hoon sangat baik padanya lalu tiba-tiba saja Jeong Hoon bilang tidak ingin lagi bertemu dengannya.

"Tapi sekarng aku tidak akan mendengarkanmu lagi. Aku ingin kau bahagia, karena itulah aku tidak akan mengucap selamat tinggal."


Keesokan harinya, Sutradara Ji mendatangi rumah Ha Jin, bermaksud menghadiahkan fotonya Ha Jin. Tapi saat bel pintunya tak mendapat jawaban dari dalam rumah, dia langsung menelepon Ha Jin.

Kebetulan Ha Jin masih di kamar dan ponselnya Ha Jin ada pada Ha Kyung, jadi dia yang menjawab teleponnya dan berbohong kalau Ha Jin sedang syuting sekarang. Mungkin bakalan lama soalnya syutingnya baru mulai. Jadi kalau Sutradara Ji ada urusan sama Ha Jin, katakan saja padanya
.
Sutradara Ji mengaku kalau dia ada di depan rumah mereka, dia mau menghadiahkan sesuatu untuk Ha Jin. Dia akan datang lagi kalau jadwalnya Ha JIn selesai nanti.

Ha Kyung dengan lancarnya mengklaim kalau syutingnya bakalan seharian penuh hari ini. Jadi mending Sutradar Ji titipkan saja hadiahnya itu ke kantor agensi. Sutradara Ji menolak dan bersikeras mau bertemu langsung dengan Ha Jin, suruh Ha Jin meneleponnya kalau sutingnya sudah selsai.

Ha Kyung mengiyakannya saja dengan sopan. Padahal begitu menutup teleponnya, dia langsung kesal mengutuki si brengsek itu lalu memutuskan untuk memblokir nomornya dari ponselnya Ha Jin.


Saat Ha Kyung memberitahukan masalah ini pada Ha Jin, Ha Jin jadi berpikir mungkin penguntitnya adalah Sutradara Ji. Mungkin dialah yag menyelinap masuk ke kamarnya dan menempelkan foto-foto itu.

Tapi pada akhirnya, dia pasti akan bertemu dengan Chul dan Sutradara Ji lagi. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana harus menghadapi mereka nantinya.

"Kau tidak perlu menghadapi mereka. Jangan. Jangan pula menjawab telepon mereka untuk sementara waktu. Nomornya sudah kublokir."


Bu Park menelepon saat iu untuk memastikan mereka aman dan baik-baik saja di rumah baru mereka. Tiba-tiba Chul muncul sa,bil protes karena dia masih harus kerja dengan artis lain bulan depan, apa itu artinya dia tidak bisa kerja bersama Ha Jin lagi? Kenapa? Apa dia melakukan kesalahan?

Bu Park berusaha menyangkal dan beralasan kalau ini cuma untuk sementara waktu. Tapi Chul tak percaya, dia yakin tidak melakukan kesalahan apapun dalam pekerjaannya, lalu kenapa dia dikeluarkan? Apa Ha Kyung menyuruh Bu Park untuk mengusirnya? Apa mereka mencurigainya sebagai penguntitnya Ha Jin?

"Bagaimana bisa kalian...? Bukan aku! Bukan aku!" Kesal Chul. (Hmm... benarkah?)

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments